Terdapat perbedaan antara “listening” dan “hearing”.
Kedua kata bahasa Inggris tersebut dalam bahasa Indonesia mempunyai arti yang
sama. Namun sebenarnya “hearing” adalah mendengar yang bersifat fisik, artinya
ada suara yang terdengar oleh telinga kita, namun tidak dicerna oleh pikiran
kita, jadi apa-apa yang terdengar oleh kita bersifat angin lalu, tidak
berkesan. “Listening” dilain pihak lebih dari
sekedar “hearing”. “Listening” melibatkan usaha-usaha aktif dari
pikiran kita dan perhatian penuh atas apa yang kita dengar melalui telinga
kita.
Dengan demikian mendengar yang efektif adalah seperti “listening” dalam Bahasa Inggris. Merupakan sebuah proses
serius yang tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kebiasaan, refleks
atau insting. Mendengar yang efektif adalah upaya untuk menghubungkan
titik-titik yang kadangkala menyatakan pesan-pesan yang tersembunyi yang perlu
kita cerna.
Setiap hari para professional mendengar petunjuk dan komando para
atasan, atau mendengar permintaan dan kompalin para konsumen. Mendengar yang
efektif dapat meningkatkan efektifitas komunikasi dan meningkatkan kinerja
organisasi.
Sayangnya kita kurang memperhatikan pentingnya mendengar secara
efektif, sehingga seringkali mengakibatkan salah komunikasi, salah terima atau
respon dari pendengar yang tidak diharapkan. Salah satu peneltian menunjukkan
rata-rata orang menghabiskan satu pertiga waktu nya dalam organisasi untuk
mendengarkan. Sehingga jika kita memiliki kecakapan mendengar yang baik, waktu
yang kita habiiskan untuk mendengar bisa lebih bermakna.
Indikasi kurangnya perhatian pada kecakapan mendengar secara
efektif adalah fakta bahwa training menjadi pembicara yang efektif sudah sering kita
dengar, namun training untuk mendengar yang efektif rasanya jarang kita
temukan. Padahal kecakapan mendengar sangatlah penting. Orang bijak mengatakan
kita dikarunia Tuhan dengan 2 telinga untuk lebih banyak mendengar dan hanya
satu mulut untuk lebih sedikit berbicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar