Aki atau Storage Battery adalah sebuah sel atau elemen sekunder
dan merupakan sumber arus listrik searah yang dapat mengubah energy kimia menjadi
energy listrik. Aki termasuk elemen elektrokimia yang dapat mempengaruhi zat
pereaksinya, sehingga disebut elemen sekunder. Kutub positif aki menggunakan
lempeng oksida dan kutub negatifnya menggunakan lempeng timbale sedangkan
larutan elektrolitnya adalah larutan asam sulfat.
Ketika aki dipakai, terjadi reaksi kimia yang mengakibatkan
endapat pada anode (reduksi) dan katode (oksidasi). Akibatnya, dalam waktu
tertentu antara anode dan katode tidak ada beda potensial, artinya aki menjadi
kosong.
Supaya aki dapat dipakai lagi, harus diisi dengan cara
mengalirkan arus listrik kea rah yang berlawanan dengan arus listrik yang
dikeluarkan aki itu. Ketika aki diisi akan terjadi pengumpulan muatan listrik.
Pengumpulan jumlah muatan listrik dinyatakan dalam ampere jam disebut tenaga aki. Pada kenyataannya, pemakaian aki tidak dapat mengeluarkan seluruh energy yang tersimpan aki itu. Oleh karenanya, aki mempunyai rendemen atau efisiensi.
Pengumpulan jumlah muatan listrik dinyatakan dalam ampere jam disebut tenaga aki. Pada kenyataannya, pemakaian aki tidak dapat mengeluarkan seluruh energy yang tersimpan aki itu. Oleh karenanya, aki mempunyai rendemen atau efisiensi.
Tester Batere Kering (Sel)
Tester
batere kering (sel). Tester ini dapat menguji berbagai jenis batere sel
kering dan baterai rechargable dengan tegangan kurang dari 2 V. Dikonfigurasi
dengan IC LM3914 sebagai indikator grafik bar bertingkat, IC LM3914 akan
memindai tingkat tegangan dari baterai yang diuji dan drive 10 LED untuk ON
atau OFF berdasarkan tegangan yang terdeteksi. Arus mengemudi [...]
Rangkaian Pengisi Accu
Rangkaian Pengisi Accu. Hampir semua jenis
kendaraan-terutama kendaraan bermotor, umumnya menggunakan accu. Fungsinya
untuk menghidupkan mesin dan mengaktifkan kerja sistem pengapian, membuat peran
aki tak bisa disepelekan, bahkan masuk ke dalam kategori sangat penting. Oleh
karena itu, aki juga perlu mendapatkan perhatian dan perawatan khusus. Accu
(aki) mobil ataupun motor yang paling banyak digunakan adalah [...]
Rangkaian Charger Accu Cepat. Pelayanan yang cepat dan
akurat sangat didambakan setiap orang. Dengan kecepatan pelayanan tentu tidak
banyak waktu yang terbuang. Dengan demikian waktu bisa dimanfaatkan sebaik
mungkin. Mungkin Anda pernah mengeluh sewaktu mengisi ulang accu mobil atau
sepeda motor Anda karena proses pengisiannya lama. Di saat yang sama Anda pun
dituntut datang atau [...]
Rangkaian Charger Ponsel Menggunakan Accu Sepeda Motor. Ini
adalah cara sederhana dan mudah untuk memanfaatkan arus dari batere (accu)
sepeda motor untuk mengisi Ponsel. Sebagian besar batere ponsel memiliki tiga
1,2 volt sel membuat tegangan menjadi 3,6 volt. Untuk isi ulang yang cepat dari
batere, setiap sel membutuhkan lebih dari 1,2 volt dan arus yangkebanyakan
sepeda motor keluaran sekarang telah menggunakan aki kering / MF type
maintenance free namun ada juga motor2 baru yang tetap masih mengandalkan aki
basah sebagai battery penyimpan sumber arus kelistrikannya.
namun banyak pengguna motor yang mengeluh tegangan aki cepat drop, indikasinya tidak kuat untuk starter engine, padahal aki basah mempunyai karakter arus lebih besar dari pada aki kering dan berpotensi lebih awet asalkan dilakukan perawatan dengan benar, yups, berikut ini beberapa tips untuk merawatnya…:
1. Pantau kuantitas maupun kualitas air aki. Mestinya air aki selalu terjaga di antara garis low level dan upper level yang biasa tertera pada kotak aki. Bila berada di bawah low level segera tambahkan. Karena, air aki berfungsi untuk membantu mendinginkan sel-sel aki. Bila air aki berkurang dan tidak segera ditambah, sel-sel di dalam aki bisa menjadi berubah bentuk (melengkung, harusnya sel-sel ini sejajar dan tegak lurus). Lengkungan sel-sel ini bisa membuat plat positif dan negatif bersentuhan, yang akhirnya memicu konsleting. Konsleting itulah yang membuat aki tidak mampu menyimpan setrum. (isilah dengan air aki /aquades (H2O) jangan dair aqqu zuur (H2 SO4), karena aqqu zuur hanya dipakai untuk pengisian pertama, sewaktu aki masih baru dibeli.
2. Periksa terminal-terminal pada aki. Cek apakah terjadi korosi atau tidak. Korosi dapat dibersihkan dengan menyiramkan air panas pada terminal-terminalnya, kemudian semprot dengan cairan penghilang karat. Lihat juga kabel-kabel positif dan negatif. Mungkin kendor atau longgar. Korosi dan kabel yang kendor membuat daya hantar arus listrik lemah. Sehingga, arus yang mengalir ke motor starter kecil dan tidak cukup kuat untuk memutar mesin. Beri gemuk atau grease pada terminal-terminal untuk mencegah korosi.
3. Selesai berkendara, matikan dulu komponen-komponen kelistrikan(apalagi yg sitem head lamp nya ter relay langsung dengan aki, spt contohnya tiger, megapro, atau vixion) sebelum mematikan mesin, agar pada saat dihidupkan kembali beban accu fokus ke sistem STARTER.
4.jangan terlalu banyak menambah variasi kelistrikan diluar kelistrikan standart nya sepeti contoh nya lampu variasi, klakson mobil, atau alarm, (untuk alarm gunakan hanya saat parkir di luar rumah, karena saat alarm bekerja kondisi parkir arus aki tersedot dan terkonsentrasi di situ, sebaiknya saat parkir dirumah / dalam waktu yg lama cukup guanakn kunci ganda + gembok yg double, untuk memper awet usia aki)
Ingat, daya tahan dan kekuatan aki sangat dipengaruhi perawatan. Biasanya, dalam satu tahun aki sudah mulai bermasalah, misalnya tidak sanggup lagi menyimpan tegangan dalam waktu yang lama. Dengan perawatan yang baik dan tepat, masa pakainya bisa lebih dari satu tahun.
semoga bermanfaat untuk juragan2 yg masih memakai aki basah
Elemen kering atau baterai adalah sumber tegangan yang dapat lebih lama mengalirkan arus listrik daripada elemen Volta. Elemen kering dibuat pertama kali pada tahun 1866, kimiawan Perancis oleh George Leclanche.
Elemen kering ini terdiri atas Zn yang berbentuk bejana dan logam dalam Zn ini dilapisi karbon (batang arang). Karena batang arang memiliki potensial lebih tinggi daripada Zn, maka batang arang sebagai anoda, sedangkan Zn sebagai katoda.
namun banyak pengguna motor yang mengeluh tegangan aki cepat drop, indikasinya tidak kuat untuk starter engine, padahal aki basah mempunyai karakter arus lebih besar dari pada aki kering dan berpotensi lebih awet asalkan dilakukan perawatan dengan benar, yups, berikut ini beberapa tips untuk merawatnya…:
1. Pantau kuantitas maupun kualitas air aki. Mestinya air aki selalu terjaga di antara garis low level dan upper level yang biasa tertera pada kotak aki. Bila berada di bawah low level segera tambahkan. Karena, air aki berfungsi untuk membantu mendinginkan sel-sel aki. Bila air aki berkurang dan tidak segera ditambah, sel-sel di dalam aki bisa menjadi berubah bentuk (melengkung, harusnya sel-sel ini sejajar dan tegak lurus). Lengkungan sel-sel ini bisa membuat plat positif dan negatif bersentuhan, yang akhirnya memicu konsleting. Konsleting itulah yang membuat aki tidak mampu menyimpan setrum. (isilah dengan air aki /aquades (H2O) jangan dair aqqu zuur (H2 SO4), karena aqqu zuur hanya dipakai untuk pengisian pertama, sewaktu aki masih baru dibeli.
2. Periksa terminal-terminal pada aki. Cek apakah terjadi korosi atau tidak. Korosi dapat dibersihkan dengan menyiramkan air panas pada terminal-terminalnya, kemudian semprot dengan cairan penghilang karat. Lihat juga kabel-kabel positif dan negatif. Mungkin kendor atau longgar. Korosi dan kabel yang kendor membuat daya hantar arus listrik lemah. Sehingga, arus yang mengalir ke motor starter kecil dan tidak cukup kuat untuk memutar mesin. Beri gemuk atau grease pada terminal-terminal untuk mencegah korosi.
3. Selesai berkendara, matikan dulu komponen-komponen kelistrikan(apalagi yg sitem head lamp nya ter relay langsung dengan aki, spt contohnya tiger, megapro, atau vixion) sebelum mematikan mesin, agar pada saat dihidupkan kembali beban accu fokus ke sistem STARTER.
4.jangan terlalu banyak menambah variasi kelistrikan diluar kelistrikan standart nya sepeti contoh nya lampu variasi, klakson mobil, atau alarm, (untuk alarm gunakan hanya saat parkir di luar rumah, karena saat alarm bekerja kondisi parkir arus aki tersedot dan terkonsentrasi di situ, sebaiknya saat parkir dirumah / dalam waktu yg lama cukup guanakn kunci ganda + gembok yg double, untuk memper awet usia aki)
Ingat, daya tahan dan kekuatan aki sangat dipengaruhi perawatan. Biasanya, dalam satu tahun aki sudah mulai bermasalah, misalnya tidak sanggup lagi menyimpan tegangan dalam waktu yang lama. Dengan perawatan yang baik dan tepat, masa pakainya bisa lebih dari satu tahun.
semoga bermanfaat untuk juragan2 yg masih memakai aki basah
Elemen kering atau baterai adalah sumber tegangan yang dapat lebih lama mengalirkan arus listrik daripada elemen Volta. Elemen kering dibuat pertama kali pada tahun 1866, kimiawan Perancis oleh George Leclanche.
Elemen kering ini terdiri atas Zn yang berbentuk bejana dan logam dalam Zn ini dilapisi karbon (batang arang). Karena batang arang memiliki potensial lebih tinggi daripada Zn, maka batang arang sebagai anoda, sedangkan Zn sebagai katoda.
Di bagian dalam elemen kering ini terdapat campuran antara
salmiak atau amonium klorida (NH4Cl) serbuk arang dan batu kawi atau mangan
dioksida (MnO2). Campuran ini berbentuk pasta yang kering. Karena elemen ini
menggunakan larutan elektrolit berbentuk pasta yang kering maka disebut elemen
kering.
Pada elemen kering, NH4Cl sebagai larutan elektrolit dan MnO2 sebagai depolarisator. Kegunaan dispolarisator yaitu dapat meniadakan polarisasi. Sehingga arus listrik pada elemen kering dapat mengalir lebih lama sebab tidak ada gelembung-gelembung gas.
Arus listrik pada baterai mengalir searah dan terjadi bila kutub positif dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh sebab itu aliran baterai dinamakan Direct Current (DC). Untuk menambah tegangan listrik baterai dapat disusun secara seri, yaitu disusun berurutan dengan kutub positif-negatif dengan berselang-seling. Misalnya 3 buah baterai mempunyai tegangan 1,5 volt yang disusun seri akan mempunyai tegangan 4,5 volt. Susunan seperti ini sering kita jumpai pada alat-alat listrik sederhana seperti senter dan walkman. Adapun pasangan paralel adalah jika masing-masing kutub baterai yang sama saling dihubungkan, tegangan listrik yang didapat bertambah, tetapi arus yang mengalir akan menjadi lebih besar.
Pada elemen kering, NH4Cl sebagai larutan elektrolit dan MnO2 sebagai depolarisator. Kegunaan dispolarisator yaitu dapat meniadakan polarisasi. Sehingga arus listrik pada elemen kering dapat mengalir lebih lama sebab tidak ada gelembung-gelembung gas.
Arus listrik pada baterai mengalir searah dan terjadi bila kutub positif dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh sebab itu aliran baterai dinamakan Direct Current (DC). Untuk menambah tegangan listrik baterai dapat disusun secara seri, yaitu disusun berurutan dengan kutub positif-negatif dengan berselang-seling. Misalnya 3 buah baterai mempunyai tegangan 1,5 volt yang disusun seri akan mempunyai tegangan 4,5 volt. Susunan seperti ini sering kita jumpai pada alat-alat listrik sederhana seperti senter dan walkman. Adapun pasangan paralel adalah jika masing-masing kutub baterai yang sama saling dihubungkan, tegangan listrik yang didapat bertambah, tetapi arus yang mengalir akan menjadi lebih besar.
Intip Bagian Aki , Kering-Basah Sama Saja
Komponen di dalam aki basah, hybrid dan kering sama saja
Sudah paham seluk-beluk aki dan bedanya . Biar lengkap dibahas juga bagian penting aki . Apalagi fungsi aki tipe basah (konvensional), hybrid dan kering (maintenance free), sama menyuplai setrum ke komponen kelistrikan motor.
Informasi ini sangat penting agar pemilik motor lebih paham tugas dan fungsi aki , terutama saat melakukan perawatan juga dapat mengetahui kondisi aki yang baik atau sudah rusak. Berikut ini bagian-bagiannya:
1. Kotak aki : Berfungsi sebagai rumah atau wadah dari komponen aki yang terdiri atas cairan aki , pelat positif dan pelat negatif berikut separatornya.
2. Tutup aki : Berada di atas, tutup aki berfungsi sebagai penutup lubang pengisian air aki ke dalam wadahnya. Sehingga aki tidak mudah tumpah. Di aki kering tertentu tidak ada komponen ini. Kalaupun ada tidak boleh dibuka.
3. Lubang ventilasi : Untuk tipe konvensional ada di samping atas dan ada slangnya. Berfungsi untuk memisahkan gas hydrogen dari asam sulfat serta sebagai saluran penguapan air aki . Sedang tipe MF, gas hydrogen dikondisikan lagi menjadi cairan sehingga tidak dibutuhkan lubang ventilasi.
4. Pelat logam: Terdiri dari pelat positif dan negatif. Untuk pelat positif dibuat dari logam timbel preoksida (PbO2). Sedangkan pelat negatif hanya dibuat dari logam timbel (Pb).
5. Air aki : Dibuat dari campuran air (H2O) dan asam sulfat (SO4).
6. Separator: Berada di antara pelat positif dan negatif, separator bertugas untuk memisahkan atau menyekat pelat positif dan negatif agar tidak saling bersinggungan yang dapat menimbulkan short alias hubungan arus pendek.
7. Sel: Adalah ruangan dalam wadah bentuk kotak-kotak yang berisi cairan aki , pelat positif dan negatif berikut seperatornya.
8. Terminal aki : Keduanya berada di atas wadah, karena merupakan ujung dari rangkaian pelat-pelat yang nantinya dihubungkan ke beban arus macam lampu dan lainnya. Bagian ini terdiri dari terminal positif dan juga negatif.
Sudah paham seluk-beluk aki dan bedanya . Biar lengkap dibahas juga bagian penting aki . Apalagi fungsi aki tipe basah (konvensional), hybrid dan kering (maintenance free), sama menyuplai setrum ke komponen kelistrikan motor.
Informasi ini sangat penting agar pemilik motor lebih paham tugas dan fungsi aki , terutama saat melakukan perawatan juga dapat mengetahui kondisi aki yang baik atau sudah rusak. Berikut ini bagian-bagiannya:
1. Kotak aki : Berfungsi sebagai rumah atau wadah dari komponen aki yang terdiri atas cairan aki , pelat positif dan pelat negatif berikut separatornya.
2. Tutup aki : Berada di atas, tutup aki berfungsi sebagai penutup lubang pengisian air aki ke dalam wadahnya. Sehingga aki tidak mudah tumpah. Di aki kering tertentu tidak ada komponen ini. Kalaupun ada tidak boleh dibuka.
3. Lubang ventilasi : Untuk tipe konvensional ada di samping atas dan ada slangnya. Berfungsi untuk memisahkan gas hydrogen dari asam sulfat serta sebagai saluran penguapan air aki . Sedang tipe MF, gas hydrogen dikondisikan lagi menjadi cairan sehingga tidak dibutuhkan lubang ventilasi.
4. Pelat logam: Terdiri dari pelat positif dan negatif. Untuk pelat positif dibuat dari logam timbel preoksida (PbO2). Sedangkan pelat negatif hanya dibuat dari logam timbel (Pb).
5. Air aki : Dibuat dari campuran air (H2O) dan asam sulfat (SO4).
6. Separator: Berada di antara pelat positif dan negatif, separator bertugas untuk memisahkan atau menyekat pelat positif dan negatif agar tidak saling bersinggungan yang dapat menimbulkan short alias hubungan arus pendek.
7. Sel: Adalah ruangan dalam wadah bentuk kotak-kotak yang berisi cairan aki , pelat positif dan negatif berikut seperatornya.
8. Terminal aki : Keduanya berada di atas wadah, karena merupakan ujung dari rangkaian pelat-pelat yang nantinya dihubungkan ke beban arus macam lampu dan lainnya. Bagian ini terdiri dari terminal positif dan juga negatif.
Perubahan kimia
pada aki
1. PERUBAHAN KIMIA PADA SAAT PELEPASAN MUATAN LISTRIK
Aki memberikan aliran listrik jika dihubungkan dengan rangkaian luar misalnya, lampu, radio dan lain-lain. Aliran listrik ini terjadi karena reaksi kimia dari asam sulfat dengan kedua material aktif dari plat positif dan plat negatif. Pada saat pelepasan muatan listrik terus menerus, elektrolit akan bertambah encer dan reaksi kimia akan terus berlangsung sampai seluruh bahan aktif pada permukaan plat positif dan negatif berubah menjadi timbal sulfat. Jika Aki tidak dapat lagi memberi aliran listrik pada voltage tertentu, maka aki tersebut dalam keadaan lemah arus (soak)
.2. PERUBAHAN KIMIA PADA SAAT PENGISIAN MUATAN LISTRIK
Pada proses pengisian muatan listrik, kembali terjadi proses reaksi kimia yang berlawanan dengan reaksi kimia pada saat pelepasan muatan. Timbal peroksida terbentuk pada plat positif dan timbal berpori terbentuk pada plat negatif, sedangkan berat jenis elektrolit akan naik, karena air digunakan untuk membentuk asam sulfat. Aki kembali dalam kondisi bermuatan penuh.
PENURUNAN BERAT JENIS ACCU ZUUR
Aki memberikan aliran listrik jika dihubungkan dengan rangkaian luar misalnya, lampu, radio dan lain-lain. Aliran listrik ini terjadi karena reaksi kimia dari asam sulfat dengan kedua material aktif dari plat positif dan plat negatif. Pada saat pelepasan muatan listrik terus menerus, elektrolit akan bertambah encer dan reaksi kimia akan terus berlangsung sampai seluruh bahan aktif pada permukaan plat positif dan negatif berubah menjadi timbal sulfat. Jika Aki tidak dapat lagi memberi aliran listrik pada voltage tertentu, maka aki tersebut dalam keadaan lemah arus (soak)
.2. PERUBAHAN KIMIA PADA SAAT PENGISIAN MUATAN LISTRIK
Pada proses pengisian muatan listrik, kembali terjadi proses reaksi kimia yang berlawanan dengan reaksi kimia pada saat pelepasan muatan. Timbal peroksida terbentuk pada plat positif dan timbal berpori terbentuk pada plat negatif, sedangkan berat jenis elektrolit akan naik, karena air digunakan untuk membentuk asam sulfat. Aki kembali dalam kondisi bermuatan penuh.
PENURUNAN BERAT JENIS ACCU ZUUR
SELAMA PELEPASAN MUATAN LISTRIK
Berat jenis accu zuur akan turun sebanding dengan derajat pelepasan muatan, jadi jumlah energi listrik yang ada dapat ditentukan dengan mengukur berat jenis accu zuurnya, misalnya aki mempunyai berat jenis accu zuur 1.260 pada 20°C, bermuatan listrik penuh, setelah melepaskan muatan listrik berat jenisnya 1.200 pada 20°C, maka Aki masih mempunyai energi listrik sebesar 70%
BERAT JENIS ACCU ZUUR TERGANTUNG DARI SUHU
Berat jenis accu zuur berubah tergantung dari temperaturnya, jadi pembacaan berat jenis pada skala hudrometer kurang tepat sebelum dilakukan koreksi suhu. Volume accu zuur bertambah jika dipanaskan dan turun jika dingin, sedang beratnya tetap. Jika Volume bertambah sedang beratnya tetap maka berat jenis akan turun. Berat jenis turun sebesar 0.0007 untuk kenaikan tiap derajat celcius dalam suhu batas normal Aki . Standar berat jenis menurut perjanjian adalah untuk suhu 20°C.
Berat jenis accu zuur akan turun sebanding dengan derajat pelepasan muatan, jadi jumlah energi listrik yang ada dapat ditentukan dengan mengukur berat jenis accu zuurnya, misalnya aki mempunyai berat jenis accu zuur 1.260 pada 20°C, bermuatan listrik penuh, setelah melepaskan muatan listrik berat jenisnya 1.200 pada 20°C, maka Aki masih mempunyai energi listrik sebesar 70%
BERAT JENIS ACCU ZUUR TERGANTUNG DARI SUHU
Berat jenis accu zuur berubah tergantung dari temperaturnya, jadi pembacaan berat jenis pada skala hudrometer kurang tepat sebelum dilakukan koreksi suhu. Volume accu zuur bertambah jika dipanaskan dan turun jika dingin, sedang beratnya tetap. Jika Volume bertambah sedang beratnya tetap maka berat jenis akan turun. Berat jenis turun sebesar 0.0007 untuk kenaikan tiap derajat celcius dalam suhu batas normal Aki . Standar berat jenis menurut perjanjian adalah untuk suhu 20°C.
Reaksi Kimia di Balik Kotak Aki
ACCU(mulator) atau sering disebut aki , adalah salah satu
komponen utama dalam kendaraan bermotor, baik mobil atau motor, semua
memerlukan aki untuk dapat menghidupkan mesin mobil (mencatu arus pada dinamo
stater kendaraan). Aki mampu mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik. Di
pasaran saat ini sangat beragam jumlah dan jenis aki yang dapat ditemui.
Aki untuk mobil biasanya mempunyai tegangan sebesar 12 Volt, sedangkan untuk motor ada tiga jenis yaitu, dengan tegangan 12 Volt, 9 volt dan ada juga yang bertegangan 6 Volt. Selain itu juga dapat ditemukan pula aki yang khusus untuk menyalakan tape atau radio dengan tegangan juga yang dapat diatur dengan rentang 3, 6, 9, dan 12 Volt. Tentu saja aki jenis ini dapat dimuati kembali (recharge) apabila muatannya telah berkurang atau habis.
Dikenal dua jenis elemen yang merupakan sumber arus searah (DC) dari proses kimiawi, yaitu elemen primer dan elemen
Aki untuk mobil biasanya mempunyai tegangan sebesar 12 Volt, sedangkan untuk motor ada tiga jenis yaitu, dengan tegangan 12 Volt, 9 volt dan ada juga yang bertegangan 6 Volt. Selain itu juga dapat ditemukan pula aki yang khusus untuk menyalakan tape atau radio dengan tegangan juga yang dapat diatur dengan rentang 3, 6, 9, dan 12 Volt. Tentu saja aki jenis ini dapat dimuati kembali (recharge) apabila muatannya telah berkurang atau habis.
Dikenal dua jenis elemen yang merupakan sumber arus searah (DC) dari proses kimiawi, yaitu elemen primer dan elemen
sekunder. Elemen primer terdiri dan elemen basah dan elemen
kering. Reaksi kimia pada elemen primer yang menyebabkan elektron mengalir dari
elektroda negatif (katoda) ke elektroda positif (anoda) tidak dapat dibalik
arahnya. Maka jika muatannya habis, maka elemen primer tidak dapat dimuati
kembali dan memerlukan penggantian bahan pereaksinya (elemen kering). Sehingga
dilihat dari sisi ekonomis elemen primer dapat dikatakan cukup boros. Contoh
elemen primer adalah batu baterai (dry cells).
Allesandro Volta, seorang ilmuwan fisika mengetahui, gaya gerak listrik (ggl) dapat dibangkitkan dua logam yang berbeda dan dipisahkan larutan elektrolit. Volta mendapatkan pasangan logam tembaga (Cu) dan seng (Zn) dapat membangkitkan ggl yang lebih besar dibandingkan pasangan logam lainnya (kelak disebut elemen Volta).
Hal ini menjadi prinsip dasar bagi pembuatan dan penggunaan elemen sekunder. Elemen sekunder harus diberi muatan terlebih dahulu sebelum digunakan, yaitu dengan cara mengalirkan arus listrik melaluinya (secara umum dikenal dengan istilah ‘disetrum’). Akan tetapi, tidak seperti elemen primer, elemen sekunder dapat dimuati kembali berulang kali.
Elemen sekunder ini lebih dikenal dengan aki . Dalam sebuah aki berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (bolak-balik) dengan efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel yaitu di dalam aki saat dipakai berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (discharging). Sedangkan saat diisi atau dimuati, terjadi proses tenaga listrik menjadi tenaga kimia (charging).
Jenis aki yang umum digunakan adalah accumulator timbal. Secara fisik aki ini terdiri dari dua kumpulan pelat yang yang dimasukkan pada larutan asam sulfat encer (H2S04). Larutan elektrolit itu ditempatkan pada wadah atau bejana aki yang terbuat dari bahan ebonit atau gelas. Kedua belah pelat terbuat dari timbal (Pb), dan ketika pertama kali dimuati maka akan terbentuk lapisan timbal dioksida (Pb02) pada pelat positif.
Letak pelat positif dan negatif sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak saling menyentuh dengan adanya lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator (bahan penyekat). Proses kimia yang terjadi pada aki dapat dibagi menjadi dua bagian penting, yaitu selama digunakan dan dimuati kembali atau ‘disetrum’.
Reaksi kimia
Pada saat aki digunakan, tiap molekul asam sulfat (H2S04) pecah menjadi dua ion hidrogen yang bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negatif (S04-). Tiap ion S04 yang berada dekat lempeng Pb akan bersatu dengan satu atom timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbS04) sambil melepaskan dua elektron. Sedang sepasang ion hidrogen tadi akan ditarik lempeng timbal dioksida (PbO2), mengambil dua elektron dan bersatu dengan satu atom oksigen membentuk molekul air (H2O).
Dari proses ini terjadi pengambilan elektron dari timbal dioksida (sehingga menjadi positif) dan memberikan elektron itu pada timbal murni (sehingga menjadi negatif), yang mengakibatkan adanya beda potensial listrik di antara dua kutub tersebut. Proses tersebut terjadi secara simultan, reaksi secara kimia dinyatakan sebagai berikut :
Pb02 + Pb + 2H2S04 —–>2PbS04 + 2H20
Di atas ditunjukkan terbentuknya timbal sulfat selama penggunaan (discharging). Keadaan ini akan mengurangi reaktivitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi lemah (encer), sehingga tahanan antara kutub sangat lemah untuk pemakaian praktis.
Sementara proses kimia selama pengisian aki (charging) terjadi setelah aki melemah (tidak dapat memasok arus listrik pada saat kendaraan hendak dihidupkan). Kondisi aki dapat dikembalikan pada keadaan semula dengan memberikan arus listrik yang arahnya berlawanan dengan arus yang terjadi saat discharging. Pada proses ini, tiap molekul air terurai dan tiap pasang ion hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan ion S04 pada lempeng negatif membentuk molekul asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada lempeng positif membentuk Pb02. Reaksi kimia yang terjadi adalah :
2PbS04 + 2H20 —->PbO2 + Pb + 2H2S02
Aki kendaraan
Besar ggl yang dihasilkan satu sel aki adalah 2 Volt. Sebuah aki mobil terdiri dari enam buah aki yang disusun secara seri, sehingga ggl totalnya adalah 12 Volt. Accu mencatu arus untuk menyalakan mesin (motor dan mobil dengan menghidupkan dinamo stater) dan komponen listrik lain dalam mobil. Pada saat mobil berjalan aki dimuati (diisi) kembali sebuah dinamo (disebut dinamo jalan) yang dijalankan dari putaran mesin mobil atau motor.
Pada aki kendaraan bermotor arus yang terdapat di dalamnya dinamakan dengan kapasitas aki yang disebut Ampere-Hour/AH (Ampere-jam). Contohnya untuk aki dengan kapasitas arus 45 AH, maka aki tersebut dapat mencatu arus 45 Ampere selama 1 jam atau 1 Ampere selama 45 jam.
Penulis sempat melakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik aki dan hasilnya telah diseminarkan beberapa waktu yang lalu. Penelitian tersebut dilakukan baik saat aki sedang di discharging maupun saat charging. Metodenya adalah dengan mengukur tegangan jepit (Volt) antara kedua kutub dari aki yang dibandingkan per satuan waktu (30 menit). Penelitian tersebut dilakukan untuk aki 12 Volt, 9 Volt dan 6 Volt (meliputi aki mobil dan motor).
Pengamatan ini dilakukan selama kurang lebih lima sampai enam jam untuk tiap jenis aki , dan hasilnya antara tegangan jepit diplot terhadap perubahan waktu. Ternyata aki yang kutubnya terbuat dari timbal dan timbal peroksida dan dicelupkan dalam cairan asam sulfat (yang banyak dipakai) cukup baik hasilnya dalam mempertahankan beda potensial. Karena itu kedua kutub aki timbal dan timbal peroksida mampu mempertahankan perbedaan potensial antara kedua kutub secara stabil, sekalipun arus yang melalui rangkaian cukup besar.
Menghemat aki
Bila mana aki yang setelah kurang lebih satu tahun kita pakai mulai rewel alias ‘zwak’, ada beberapa tips yang dapat dicoba untuk lebih memperlama umur aki , mengingat harganya cukup mahal.
Sebelum ‘disetrum’ ulang, buang seluruh cairan asam sulfat yang tersisa dalam aki . Lalu dibilas dengan air murni sebanyak empat kali, dan isi dengan cairan accu zuur. Setelah itu dapat ‘disetrum’. Pada pemakaian normal, aki dapat bertahan selama satu sampai tiga bulan.
Atau dapat juga setelah mobil atau motor diparkir, lepaskan salah satu kabel pada kutub positif aki , sehingga pada aki tak ada arus yang benar-benar mengalir. Dan sebaiknya jangan menyalakan perlengkapan yang memerlukan arus (radio atau tape) saat mobil sedang tidak dijalankan.
Dan sebelum terjadi dua hal di atas, perawatan dan pengecekan terhadap tinggi permukaan air aki harus diperhatikan. Dan selain itu juga massa jenis air aki juga harus diukur dengan hidrometer secara berkala.
Bila ternyata ketiga cara di atas tidak maksimal, mungkin sudah saatnya kita perlu membeli aki baru. Kita juga harus ingat, semua barang memiliki umur ekonomis, artinya setelah jangka waktu tertentu digunakan, barang tersebut secara perlahan-lahan akan berkurang kemampuannya dan rusak
Allesandro Volta, seorang ilmuwan fisika mengetahui, gaya gerak listrik (ggl) dapat dibangkitkan dua logam yang berbeda dan dipisahkan larutan elektrolit. Volta mendapatkan pasangan logam tembaga (Cu) dan seng (Zn) dapat membangkitkan ggl yang lebih besar dibandingkan pasangan logam lainnya (kelak disebut elemen Volta).
Hal ini menjadi prinsip dasar bagi pembuatan dan penggunaan elemen sekunder. Elemen sekunder harus diberi muatan terlebih dahulu sebelum digunakan, yaitu dengan cara mengalirkan arus listrik melaluinya (secara umum dikenal dengan istilah ‘disetrum’). Akan tetapi, tidak seperti elemen primer, elemen sekunder dapat dimuati kembali berulang kali.
Elemen sekunder ini lebih dikenal dengan aki . Dalam sebuah aki berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (bolak-balik) dengan efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel yaitu di dalam aki saat dipakai berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (discharging). Sedangkan saat diisi atau dimuati, terjadi proses tenaga listrik menjadi tenaga kimia (charging).
Jenis aki yang umum digunakan adalah accumulator timbal. Secara fisik aki ini terdiri dari dua kumpulan pelat yang yang dimasukkan pada larutan asam sulfat encer (H2S04). Larutan elektrolit itu ditempatkan pada wadah atau bejana aki yang terbuat dari bahan ebonit atau gelas. Kedua belah pelat terbuat dari timbal (Pb), dan ketika pertama kali dimuati maka akan terbentuk lapisan timbal dioksida (Pb02) pada pelat positif.
Letak pelat positif dan negatif sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak saling menyentuh dengan adanya lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator (bahan penyekat). Proses kimia yang terjadi pada aki dapat dibagi menjadi dua bagian penting, yaitu selama digunakan dan dimuati kembali atau ‘disetrum’.
Reaksi kimia
Pada saat aki digunakan, tiap molekul asam sulfat (H2S04) pecah menjadi dua ion hidrogen yang bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negatif (S04-). Tiap ion S04 yang berada dekat lempeng Pb akan bersatu dengan satu atom timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbS04) sambil melepaskan dua elektron. Sedang sepasang ion hidrogen tadi akan ditarik lempeng timbal dioksida (PbO2), mengambil dua elektron dan bersatu dengan satu atom oksigen membentuk molekul air (H2O).
Dari proses ini terjadi pengambilan elektron dari timbal dioksida (sehingga menjadi positif) dan memberikan elektron itu pada timbal murni (sehingga menjadi negatif), yang mengakibatkan adanya beda potensial listrik di antara dua kutub tersebut. Proses tersebut terjadi secara simultan, reaksi secara kimia dinyatakan sebagai berikut :
Pb02 + Pb + 2H2S04 —–>2PbS04 + 2H20
Di atas ditunjukkan terbentuknya timbal sulfat selama penggunaan (discharging). Keadaan ini akan mengurangi reaktivitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi lemah (encer), sehingga tahanan antara kutub sangat lemah untuk pemakaian praktis.
Sementara proses kimia selama pengisian aki (charging) terjadi setelah aki melemah (tidak dapat memasok arus listrik pada saat kendaraan hendak dihidupkan). Kondisi aki dapat dikembalikan pada keadaan semula dengan memberikan arus listrik yang arahnya berlawanan dengan arus yang terjadi saat discharging. Pada proses ini, tiap molekul air terurai dan tiap pasang ion hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan ion S04 pada lempeng negatif membentuk molekul asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada lempeng positif membentuk Pb02. Reaksi kimia yang terjadi adalah :
2PbS04 + 2H20 —->PbO2 + Pb + 2H2S02
Aki kendaraan
Besar ggl yang dihasilkan satu sel aki adalah 2 Volt. Sebuah aki mobil terdiri dari enam buah aki yang disusun secara seri, sehingga ggl totalnya adalah 12 Volt. Accu mencatu arus untuk menyalakan mesin (motor dan mobil dengan menghidupkan dinamo stater) dan komponen listrik lain dalam mobil. Pada saat mobil berjalan aki dimuati (diisi) kembali sebuah dinamo (disebut dinamo jalan) yang dijalankan dari putaran mesin mobil atau motor.
Pada aki kendaraan bermotor arus yang terdapat di dalamnya dinamakan dengan kapasitas aki yang disebut Ampere-Hour/AH (Ampere-jam). Contohnya untuk aki dengan kapasitas arus 45 AH, maka aki tersebut dapat mencatu arus 45 Ampere selama 1 jam atau 1 Ampere selama 45 jam.
Penulis sempat melakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik aki dan hasilnya telah diseminarkan beberapa waktu yang lalu. Penelitian tersebut dilakukan baik saat aki sedang di discharging maupun saat charging. Metodenya adalah dengan mengukur tegangan jepit (Volt) antara kedua kutub dari aki yang dibandingkan per satuan waktu (30 menit). Penelitian tersebut dilakukan untuk aki 12 Volt, 9 Volt dan 6 Volt (meliputi aki mobil dan motor).
Pengamatan ini dilakukan selama kurang lebih lima sampai enam jam untuk tiap jenis aki , dan hasilnya antara tegangan jepit diplot terhadap perubahan waktu. Ternyata aki yang kutubnya terbuat dari timbal dan timbal peroksida dan dicelupkan dalam cairan asam sulfat (yang banyak dipakai) cukup baik hasilnya dalam mempertahankan beda potensial. Karena itu kedua kutub aki timbal dan timbal peroksida mampu mempertahankan perbedaan potensial antara kedua kutub secara stabil, sekalipun arus yang melalui rangkaian cukup besar.
Menghemat aki
Bila mana aki yang setelah kurang lebih satu tahun kita pakai mulai rewel alias ‘zwak’, ada beberapa tips yang dapat dicoba untuk lebih memperlama umur aki , mengingat harganya cukup mahal.
Sebelum ‘disetrum’ ulang, buang seluruh cairan asam sulfat yang tersisa dalam aki . Lalu dibilas dengan air murni sebanyak empat kali, dan isi dengan cairan accu zuur. Setelah itu dapat ‘disetrum’. Pada pemakaian normal, aki dapat bertahan selama satu sampai tiga bulan.
Atau dapat juga setelah mobil atau motor diparkir, lepaskan salah satu kabel pada kutub positif aki , sehingga pada aki tak ada arus yang benar-benar mengalir. Dan sebaiknya jangan menyalakan perlengkapan yang memerlukan arus (radio atau tape) saat mobil sedang tidak dijalankan.
Dan sebelum terjadi dua hal di atas, perawatan dan pengecekan terhadap tinggi permukaan air aki harus diperhatikan. Dan selain itu juga massa jenis air aki juga harus diukur dengan hidrometer secara berkala.
Bila ternyata ketiga cara di atas tidak maksimal, mungkin sudah saatnya kita perlu membeli aki baru. Kita juga harus ingat, semua barang memiliki umur ekonomis, artinya setelah jangka waktu tertentu digunakan, barang tersebut secara perlahan-lahan akan berkurang kemampuannya dan rusak
Prinsip Kerja AKI
Saat baterai mengeluarkan arus
1. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya bergabung/berubah menjadi air (H20).
2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif maupun pelat negatif sehigga menempel dikedua pelat tersebut.
Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam keadaan discharge.
Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat rendah dan hampir melulu hanya terdiri dari air (H2O)
, akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi baterai bisa diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki (bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki ). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini bisa membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.
Saat baterai menerima arus
Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas alias sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutup positif baterai dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan 6 V DC, dan dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V DC (baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari masing-maing tegangan baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal ini bisa ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang duhubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat arus (ampere) yang harus dialiri bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut (penjelasan tentang ini bisa ditemukan di bagian bawah).
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu :1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2).2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).
1. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya bergabung/berubah menjadi air (H20).
2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif maupun pelat negatif sehigga menempel dikedua pelat tersebut.
Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam keadaan discharge.
Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat rendah dan hampir melulu hanya terdiri dari air (H2O)
, akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi baterai bisa diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki (bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki ). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini bisa membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.
Saat baterai menerima arus
Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas alias sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutup positif baterai dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan 6 V DC, dan dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V DC (baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari masing-maing tegangan baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal ini bisa ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang duhubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat arus (ampere) yang harus dialiri bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut (penjelasan tentang ini bisa ditemukan di bagian bawah).
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu :1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2).2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).
KOMPONEN AKI KERING DAN AKI BASAH
Aki atau battery atau bahasa kerennya accu berfungsi
menyimpan energi listrik, sekarang ini aki ada dua pilihan yaitu aki kering dan
aki basah atau yang biasa di sebut aki konvesional,di sini saya akan membahas
komponen aki yang seringdi pake di mobil atau motor
1. Terminal negatif dan terminal positifberfungsi menghubungkan arus listrik
2. Cover aki berfungsi penutup dilengkapi kode
3. Container berfungsi sebagai bak
4. Pelat negatif dan positif berfungsi sebagai pengumpul muatan listrik negatif-positif
5. Element rest untuk menampung material aktif yang rontok
6. Separator sebagai pembatas pelat positif dan negatif
7. Partition sebagai pemisah antar sel
1. Terminal negatif dan terminal positifberfungsi menghubungkan arus listrik
2. Cover aki berfungsi penutup dilengkapi kode
3. Container berfungsi sebagai bak
4. Pelat negatif dan positif berfungsi sebagai pengumpul muatan listrik negatif-positif
5. Element rest untuk menampung material aktif yang rontok
6. Separator sebagai pembatas pelat positif dan negatif
7. Partition sebagai pemisah antar sel
Mengenal Jenis - Jenis Aki
Accu atau aki (accumulattor) merupakan salah satu komponen
penting pada kendaraan bermotor, mobil, motor ataupun generator listrik yang
dilengkapi dengan dinamo stater. Selain menggerakkan motor starter dan sumber
tenaga penerangan lampu kendaraan di malam hari, aki juga penyimpan listrik dan
penstabil tegangan serta arus listrik kendaraan.
Beragam jenis Aki dan Oli orisinil tersedia di Kauzai Oto,
harga kompetitif dan layanan prima
Aki terdiri dari beragam jenis , secara umum di pasaran kita mengenal dua jenis aki , aki basah dan aki kering, dan lebih detail lagi jenis - jenis aki sebagai berikut
:
aki basah konvensional
aki hybrid
aki kalsium
aki bebas perawatan/maintenance free (MF)
aki sealed
Aki Basah
Hingga saat ini aki yang populer digunakan adalah aki model basah yang berisi cairan asam sulfat (H2SO4). Ciri utamanya memiliki lubang dengan penutup yang berfungsi untuk menambah air aki saat ia kekurangan akibat penguapan saat terjadi reaksi kimia antara sel dan air aki . Sel-selnya menggunakan bahan timbal (Pb).
Kelemahan aki jenis ini adalah pemilik harus rajin memeriksa ketinggian level air aki secara rutin. Cairannya bersifat sangat korosif. Uap air aki mengandung hydrogen yang cukup rentan terbakar dan meledak jika terkena percikan api.
Memiliki sifat self-discharge paling besar dibanding aki lain sehingga harus dilakukan penyetruman ulang saat ia didiamkan terlalu lama.
Accu Hybrid
Pada dasarnya aki hybrid tak jauh berbeda dengan aki basah. Bedanya terdapat pada material komponen sel aki . Pada aki hybrid selnya menggunakan low-antimonial pada sel (+) dan kalsium pada sel (-). Aki jenis ini memiliki performa dan sifat self-discharge yang lebih baik dari aki basah konvensional.
Accu Calcium
Kedua selnya, baik (+) maupun (-) mengunakan material kalsium. AKi jenis ini memiliki kemampuan lebih baik dibanding aki hybrid. Tingkat penguapannya pun lebih kecil dibanding aki basah konvensional.
Accu Bebas Perawatan/Maintenance Free (MF)
Aki jenis ini dikemas dalam desain khusus yang mampu menekan tingkat penguapan air aki . Uap aki yang terbentuk akan mengalami kondensasi sehingga dan kembali menjadi air murni yang menjaga level air aki selalu pada kondisi ideal sehingga tak lagi diperlukan pengisian air aki . Aki jenis ini biasanya terbuat dari basis jenis aki hybrid maupun aki kalsium.
Accu Sealed ( aki tertutup)
Aki jenis ini selnya terbuat dari bahan kalsium yang disekat oleh jaring berisi bahan elektrolit berbentuk gel/selai. Dikemas dalam wadah tertutup rapat.
Aki jenis ini kerap dijuluki sebagai aki kering. Sifat elektrolitnya memiliki kecepatan penyimpanan listrik yang lebih baik.
Karena sel terbuat dari bahan kalsium, aki ini memiliki kemampuan penyimpanan listrik yang jauh lebih baik seperti pada aki jenis calsium pada umumnya. Pasalnya ia memiliki self-discharge yang sangat kecil sehingga aki sealed ini masih mampu melakukan start saat didiamkan dalam waktu cukup lama.
Kemasannya yang tertutup rapat membuat aki jenis ini bebas ditempatkan dengan berbagai posisi tanpa khawatir tumpah. Namun karena wadahnya tertutup rapat pula aki seperti ini tidak tahan pada temperatur tinggi sehingga dibutuhkan penyekat panas tambahan jika ia diletakkan di ruang mesin.
3 cara cek alternator
1. Lepas kutub positif Aki
lepas kutub positif saat mesin hidup nyalakan mesin mobil, lalu diamkan selama 1 menit, setelah itu cabut kutub positif aki dan liat reaksinya. apabila mobil langsung mati mesinnya, berarti altenator memang tidak dapat membuat daya listrik yang menghantarkan ke aki (charge). apabila alternator bermasalah, segera diperbaiki ke tukang alternator atau bisa juga ke tukang dinamo starter untuk dimintai menggulung ulang dinamonya apabila memang terdapat kerusakan
.
2. Cek Magnet Alternator
apakah ada magnet di altenatornya?
sama seperti cara pertama, mesin dinyalakan lalu kita tempelkan ujung obeng ke bagian alternator. apabila terdapat magnet yang disebabkan berputarnya kumparan dinamo, maka altenatornya masih berfungsi dengan baik namun hal ini tak jarang bisa menipu, ada temen yang alternatornya masih berasa magnetnya namun saat dicek oleh tukang servis altenartor, ada kerusakan kecil sehingga terkadang indikator di panel dasboard menyala saat mesin hidup.
3. Cek Voltase tegangan Aki
Indikator aki seperti terkadang menipu jangan mau percaya dengan indikator aki seperti yang ada digambar, karena titik indikator tersebut hanya bertumpu pada satu plat yang dekat dengan indikatornya saja, sehingga tidak dapat membaca kondisi aki secara keseluruhan. mintalah tukang aki untuk mengecek voltase, bandingkan antara mesin mati dan mesin hidup, apabila mesin hidup namun voltase atau tegangannya tidak berubah naik maka sudah dipastikan aki bermasalah.
mudah kan cara ngeceknya, usahakan tidak terlalu sering menguras aki karena akan memperpendek umur aki itu sendiri, apabila kita memiliki aki baru, jangan pernah dikuras, cukup tambahkan air akinya saja apabila berkurang. setelah setahun aki mengalami masalah, barulah dicoba untuk dikuras.
lepas kutub positif saat mesin hidup nyalakan mesin mobil, lalu diamkan selama 1 menit, setelah itu cabut kutub positif aki dan liat reaksinya. apabila mobil langsung mati mesinnya, berarti altenator memang tidak dapat membuat daya listrik yang menghantarkan ke aki (charge). apabila alternator bermasalah, segera diperbaiki ke tukang alternator atau bisa juga ke tukang dinamo starter untuk dimintai menggulung ulang dinamonya apabila memang terdapat kerusakan
.
2. Cek Magnet Alternator
apakah ada magnet di altenatornya?
sama seperti cara pertama, mesin dinyalakan lalu kita tempelkan ujung obeng ke bagian alternator. apabila terdapat magnet yang disebabkan berputarnya kumparan dinamo, maka altenatornya masih berfungsi dengan baik namun hal ini tak jarang bisa menipu, ada temen yang alternatornya masih berasa magnetnya namun saat dicek oleh tukang servis altenartor, ada kerusakan kecil sehingga terkadang indikator di panel dasboard menyala saat mesin hidup.
3. Cek Voltase tegangan Aki
Indikator aki seperti terkadang menipu jangan mau percaya dengan indikator aki seperti yang ada digambar, karena titik indikator tersebut hanya bertumpu pada satu plat yang dekat dengan indikatornya saja, sehingga tidak dapat membaca kondisi aki secara keseluruhan. mintalah tukang aki untuk mengecek voltase, bandingkan antara mesin mati dan mesin hidup, apabila mesin hidup namun voltase atau tegangannya tidak berubah naik maka sudah dipastikan aki bermasalah.
mudah kan cara ngeceknya, usahakan tidak terlalu sering menguras aki karena akan memperpendek umur aki itu sendiri, apabila kita memiliki aki baru, jangan pernah dikuras, cukup tambahkan air akinya saja apabila berkurang. setelah setahun aki mengalami masalah, barulah dicoba untuk dikuras.
Cara Setrum Aki
Jika Aki pada kendaraan mengalami drop (tekor) alternatif
yang dipakai adalah dengan cara disetrum atau dalam bahasa sehari-hari adalah
Charger (baca:ces). Dengan menyetrumkan aki ke tukang setrum, akan lebih
menghemat biaya dari pada kita mengganti aki baru yang sudah siap pakai.
Tapi apakah semudah itu menyetrum aki ?? Berikut proses penyetruman aki ala Bengkel Bangun.
Yang harus diperhatikan pada penyetruman aki atau apabila kita adalah tukang strum adalah Volt dan Ah (Ampere Jam).
Contoh perhitungan sebagai berikut:
Jika sebuah aki dengan ukuran 12 Volt 50 Ah maka setelan pada strumannya adalah pada posisi 12 V dan 5 Ah. Peritungan 5 Ah adalah besarnya Ah aki dibagi 10. maka akan ketemu 50 : 10 = 5. Dengan demikian maka lama penyetruman adalah 10 jam.
Jangka lama 10 jam adalah waktu yang sesuai untuk penyetruman aki , karena semakin lama peoses penyetruman akan semakin baik untuk kondisi akinya. Tapi jika kita menambah Ah pada setruman aki memang akan mempercepat pengisian, namun juga akan mempercepat kerusakan pada aki .
Disamping pengaturan Volt dan Ah yang perlu diperhatikan adalah rangkaian pada pemasangan aki jika pada saat yang sama menyetrum lebih dari satu.
Tapi apakah semudah itu menyetrum aki ?? Berikut proses penyetruman aki ala Bengkel Bangun.
Yang harus diperhatikan pada penyetruman aki atau apabila kita adalah tukang strum adalah Volt dan Ah (Ampere Jam).
Contoh perhitungan sebagai berikut:
Jika sebuah aki dengan ukuran 12 Volt 50 Ah maka setelan pada strumannya adalah pada posisi 12 V dan 5 Ah. Peritungan 5 Ah adalah besarnya Ah aki dibagi 10. maka akan ketemu 50 : 10 = 5. Dengan demikian maka lama penyetruman adalah 10 jam.
Jangka lama 10 jam adalah waktu yang sesuai untuk penyetruman aki , karena semakin lama peoses penyetruman akan semakin baik untuk kondisi akinya. Tapi jika kita menambah Ah pada setruman aki memang akan mempercepat pengisian, namun juga akan mempercepat kerusakan pada aki .
Disamping pengaturan Volt dan Ah yang perlu diperhatikan adalah rangkaian pada pemasangan aki jika pada saat yang sama menyetrum lebih dari satu.
PANDUAN MERAWAT AKI
Aki (Accu/Battery) merupakan komponen penting dalam
kendaraan yang memiliki fungsi sebagai berikut:
Sebagai alat penyedia arus listrik untuk starter mesin, penerangan,dan kelistrikan aksesoris mobil, seperti: tape, alarm,dll.
Menstabilkan tegangan kendaraan dan mem-back-up alternator bila tidak mampu memenuhi kelebihan beban listrik yang diperlukan di kendaraan.
Di kendaraan keluaran terbaru, aki berfungsi pula sebagai sumber arus listrik yang diperlukan oleh sistem di mobil dapat tidak berfungsi.
JENIS AKI
Jenis aki dapat ditentukan oleh kandungan timbal (Pb) dan kalsium (Ca) di dalamnya. Di pasaran, terdapat tiga macam jenis aki , yakni:
1. Konvensional/ premium
Aki jenis ini membutuhkan perawatan (penambahan air aki ) secara berkala. Plat positif dabn negatifnya menggunakan kandungan PbSb dan PbSb.
2. Hybrid ( low maintenance )
Aki jenis ini perawatannya lebih rendah jika dibandingkan dengan aki konvensional karena laju penguapan air dan laju kehilangan muatan listriknya sangat rendah. plat positif dan negatifnya menggunakan kandungan PbSb dan PbCa. Kendaraan Toyota terbaru umumnya menggunakan aki tipe ini.
3. Bebas perawatan ( Maintenance free /MF)
Aki MF tidak perlu membutuhkan perawatan karena laju penguapan air dan laju kehilangan muatan listriknya sangat rendah. Plat positif dan negatifnya menggunakan kandungan PbCa dan PbCa.
Setiap jenis aki selalu ada kelebihan dan kekurangannya. Aki konvensional juga sangat baik asal kita rajin merawatnya. Namun jika tertarik dengan aki yang bebas perawatan, maka kita harus menyiapkan dana ekstra karena harganya lebih mahal
Sebagai alat penyedia arus listrik untuk starter mesin, penerangan,dan kelistrikan aksesoris mobil, seperti: tape, alarm,dll.
Menstabilkan tegangan kendaraan dan mem-back-up alternator bila tidak mampu memenuhi kelebihan beban listrik yang diperlukan di kendaraan.
Di kendaraan keluaran terbaru, aki berfungsi pula sebagai sumber arus listrik yang diperlukan oleh sistem di mobil dapat tidak berfungsi.
JENIS AKI
Jenis aki dapat ditentukan oleh kandungan timbal (Pb) dan kalsium (Ca) di dalamnya. Di pasaran, terdapat tiga macam jenis aki , yakni:
1. Konvensional/ premium
Aki jenis ini membutuhkan perawatan (penambahan air aki ) secara berkala. Plat positif dabn negatifnya menggunakan kandungan PbSb dan PbSb.
2. Hybrid ( low maintenance )
Aki jenis ini perawatannya lebih rendah jika dibandingkan dengan aki konvensional karena laju penguapan air dan laju kehilangan muatan listriknya sangat rendah. plat positif dan negatifnya menggunakan kandungan PbSb dan PbCa. Kendaraan Toyota terbaru umumnya menggunakan aki tipe ini.
3. Bebas perawatan ( Maintenance free /MF)
Aki MF tidak perlu membutuhkan perawatan karena laju penguapan air dan laju kehilangan muatan listriknya sangat rendah. Plat positif dan negatifnya menggunakan kandungan PbCa dan PbCa.
Setiap jenis aki selalu ada kelebihan dan kekurangannya. Aki konvensional juga sangat baik asal kita rajin merawatnya. Namun jika tertarik dengan aki yang bebas perawatan, maka kita harus menyiapkan dana ekstra karena harganya lebih mahal
TIPS MERAWAT AKI
Meski memiliki fungsi yang sangat vital, kadang perawatan aki kurang diperhatikan. Kurangnya perawatan terhadap komponen ini, tentu saja dapat menimbulkan masalah terhadap kinerja aki , salah satunya akan berakibat lebih pendeknya usia pakai aki dari yang seharusnya. Berikut adalah tips perawatan aki agar dapat bekerja secara optimal dan tentu saja tidak mudah rusak.
1. Matikan Komponen Kelistrikan Ketika Mesin Mati
Selesai berkendara, matikan dulu komponen kelistrikan sebelum mematikan mesin, agar muatan listrik pada aki tidak berkurang, dan saat dihidupkan kembali, beban aki mampu memenuhi kebutuhan sistem starter.
2. Panaskan Mesin Kendaraan
Kendaraan yang jarang digunakan dapat memperpendek umur aki . untuk kendaraan yang jarang digunakan sebaiknya secara rutin memanaskan mesin secukupnya atau dapat pula melepas terminal negatif aki .
3. Periksa level air aki
permukaan air aki harus dipertahankan antara batas atas dan batas bawah, oleh karena itu perlu diperiksa secara rutin minimal satu bulan sekali. Jika air yang terdapat dalam aki berada di bawah batas bawah (lower level yang tertera dalam kemasan aki ), sementara aki tersebut terus digunakan maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan aki . Pengisian yang melewati batas atas (berlebihan), airnya bisa meluap dan merusak bagian kendaraan. Untuk menambah air aki yang berkurang, gunakan air aki biasa, jangan menggunakan accu zuur, karena accu zuur hanya digunakan untuk aki baru yang belum dipakai.
Catatan: air aki biasa = air murni/air suling; accu zuur = campuran air murni dan sulfat(H2SO4).
4. Periksa Terminal Aki
Kondisi kendor dan karat pada terminal aki dapat mengakibatkan aliran arus listrik tidak sempurna, hingga dapat menimbulkan ledakan pada aki akibat percikan api pada bagian sambungan. Jika sambungan dengan terminal kendor tinggal dikuatkan saja, namun jika dipermukaan terminal aki kotor atau berkarat maka harus dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat.
5. Periksa Pengikat Aki
Pastikan aki diikat dengan kuat atau posisinya tidak bergeser bila mobil berjalan. Aki yang sering terguncang umurnya menjadi lebih pendek. Namun jangan terlalu kencang, karena akan mengakibatakan kerusakan fisik (pecah/retak) pada badan aki itu sendiri..
6. Periksa Apakah Terdapat Kebocoran Aki
Berhati-hati pada area yang ditemukan kebocoran dari bagian badan aki , segera keringkan dan bersihkan area tersebut dan kuatkan penutup sumbat pada aki . Apabila terjadi kebocoran dari aki badan, segera ganti aki dengan yang baru.
7. Periksa Berat Jenis Aki
Jika aki telah diisi ulang, cek berat aki dengan menggunakan hydrometer (biasanya terdapat di bengkel-bengkel). Jika berat jenisnya di bawah ukuran dari aki tersebut, gantilah aki tersebut dengan aki yang baru.
8. Pemasangan dan Pelepasan Aki
Untuk pemasangan aki , pastikan tidak ada benda-benda asing dalam kondisi mati. Pada saat melepaskan kabel, maka lepaskan terlebih dahulu kabel negatif baru kemudian kabel positif.
Untuk memastikan kondisi aki anda, selalu lakukan servis berkala di bengkel resmi Toyota. bengkel Toyota akan merawat dan melakukan pengecekan aki dengan seksama dengan peralatan aki tester yang canggih.
Jika Aki anda sudah aus , gantilah dengan TGB (Toyota Genuine Battery), aki yang diproduksi khusus kendaran Toyota.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN UNTUK KESELAMATAN
Tidak boleh menyalakan api dekat aki , seperti menyalakan korek, merokok dan lain sebagainya, karena aki mengandung hidrogen yang mudah meledak.
Jauhkan dari jangkauan anak, karena komponen aki terbuat dari bahan kimia yang berbahaya.
Gunakan kacamata pelindung pada saat memasang atau memperbaiki aki karena air aki sangat berbahaya.
Hati-hati dengan accu zuur, karena dapat merusak kulit dan membutakan mata.
Jika accu zuur mengenai mata anda, basuhlah segera dengan air bersih dan segera pergi ke dokter. jika accu zuur mengenai kulit anda, basuhlah bagian yang terkena accu zuur dengan seksama. Jika anda merasa sakit dan terbakar, segera minta pertolongan dokter.
Meski memiliki fungsi yang sangat vital, kadang perawatan aki kurang diperhatikan. Kurangnya perawatan terhadap komponen ini, tentu saja dapat menimbulkan masalah terhadap kinerja aki , salah satunya akan berakibat lebih pendeknya usia pakai aki dari yang seharusnya. Berikut adalah tips perawatan aki agar dapat bekerja secara optimal dan tentu saja tidak mudah rusak.
1. Matikan Komponen Kelistrikan Ketika Mesin Mati
Selesai berkendara, matikan dulu komponen kelistrikan sebelum mematikan mesin, agar muatan listrik pada aki tidak berkurang, dan saat dihidupkan kembali, beban aki mampu memenuhi kebutuhan sistem starter.
2. Panaskan Mesin Kendaraan
Kendaraan yang jarang digunakan dapat memperpendek umur aki . untuk kendaraan yang jarang digunakan sebaiknya secara rutin memanaskan mesin secukupnya atau dapat pula melepas terminal negatif aki .
3. Periksa level air aki
permukaan air aki harus dipertahankan antara batas atas dan batas bawah, oleh karena itu perlu diperiksa secara rutin minimal satu bulan sekali. Jika air yang terdapat dalam aki berada di bawah batas bawah (lower level yang tertera dalam kemasan aki ), sementara aki tersebut terus digunakan maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan aki . Pengisian yang melewati batas atas (berlebihan), airnya bisa meluap dan merusak bagian kendaraan. Untuk menambah air aki yang berkurang, gunakan air aki biasa, jangan menggunakan accu zuur, karena accu zuur hanya digunakan untuk aki baru yang belum dipakai.
Catatan: air aki biasa = air murni/air suling; accu zuur = campuran air murni dan sulfat(H2SO4).
4. Periksa Terminal Aki
Kondisi kendor dan karat pada terminal aki dapat mengakibatkan aliran arus listrik tidak sempurna, hingga dapat menimbulkan ledakan pada aki akibat percikan api pada bagian sambungan. Jika sambungan dengan terminal kendor tinggal dikuatkan saja, namun jika dipermukaan terminal aki kotor atau berkarat maka harus dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat.
5. Periksa Pengikat Aki
Pastikan aki diikat dengan kuat atau posisinya tidak bergeser bila mobil berjalan. Aki yang sering terguncang umurnya menjadi lebih pendek. Namun jangan terlalu kencang, karena akan mengakibatakan kerusakan fisik (pecah/retak) pada badan aki itu sendiri..
6. Periksa Apakah Terdapat Kebocoran Aki
Berhati-hati pada area yang ditemukan kebocoran dari bagian badan aki , segera keringkan dan bersihkan area tersebut dan kuatkan penutup sumbat pada aki . Apabila terjadi kebocoran dari aki badan, segera ganti aki dengan yang baru.
7. Periksa Berat Jenis Aki
Jika aki telah diisi ulang, cek berat aki dengan menggunakan hydrometer (biasanya terdapat di bengkel-bengkel). Jika berat jenisnya di bawah ukuran dari aki tersebut, gantilah aki tersebut dengan aki yang baru.
8. Pemasangan dan Pelepasan Aki
Untuk pemasangan aki , pastikan tidak ada benda-benda asing dalam kondisi mati. Pada saat melepaskan kabel, maka lepaskan terlebih dahulu kabel negatif baru kemudian kabel positif.
Untuk memastikan kondisi aki anda, selalu lakukan servis berkala di bengkel resmi Toyota. bengkel Toyota akan merawat dan melakukan pengecekan aki dengan seksama dengan peralatan aki tester yang canggih.
Jika Aki anda sudah aus , gantilah dengan TGB (Toyota Genuine Battery), aki yang diproduksi khusus kendaran Toyota.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN UNTUK KESELAMATAN
Tidak boleh menyalakan api dekat aki , seperti menyalakan korek, merokok dan lain sebagainya, karena aki mengandung hidrogen yang mudah meledak.
Jauhkan dari jangkauan anak, karena komponen aki terbuat dari bahan kimia yang berbahaya.
Gunakan kacamata pelindung pada saat memasang atau memperbaiki aki karena air aki sangat berbahaya.
Hati-hati dengan accu zuur, karena dapat merusak kulit dan membutakan mata.
Jika accu zuur mengenai mata anda, basuhlah segera dengan air bersih dan segera pergi ke dokter. jika accu zuur mengenai kulit anda, basuhlah bagian yang terkena accu zuur dengan seksama. Jika anda merasa sakit dan terbakar, segera minta pertolongan dokter.
Merawat dan Mencegah Kerusakan Battery
Battery atau sering disebut accu merupakan sumber tenaga
listrikpada mobil. Accu juga butuh perawatan yang baik, sama halnya dengan
mesin karena fungsinya vital. Tanpa dukungan accu yang prima, dinamo starter
sebagai pemicu operasional mesin mobil akan sulit digerakan.Dan dengan
perawatan yang baik, usia pakai accu bisa dimaksimalkan hingga dua tahunmasa
pemakaiannya. Berikut tips agar usia accu bisa maksimal.
1 . Matikan perangkat elektronik. Setelah selesai menggunakan mobil, matikan terlebih
dahulu berbagai aksesoris elektronik mobil, seperti lampu luar mobil, lampu kabin, pendingin AC, dan perangkat audio sebelum mematikan kontak mesin. Dengan perilaku ini, usia accu akan lebih panjang karena arus listrik tidak tersedot percuma.
2 . Bersihkan terminal accu. Jaga agar terminal accu kutub positif dan kutub negatif selalu bersih dan kering untuk mencegah karat. Jika terdapat karat pada terminal accu, meski hanya satu lapisan tipis karat, dapat mengurangi kemampuan accu mengirim atau menerima arus listrik. Dan jika terbentuk garam asam pada terminal accu, copot terminal lalu bersihkan dengan air panas. Namun bila terbentuk karat, bersihkan menggunakan sikat kawat atau memakai cairan pembersih khusus seperti WD40. Perlu diingat, jangan sesekali menggunakan cairan seperti WD40 untuk membersihkan bagian yang terbuat dari plastik, karena akan membuat plastik menjadi rapuh. Sebaliknya, gunakan pembersih khusus seperti Contact Cleaner, untuk membersihkan soket berbahan plastik.
3 . Periksa air accu. Perhatikan volume air accu agar tetap sesuaidengan kebutuhannya. Jangan kurang atau berlebihan. Kekurangan air accu dapat menyebabkan kerusakan sel accu. Hal tersebut dapat berujung pada pengurangan suplai arus listrik yang dihasilkan.Selain itu, sel accu yang rusak mengakibatkan accu tidak mampu menyimpan listrik dengan sempurna. Dan jika mengisi air accu secara berlebihan, proses elektrokimia dapat memicu panas berlebihan pada accu.
4 . Pastikan posisi accu terpasangkuat pada tempatnya. Bila penempatan accu renggang, getaran mobil dapat merusak bagian dalam accu, sehingga memperpendek usianya. Usahakan tidak terdapat karat pada dudukan accu di mobil. Bersihkan dengan sikat kawat atau cairan pembersih bila terdapat karat pada dudukan accu.
5 . Mengistirahatkan accu. Jika mobil Anda tidak digunakan dalam waktu yang cukup lama, lepas terminal negatif accu agar kondisi accu terjaga. Jam memory system, audio, alarm, dan central lock akan terus bekerja jika accu tetap terpasang.Akibatnya accu akan kehabisan daya listriknya. Pasalnya accu tetap mengeluarkan energi listriknya kendati perangkat elektronik di mobil tidak sedang dalam proses pemakaian.
1 . Matikan perangkat elektronik. Setelah selesai menggunakan mobil, matikan terlebih
dahulu berbagai aksesoris elektronik mobil, seperti lampu luar mobil, lampu kabin, pendingin AC, dan perangkat audio sebelum mematikan kontak mesin. Dengan perilaku ini, usia accu akan lebih panjang karena arus listrik tidak tersedot percuma.
2 . Bersihkan terminal accu. Jaga agar terminal accu kutub positif dan kutub negatif selalu bersih dan kering untuk mencegah karat. Jika terdapat karat pada terminal accu, meski hanya satu lapisan tipis karat, dapat mengurangi kemampuan accu mengirim atau menerima arus listrik. Dan jika terbentuk garam asam pada terminal accu, copot terminal lalu bersihkan dengan air panas. Namun bila terbentuk karat, bersihkan menggunakan sikat kawat atau memakai cairan pembersih khusus seperti WD40. Perlu diingat, jangan sesekali menggunakan cairan seperti WD40 untuk membersihkan bagian yang terbuat dari plastik, karena akan membuat plastik menjadi rapuh. Sebaliknya, gunakan pembersih khusus seperti Contact Cleaner, untuk membersihkan soket berbahan plastik.
3 . Periksa air accu. Perhatikan volume air accu agar tetap sesuaidengan kebutuhannya. Jangan kurang atau berlebihan. Kekurangan air accu dapat menyebabkan kerusakan sel accu. Hal tersebut dapat berujung pada pengurangan suplai arus listrik yang dihasilkan.Selain itu, sel accu yang rusak mengakibatkan accu tidak mampu menyimpan listrik dengan sempurna. Dan jika mengisi air accu secara berlebihan, proses elektrokimia dapat memicu panas berlebihan pada accu.
4 . Pastikan posisi accu terpasangkuat pada tempatnya. Bila penempatan accu renggang, getaran mobil dapat merusak bagian dalam accu, sehingga memperpendek usianya. Usahakan tidak terdapat karat pada dudukan accu di mobil. Bersihkan dengan sikat kawat atau cairan pembersih bila terdapat karat pada dudukan accu.
5 . Mengistirahatkan accu. Jika mobil Anda tidak digunakan dalam waktu yang cukup lama, lepas terminal negatif accu agar kondisi accu terjaga. Jam memory system, audio, alarm, dan central lock akan terus bekerja jika accu tetap terpasang.Akibatnya accu akan kehabisan daya listriknya. Pasalnya accu tetap mengeluarkan energi listriknya kendati perangkat elektronik di mobil tidak sedang dalam proses pemakaian.
Cara Memperbaiki Accu Soak Dengan Mudah
Cara Memperbaiki Aki Soak Rusak Dengan Mudah – Aki yang
setiap harinya selalu diforsir untuk memenuhi kebutuhan listrik pada motor,
tidak boleh sampai salah dalam perawatan. Jika anda salah dalam merawat aki,
bisa saja aki motor anda bisa cepat soak dan rusak. Kerusakan aki atau aki soak
bisa disebabkan oleh umur yang memang sudah tua dan ada juga karena memang
perawatan yang salah.. Langsung saja ikuti langkah – langkah berikut untuk
memperbaiki aki rusak atau aki soak secara mudah dan sederhana
.
1. Sediakan dulu air sedikit panas (diatas hangat tetapi dibawah panas)
2. Buka semua penutup cairan aki, kemudian buang semua isinya. Hati-hati kalo bisa jangan sampai kena kulit, karena air aki tersebut bisa menyebabkan gatal yang lumayan.
3. Setelah terkuras habis, masukan air yang sedikit panas tersebut. Isi setengahnya saja, kemudian tutup semua lubangnya kembali dengan penutup semula.
4. Kocok-kocok aki tersebut hingga air yang ada didalamnya berubah warna menjadi hitam .
Tujuan dari pengocokan aki tersebut adalah untuk membuang hasil sisa reaksi yang menempel di element akidan di dasar box aki. Disamping itu, pemberian air sedikit panas tersebut berfungsi untuk menghidupkan kembali element yang sudah mati atau mati suri.
5. Jika air yang ada didalam aki sudah terlalu hitam dan pekat, anda bisa membungnya dulu, kemudian mengulanginya lagi dari tahap 3.
6. Ulangi terus hingga kotoran hasil reaksi yang ada didalam aki bersih.
7. Jika dirasa sudah bersih , maka langkah terakhir, anda bisa memasukan air aki jenis Zuur.
8. Setelah selesai, pasang aki pada motor anda. Tapi ingat, jangan langsung menggunakan untuk menstarter mesin motor anda,tetapi diamkan dulu sambil motor tersebut digunakan. Haltersebut bertujuan untuk mengisi arus listrik dulu ke aki.
.
1. Sediakan dulu air sedikit panas (diatas hangat tetapi dibawah panas)
2. Buka semua penutup cairan aki, kemudian buang semua isinya. Hati-hati kalo bisa jangan sampai kena kulit, karena air aki tersebut bisa menyebabkan gatal yang lumayan.
3. Setelah terkuras habis, masukan air yang sedikit panas tersebut. Isi setengahnya saja, kemudian tutup semua lubangnya kembali dengan penutup semula.
4. Kocok-kocok aki tersebut hingga air yang ada didalamnya berubah warna menjadi hitam .
Tujuan dari pengocokan aki tersebut adalah untuk membuang hasil sisa reaksi yang menempel di element akidan di dasar box aki. Disamping itu, pemberian air sedikit panas tersebut berfungsi untuk menghidupkan kembali element yang sudah mati atau mati suri.
5. Jika air yang ada didalam aki sudah terlalu hitam dan pekat, anda bisa membungnya dulu, kemudian mengulanginya lagi dari tahap 3.
6. Ulangi terus hingga kotoran hasil reaksi yang ada didalam aki bersih.
7. Jika dirasa sudah bersih , maka langkah terakhir, anda bisa memasukan air aki jenis Zuur.
8. Setelah selesai, pasang aki pada motor anda. Tapi ingat, jangan langsung menggunakan untuk menstarter mesin motor anda,tetapi diamkan dulu sambil motor tersebut digunakan. Haltersebut bertujuan untuk mengisi arus listrik dulu ke aki.
Ketahui Kerusakan Aki Sejak Dini
Aki atau accu yang sering soak belum tentu rusak, karena
bisa jadi perangkat pendukung kerja akinya yang bermasalah, jadi tidak usah
panik atau langsung mengganti dengan yang baru.
Hal seperti ini dapat dihindari, jika bisa mendeteksi lebih awal kerusakan yang terjadi pada aki. Anda dapat gunakan hidrometer sebagai alat pendeteksinya atau alat pendeteksi sederhana, seperti multitester, serta ikuti langkah-langkah berikut :
- Gunakan hidrometer untuk mendeteksi kadar asam dan berat jenis air aki. Pada tabung hidrometer terdapat tiga warna yang masing-masing punya arti sendiri, yakni warna hijau menandakan kadar asam dan berat jenis air aki terlalu ringan, akibatnya listrik yang dikirim ke aki tak bisa disimpan lama, jika berwarna putih menandakan air aki bagus berarti sistem pengisiannya normal, sedangkan warna merah berarti kerja alternator dan regulator terlalu banyak memasok setrum (overcharge) pada aki.
- Apabila tidak ada alat deteksi, lakukan cara deteksi yang sederhana, yakni nyalakan mesin dan copot terminal aki positif, jika mesin tetap hidup, berarti alternator dan regulator bekerja normal.
- Jangan sekali-kali melepas terminal aki negatif (massa) karena salah satu kabel massa di regulator tak akan tahan menanggung daya berlebihan.
- Alternatif alat deteksi yang lain dengan menggunakan multitester (voltmeter). Gunakanmultitester pada arus DC di angka 50 Volt. Nyalakan mesin dan hubungkan jarum merah multitester pada kepala aki positif dan jarum hitam di kepalaaki negatif. Jarum harus menunjukkan angka 13,8 - 14,8 volt, jika kurang atau lebih berarti ada masalah pada alternator dan regulator.
- Untuk mengetahui alternator dan regulator bermasalah atau tidak, dapat dilacak dengan cara memosisikan kunci kontak ON tanpa mesin dinyalakan. Kemudian gunakan obeng atau sesuatu yang bisa menghantarkan listrik.
- tempelkan batang obeng pada puli alternator, jika ada gaya tarik magnet berarti alternator normal, hal itu berarti regulator yang bermasalah. Sebaliknya jika alternator tidak mengandung magnet, kemungkinan lain arangalternator aus dan menipis, sehingga tak mampu lagi menghasilkan listrik.
Hal seperti ini dapat dihindari, jika bisa mendeteksi lebih awal kerusakan yang terjadi pada aki. Anda dapat gunakan hidrometer sebagai alat pendeteksinya atau alat pendeteksi sederhana, seperti multitester, serta ikuti langkah-langkah berikut :
- Gunakan hidrometer untuk mendeteksi kadar asam dan berat jenis air aki. Pada tabung hidrometer terdapat tiga warna yang masing-masing punya arti sendiri, yakni warna hijau menandakan kadar asam dan berat jenis air aki terlalu ringan, akibatnya listrik yang dikirim ke aki tak bisa disimpan lama, jika berwarna putih menandakan air aki bagus berarti sistem pengisiannya normal, sedangkan warna merah berarti kerja alternator dan regulator terlalu banyak memasok setrum (overcharge) pada aki.
- Apabila tidak ada alat deteksi, lakukan cara deteksi yang sederhana, yakni nyalakan mesin dan copot terminal aki positif, jika mesin tetap hidup, berarti alternator dan regulator bekerja normal.
- Jangan sekali-kali melepas terminal aki negatif (massa) karena salah satu kabel massa di regulator tak akan tahan menanggung daya berlebihan.
- Alternatif alat deteksi yang lain dengan menggunakan multitester (voltmeter). Gunakanmultitester pada arus DC di angka 50 Volt. Nyalakan mesin dan hubungkan jarum merah multitester pada kepala aki positif dan jarum hitam di kepalaaki negatif. Jarum harus menunjukkan angka 13,8 - 14,8 volt, jika kurang atau lebih berarti ada masalah pada alternator dan regulator.
- Untuk mengetahui alternator dan regulator bermasalah atau tidak, dapat dilacak dengan cara memosisikan kunci kontak ON tanpa mesin dinyalakan. Kemudian gunakan obeng atau sesuatu yang bisa menghantarkan listrik.
- tempelkan batang obeng pada puli alternator, jika ada gaya tarik magnet berarti alternator normal, hal itu berarti regulator yang bermasalah. Sebaliknya jika alternator tidak mengandung magnet, kemungkinan lain arangalternator aus dan menipis, sehingga tak mampu lagi menghasilkan listrik.
Jenis kerusakan aki
I. Discharge / Under Charge :
Yaitu Kondisi kapasitas battery yang kurang, sebagai akibat ketidak seimbangan anatar pengeluaran arus dengan pengisian kembali.
Penyebab battery discharge a.l. :
1. Arus ampere pengisian pada charging system kendaraan kurang , (tidak mencukupi) dari standar arus pengisian yang dibutuhkan battery
2. Tidak seimbangnya kondisi antara penggunaan battery untuk starter dengan waktu hidup mesin (banyak starter).
3. Penambahan aksesoris yang berlebihan (tidak sesuai dengan kapa – sitas battery yang terpasang pada kendaraan).
4. Battery yang sudah terpasang pada kendaraan / dalam kondisi Wet charge, didiamkan dalam jangka waktu yang lama
II. Over Charge :
Yaitu kerusakan pada plate – plate dan separator battery, sebagai akibat kelebihan arus pengisian, yang menyebabkan plate dan separator battery sehingga tidak dapat menyimpanstroom.
Penyebab battery over charge diantaranya :
1. Arus ampere pengisian pada charging system kendaraan terlalu besar dari standar arus pengisian yang dibutuhkan battery.
2. Pada saat penambahan elektrolite, banyak menggunakanaccu-zuur, sehingga elektrolite dalam bettery menjadi pekat.
3. Pada waktu melakukan penambahan stroom diluart kendaraan (charge) , menggunakan ampere pengisian yang besar dalam jangka waktu yang lama.
III. Sulfation :
Yaitu kerusakan pada plate – plate battery sebagai akibat battery terlalu lama didiamkan dalam kondisi kosong ( terlambat penyetruman), sehingga plate – plate battery tidak dapat kembali ke kondisi semula.
Penyebab battery sulfation a. l . :
1. Kelalaian dalam penanganan, battery dibiarkan kosong tanpa adanya penyetruman kembali.
2. Cairan elektrolite dibiarkan dalam kondisi kosong ( dibawah garis – lower level ), sehingga sebagian permukaan plate dan separator tidak terendam dalam cairan elektrolite yang dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan plate teroksidasi.
Yaitu Kondisi kapasitas battery yang kurang, sebagai akibat ketidak seimbangan anatar pengeluaran arus dengan pengisian kembali.
Penyebab battery discharge a.l. :
1. Arus ampere pengisian pada charging system kendaraan kurang , (tidak mencukupi) dari standar arus pengisian yang dibutuhkan battery
2. Tidak seimbangnya kondisi antara penggunaan battery untuk starter dengan waktu hidup mesin (banyak starter).
3. Penambahan aksesoris yang berlebihan (tidak sesuai dengan kapa – sitas battery yang terpasang pada kendaraan).
4. Battery yang sudah terpasang pada kendaraan / dalam kondisi Wet charge, didiamkan dalam jangka waktu yang lama
II. Over Charge :
Yaitu kerusakan pada plate – plate dan separator battery, sebagai akibat kelebihan arus pengisian, yang menyebabkan plate dan separator battery sehingga tidak dapat menyimpanstroom.
Penyebab battery over charge diantaranya :
1. Arus ampere pengisian pada charging system kendaraan terlalu besar dari standar arus pengisian yang dibutuhkan battery.
2. Pada saat penambahan elektrolite, banyak menggunakanaccu-zuur, sehingga elektrolite dalam bettery menjadi pekat.
3. Pada waktu melakukan penambahan stroom diluart kendaraan (charge) , menggunakan ampere pengisian yang besar dalam jangka waktu yang lama.
III. Sulfation :
Yaitu kerusakan pada plate – plate battery sebagai akibat battery terlalu lama didiamkan dalam kondisi kosong ( terlambat penyetruman), sehingga plate – plate battery tidak dapat kembali ke kondisi semula.
Penyebab battery sulfation a. l . :
1. Kelalaian dalam penanganan, battery dibiarkan kosong tanpa adanya penyetruman kembali.
2. Cairan elektrolite dibiarkan dalam kondisi kosong ( dibawah garis – lower level ), sehingga sebagian permukaan plate dan separator tidak terendam dalam cairan elektrolite yang dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan plate teroksidasi.
5 PENYEBAB KERUSAKAN AKI
Penyebab aki mobil cepat rusak adalah:
1. Hubungan pendek dalam kelistrikan.
2. Suplai arus listrik berlebih dari alternator.
3. Pemasangan peranti di kendaraan yang memerlukan suplai listrik besar, seperti: audio, lampu tambahan, dan lainnya (jika beban pemakaian melebihi kapasitas aki mobil).
4. Alternator lemah, sehingga suplai listrik tidak maksimal.
5. V-belt alternator kendur.
1. Hubungan pendek dalam kelistrikan.
2. Suplai arus listrik berlebih dari alternator.
3. Pemasangan peranti di kendaraan yang memerlukan suplai listrik besar, seperti: audio, lampu tambahan, dan lainnya (jika beban pemakaian melebihi kapasitas aki mobil).
4. Alternator lemah, sehingga suplai listrik tidak maksimal.
5. V-belt alternator kendur.
PENYEBAB KERUSAKAN AKI SECARA PREMATUR
Secara umum, aki rusak sebelum waktunya karena beberapa
sebab di bawah ini:
1. Panas!
2. Panas di bawah kap atau 'overcharging' menyebabkan kehilangan air, jaring-jaring positif lebih cepat korosif atau hubungan pendek plat.
3. Sulfasi (sulfation) karena kehilangan air, kurang charge (undercharging), atau aki lama tidak digunakan.
4. Kehilangan daya besar (deep discharges). Seperti meninggalkan mobil dengan lampu menyala.
5. Penggunaan yang salah atau menggunakan daya aki yang terlalu kecil, sehingga menyebabkan kehilangan daya lebih dari 10%
6. Getaran yang terlalu besar karena pengunci aki yang longgar.
7. Menggunakan air tak sesuai standar sehingga menyebabkan kalsium sulfat.
8. Membeku karena baterai tidak ada daya.
1. Panas!
2. Panas di bawah kap atau 'overcharging' menyebabkan kehilangan air, jaring-jaring positif lebih cepat korosif atau hubungan pendek plat.
3. Sulfasi (sulfation) karena kehilangan air, kurang charge (undercharging), atau aki lama tidak digunakan.
4. Kehilangan daya besar (deep discharges). Seperti meninggalkan mobil dengan lampu menyala.
5. Penggunaan yang salah atau menggunakan daya aki yang terlalu kecil, sehingga menyebabkan kehilangan daya lebih dari 10%
6. Getaran yang terlalu besar karena pengunci aki yang longgar.
7. Menggunakan air tak sesuai standar sehingga menyebabkan kalsium sulfat.
8. Membeku karena baterai tidak ada daya.
Penyebab Air Aki Terlalu Cepat Berkurang
Tanda-tandanya jumlah air aki mobil anda lebih cepat habis
jika dibanding jumlah air aki mobil teman anda. Berikut ini beberapa
penyebabnya :
Ada kebocoran pada aki Apabila terdapat keretakan pada kotak aki maka air aki akan merembes ke luar. Dalam hal tersebut aki harus diganti atau direparasi.
Aki dimuati melebihi batas. Hal ini karena penyetelan regulator tegangan kurang tepat sehingga pemuatan melampaui batas. Jika ini terjadi maka air aki akan menjadi panas sehingga air aki akan meluap dan mengalir ke luar melalui tutup-tutup aki. Dengan demikian maka air aki akan cepat berkurang dengan cepat. Disamping itu, lampu-lampu akan cepat mati dan kontak-kontak pemutus arus yang ada dalam distributor akan cepat menjadi kasar.
Ada kebocoran pada aki Apabila terdapat keretakan pada kotak aki maka air aki akan merembes ke luar. Dalam hal tersebut aki harus diganti atau direparasi.
Aki dimuati melebihi batas. Hal ini karena penyetelan regulator tegangan kurang tepat sehingga pemuatan melampaui batas. Jika ini terjadi maka air aki akan menjadi panas sehingga air aki akan meluap dan mengalir ke luar melalui tutup-tutup aki. Dengan demikian maka air aki akan cepat berkurang dengan cepat. Disamping itu, lampu-lampu akan cepat mati dan kontak-kontak pemutus arus yang ada dalam distributor akan cepat menjadi kasar.
Deteksi awal kerusakan aki
Aki yang sering soak belum tentu rusak, karena bisa jadi
perangkat pendukung kerja aki yang bermasalah. Oleh karena itu jangan keburu
mengganti aki, periksa dulu penyebab kerusakannya. Gunakan hidrometer sebagai
alat pendeteksinya atau alat pendeteksi sederhana seperti multitester.
Langkah-langkahnya :
Gunakan hidrometer untuk mendeteksi kadar asam dan berat jenis air aki. Pada tabung hidrometer terdapat tiga warna yang masing-masing punya arti tersendiri. Warna hijau menandakan kadar asam dan berat jenis air aki terlalu ringan, akibatnya listrik yang dikirim ke aki tak bisa disimpan lama. Warna putih menandakan air aki bagus berarti system pengisian bekerja normal. Warna merah berarti kerja alternator dan regulator terlalu banyak memasok setrum ( overcharge ) pada aki.
Apabila tidak ada alat deteksi, lakukan cara deteksi yang sederhana. Nyalakan mesin dan copot terminal aki positif. Jika mesin tetap hidup, berarti alternator dan regulator bekerja normal. Awas ! jangan sekali-sekali melepas terminal aki negatif ( massa ) karena salah satu kabel masa di regulator tak akan tahan menanggung daya berlebihan.
Alternatif alat deteksi yang lain dengan menggunakan multitester ( voltmeter ). Gunakan multitester pada arus DC di angka 50 volt. Nyalakan mesin dan hubungkan jarum merah multitester pada kepala aki positif dan jarum hitam di kepala aki negatif. Jarum harus menunjukkan angka 13,8–14,8 volt. Jika kurang atau lebih berarti masalah ada pada alternator dan regulator.
Pengecekan regulator dan alternator bermasalah atau tidak dapat dilacak dengan cara posisikan kunci kontak ON tanpa mesin dinyalakan. Kemudian gunakan obeng atau sesuatu yang bisa menghantarkan listrik. Tempelkan batang obeng pada puli alternator, jika ada gaya tarik magnet berarti alternator normal. Hal itu berarti regulator yang bermasalah. Sebaliknya jika alternator tidak mengandung magnet, kemungkinan lain arang alternator aus dan menipis sehingga tak mampu lagi menghasilkan listrik.
Langkah-langkahnya :
Gunakan hidrometer untuk mendeteksi kadar asam dan berat jenis air aki. Pada tabung hidrometer terdapat tiga warna yang masing-masing punya arti tersendiri. Warna hijau menandakan kadar asam dan berat jenis air aki terlalu ringan, akibatnya listrik yang dikirim ke aki tak bisa disimpan lama. Warna putih menandakan air aki bagus berarti system pengisian bekerja normal. Warna merah berarti kerja alternator dan regulator terlalu banyak memasok setrum ( overcharge ) pada aki.
Apabila tidak ada alat deteksi, lakukan cara deteksi yang sederhana. Nyalakan mesin dan copot terminal aki positif. Jika mesin tetap hidup, berarti alternator dan regulator bekerja normal. Awas ! jangan sekali-sekali melepas terminal aki negatif ( massa ) karena salah satu kabel masa di regulator tak akan tahan menanggung daya berlebihan.
Alternatif alat deteksi yang lain dengan menggunakan multitester ( voltmeter ). Gunakan multitester pada arus DC di angka 50 volt. Nyalakan mesin dan hubungkan jarum merah multitester pada kepala aki positif dan jarum hitam di kepala aki negatif. Jarum harus menunjukkan angka 13,8–14,8 volt. Jika kurang atau lebih berarti masalah ada pada alternator dan regulator.
Pengecekan regulator dan alternator bermasalah atau tidak dapat dilacak dengan cara posisikan kunci kontak ON tanpa mesin dinyalakan. Kemudian gunakan obeng atau sesuatu yang bisa menghantarkan listrik. Tempelkan batang obeng pada puli alternator, jika ada gaya tarik magnet berarti alternator normal. Hal itu berarti regulator yang bermasalah. Sebaliknya jika alternator tidak mengandung magnet, kemungkinan lain arang alternator aus dan menipis sehingga tak mampu lagi menghasilkan listrik.
KONSTRUKSI DAN CARA KERJA AKI
Dalam aki terdapat elemen dan sel untuk penyimpan arus yang
mengandung asam sulfat (H2SO4). Tiap sel berisikan pelat positif dan pelat
negatif Pada pelat positif terkandung oksid timah coklat (Pb 02), sedangkan
pelat negative mengandung timah (Pb).
Pelat-pelat ditempatkan pada batang penghubung. Pemisah atau separator menjadi isolasi diantara pelat itu, dibuat agar baterai acid mudah beredar disekeliling pelat.
Bila ketiga unsur kimia ini berinteraksi, muncullah arus listrik.Yang kita tahu dalam dunia otomotif aki adalah sumber tenaga/simber arus yang di butuh kan oleh kendaraan bermotor.Ternyata aki hanyalah sebagai tempat cadangan/tampungan arus listrik.
Pelat-pelat ditempatkan pada batang penghubung. Pemisah atau separator menjadi isolasi diantara pelat itu, dibuat agar baterai acid mudah beredar disekeliling pelat.
Bila ketiga unsur kimia ini berinteraksi, muncullah arus listrik.Yang kita tahu dalam dunia otomotif aki adalah sumber tenaga/simber arus yang di butuh kan oleh kendaraan bermotor.Ternyata aki hanyalah sebagai tempat cadangan/tampungan arus listrik.
Cara Kerja Aki atau battery
Baterai adalah suatu proses kimia listrik, dimana pada saat
pengisian/cas/charge energi listrik diubah menjadi kimia dan saat
pengeluaran/discharge energi kimia diubah menjadi energi listrik.Baterai (dalam
hal ini adalah aki ; aki mobil/motor) terdiri dari sel-sel dimana tiap sel
memiliki tegangan sebesar 2 V, artinya aki mobil dan aki motor yang memiliki
tegangan 12 V terdiri dari 6 sel yang dipasang secara seri (12 V = 6 x 2 V)
sedangkan aki yang memiliki tegangan 6 V memiliki 3 sel yang dipasang secara
seri (6 V = 3 x 2 V)
.
Antara satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh dinding penyekat yang terdapat dalam bak baterai, artinya tiap ruang pada sel tidak berhubungan karena itu cairan elektrolit pada tiap sel juga tidak berhubungan (dinding pemisah antar sel tidak boleh ada yang bocor/merembes).
Di dalam satu sel terdapat susunan pelat pelat yaitu beberapa pelat untuk kutub positif (antar pelat dipisahkan oleh kayu, ebonit atau plastik, tergantung teknologi yang digunakan) dan beberapa pelat untuk kutub negatif. Bahan aktif dari plat positif terbuat dari oksida timah coklat (PbO2) sedangkan bahan aktif dari plat negatif ialah timah (Pb) berpori (seperti bunga karang).
Pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam sulfat (H2SO4).
Saat baterai mengeluarkan arus
1. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya bergabung/berubah menjadi air (H20).
2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif maupun pelat negatif sehigga menempel dikedua pelat tersebut.
Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam keadaan discharge.
Pada saat battery dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat rendah dan hampir melulu hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi
battery bisa diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki (bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki ). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini bisa membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.
Air memiliki berat jenis 1 kg/dm3 (1 kg per 1000 cm3 atau 1 liter) dan asam sulfat memiliki berat jenis 1,285 kg/dm3 pada suhu 20 derajat Celcius.kg = kilogramdm3 = decimeter kubik = litercm3 = centimeter kubik / cc (centimeter cubic)1 dm = 1 liter = 1000 cm3 = 1000 cc
Saat baterai menerima arus
Battery yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas alias sedang diisi dengan cara dialirkan listrik
DC , dimana kutup positif battery dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan 6 V DC, dan dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V DC (baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari masing-maing tegangan baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal ini bisa ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang duhubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat arus (ampere) yang harus dialiri bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut (penjelasan tentang ini bisa ditemukan di bagian bawah).
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu :1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2).2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).
Cairan elektrolit
Pelat-pelat baterai harus selalu terendam cairan elektrolit, sebaiknya tinggi cairan elektrolit 4 - 10 mm diatas bagian tertinggi dari pelat. Bila sebagian pelat tidak terendam cairan elektrolit maka bagian pada pelat yang tidak terendam tersebut akan langsung berhubungan dengan udara akibatnya bagian tersebut akan rusak dan tak dapat dipergunakan dalam suatu reaksi kimia yang diharapkan, contoh, sulfat tidak bisa lagi menempel pada bagian dari pelat yang rusak, sebab itu bisa ditemukan konsentrasi sulfat yang sangat tinggi dari ruang sel yang sebagian pelatnya sudah rusak akibat sulfat yang sudah tidak bisa lagi bereaksi dengan bagian yang rusak dari pelat. Oleh karena itu kita harus memeriksa tinggi cairan elektrolit dalam baterai kendaraan bermotor setidaknya 1 bulan sekali (kalau perlu tiap 2 minggu sekali agar lebih aman) karena senyawa dari cairan elektrolit bisa menguap terutama akibat panas yang terjadi pada proses pengisian (charging), misalnya pengisian yang diberikan oleh alternator.
Bagaimana jika cairan terlalu tinggi? Ini juga tidak baik karena cairan elektrolit bisa tumpah melalui lubang-lubang sel (misalnya pada saat terjadi pengisian) dan dapat merusak benda-benda yang ada disekitar baterai akibat korosi, misalnya sepatu kabel, penyangga/dudukan baterai, dan bodi kendaraan akan terkorosi, selain itu proses pendinginan dari panasnya cairan elektrolit baterai oleh udara yang ada dalam sel tidak efisien akibat kurangnya udara yang terdapat di dalam sel, dan juga asam sulfat akan berkurang karena tumpah keluar; bila asam sulfat berkurang dari volume yang seharusnya maka kapasitas baterai tidak akan maksimal karena proses kimia yang terjadi tidak dalam keadaan optimal sehingga tenaga/kapasitas yang bisa diberikan akan berkurang, yang sebelumnya bisa menyuplai -katakanlah- 7 ampere dalam satu jam menjadi kurang dari 7 ampere dalam satu jam, yang sebelumnya bisa memberikan pasokan tenaga sampai -katakanlah- 1 jam kini kurang dari 1 jam isi/tenaga baterai sudah habis.
Penyulfatan
Battery , digunakan ataupun tidak, akan mengeluarkan isinya (maksudnya tenaga baterai keluar/berkurang bukan cairan elektrolit). Bila sedang tidak digunakan maka pengeluaran tersebut terjadi secara perlahan yang biasa disebut pengeluaran isi sendiri (self discharge). Cepat atau lambatnya pengeluaran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu elektrolit. Sebuah baterai tak terpakai yang berisi penuh akan habis isinya dalam jangka waktu 3 bulan jika elektrolit memiliki suhu 40 derajat Celcius, sedangkan makin dingin suhunya maka makin lambat isi berkurang, contoh, elektrolit yang bersuhu 20 derajat Celcius isinya hanya akan hilang setengah bagian (50%) dalam 3 bulan, dan yang bersuhu 15 derajat Celcius isinya hanya akan berkurang sebesar 7-8% dalam 3 bulan.
Baterai yang sedang mengeluarkan isinya sendiri secara perlahan akan menyulfat. Maksud penyulfatan adalah sulfat timah (PbSO4) yang terbentuk selama pengeluaran membuat bahan aktif menjadi keras dan mati.
Penyulfatan kadang-kadang bisa dihilangkan dengan pengisian lambat (slow charge) sehingga bagian-bagian dari timah sulfat (PbSO4) mencapai harga yang normal. Penyulfatan yang sudah terlalu banyak pada satu baterai tidak mungkin dihilangkan, baterai ini harus diganti. Penggantian cairan elektrolit (biasa dikenal dengan pengurasan) tidak akan membantu atau tidak akan banyak membantu karena yang sudah rusak disini adalah pelat-pelatnya, kalaupun berhasil memiliki kapasitas setelah dikuras, dalam waktu yang sangat singkat (tergantung pada tingkat kerusakan pelat-pelatnya) baterai akan lemah (drop) kembali.
Mengatasi penyulfatan
1. Baterai yang tak terpakai disimpan pada ruangan yang bersuhu rendah (suhu yang lebih dingin).
2. Baterai yang tak terpakai diisi dengan arus pengisian yang sangat rendah yaitu dengan pengisian perawatan (maintenance charge) sampai penuh, ATAU, baterai diisi secara teratur tiap bulan.Pada nomor 2, metode yang paling baik adalah dengan pengisian perawatan (maintenance charge), artinya Anda harus memiliki alat pengisi (charger) (lebih baik lagi kalau kuat arus dari alat tersebut bisa Anda atur kuat lemahnya) yang secara otomatis menghentikan proses pengisian jika baterai sudah terisi penuh dan kembali menghidupkan proses pengisian jika isi baterai mulai berkurang (memiliki fitur deteksi). Jika tidak ada fitur otomatisasi maka terpaksa yang Anda lakukan adalah mengisi baterai secara penuh menggunakan pengisian lambat (slow charge) tiap bulan. Terpaksa disini disebabkan karena baterai yang sudah terisi penuh tidak akan bertambah lagi isinya walaupun tetap terus diisi, selain itu baterai yang terisi penuh akan kian bertambah panas bila terus diisi/disetrum (overcharging) sehingga beresiko merusaknya, ditambah lagi dengan terjadinya penguapan gas, dan terutama bahaya kemungkinan meledak yang pada akhirnya merusak baterai secara total (sama sekali tidak bisa dipergunakan) dan bahkan berbahaya bagi orang yang ada disekelilingnya jika cairan asam dari baterai muncrat dan mengenai orang tersebut! Ingat, cairan asam bisa mengorosi/merusak plat besi, apalagi daging manusia! Termasuk juga cairan accu zur (cairan yang disikan pada baterai baru yaitu saat pertama kali diisi) cukup korosif! Jadi berhati-hatilah jika berhubungan dengan cairan accu zur terlebih lagi cairan yang telah ada dalam baterai!
Battery Capacity
Kapasitas baterai adalah jumlah ampere jam (Ah = kuat arus/Ampere x waktu/hour), artinya baterai dapat memberikan/menyuplai sejumlah isinya secara rata-rata sebelum tiap selnya menyentuh tegangan/voltase turun (drop voltage) yaitu sebesar 1,75 V (ingat, tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V; jika dipakai maka tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif dikatakan sudah terpakai semuanya bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V). Misal, baterai 12 V 75 Ah. Baterai ini bisa memberikan kuat arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam artinya memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt (Watt = V x I = Voltase x Ampere = 12 V x 75 A). Secara hitungan kasar dapat menyuplai alat berdaya 900 Watt selama satu jam atau alat berdaya 90 Watt selama 10 jam, walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu (dijelaskan di bawah ini). Kembali ke kapasitas baterai, pada kendaraan bermotor kapasitas ini bisa dianalogikan sebagai volume maksimal tangki bahan bakar namun yang membuat berbeda adalah kapasitas pada baterai bisa berubah-ubah dari nilai patokannya, jadi mirip tangki bahan bakar mobil yang bahannya terbuat dari karet. Sebagai ilustrasi saya beri contoh balon karet, isinya bisa besar jika terus dimasukkan udara atau bisa juga kecil jika udara yang ditiup sedikit saja. Nah, kapasitas baterai juga tidak tetap, mirip contoh balon karet tadi, dimana ada tiga faktor yang menentukan besar kecilnya kapasitas baterai yaitu :
Jumlah bahan aktif
Makin besar ukuran pelat yang bersentuhan dengan cairan elektrolit maka makin besar kapasitasnya; makin banyak pelat yang bersentuhan dengan cairan elektrolit maka makin besar kapasitasnya. Jadi untuk mendapatkan kapasitas yang besar luas pelat dan banyaknya pelat haruslah ditingkatkan, dengan catatan bahwa pelat haruslah terendam oleh cairan elektrolit. Dari sini Anda kembali bisa menyadari betapa pentingnya bagi pelat-pelat agar terendam oleh cairan elektrolit karena bagian dari pelat yang tidak terendam sama sekali tidak akan berfungsi bagi peningkatan kapasitas!
Temperatur
Makin rendah temperatur (makin dingin) maka makin kecil kapasitas baterai saat digunakan karena reaksi kimia pada suhu yang rendah makin lambat tidak peduli apakah arus yang digunakan tinggi atapun rendah. Kapasitas baterai biasanya diukur pada suhu tertentu, biasanya 25 derajat Celcius.
Waktu dan arus pengeluaran
Pengeluaran lambat (berupa pengeluaran arus yang rendah) mengakibatkan waktu pengeluaran juga diperpanjang alias kapasitas lebih tinggi. Kapasitas yang dinyatakan untuk baterai yang umum pemakaiannya pada pengeluaran tertentu, biasanya 20 jam. Contoh: Baterai 12 V 75 Ah bisa dipakai selama 20 jam jika kuat arus rata-rata yang digunakan dalam 1 jam adalah 3,75 Ampere (75 Ah / 20 h), sedangkan bila digunakan sebesar 5 Ampere maka waktu pemakaian bukannya 15 jam (75 Ah / 5 A) tapi lebih kecil yaitu 14 jam, sedangkan pada penggunaan Ampere yang jauh lebih besar, yaitu 7,5 Ampere maka waktu pemakaian bukan 10 jam (75 A / 7,5 A) tapi hanya 7 jam!Hal ini bisa menjadi jawaban bagi mereka yang menggunakan UPS, misal 500 VA atau 500 Watt.hour, yang mana baterai UPS hanya bertahan lebih kurang 5 - 15 menit untuk komputer yang memerlukan daya 250 Watt, padahal kalau berdasarkan hitungan kasar seharusnya bisa bertahan selama 2 jam (500 Watt.hour / 250 Watt).Saya beri satu contoh nyata, sebuah aki kering 12 V dan 18 Ah mencantumkan nilai spesifikasi sebagai berikut :20 hr @ 0,9 A = 18 A5 hr @ 3,06 A = 15,3 A1 hr @ 10,8 A = 10,8 A1/2 hr @ 18 A = 9 AJika dilihat dari spesifikasi maka aki ini memiliki kapasitas efektif sebesar 18 Ah namun suplai dari aki sebenarnya hanya bisa dilakukan selama :- 20 jam jika kuat arus yang dipakai hanya sebesar 0,9 A untuk tiap jam artinya hanya memakai daya sebesar 10,8 Watt/jam (12 V x 0,9 A) -->Kapasitas = 18 Ah (0,9 A x 20 hour)- 5 jam jika kuat arus yang dipakai 3,06 A atau berdaya 36,72 Watt/jam (12 V x 3,06 A) -->Kapasitas = 15,3 Ah (3,06 A x 5 hour)- 1 jam jika kuat arus yang dipakai 10,8 A atau berdaya 129,6 Watt/jam (12 V x 10,8 A) -->Kapasitas = 10,8 Ah (10,8 A x 1 hour)- 1/2 jam jika kuat arus yang dipakai sama dengan kapasitas efektifnya yang 18 Ah atau berdaya 216 Watt/jam (12 V x 18 A) -->Kapasitas = 9 Ah (18 A x 0,5 hour)Dari sini Anda sudah bisa menyimpulkan bahwa makin rendah arus yang dikeluarkan/dipergunakan maka baterai mampu menyuplai dalam waktu yang lebih panjang artinya kapasitas baterai bisa sama persis dengan kapasitas efektif sebesar 18 Ah bila menggunakan kuat arus seperduapuluh dari kapasitas efektifnya (1/20 x 18 A) dan sebaliknya semakin besar pemakaian arus makin kecil pula kapasitas baterai yang bahkan bisa cuma mencapai 9 Ah.Saya pribadi tidak tahu persis apa rumus yang bisa menghitung hubungan flukutasi arus dengan kapasitas yang dihasilkannya tapi secara kasar -berdasarkan data diatas- pemakain arus sebesar 60% dari kapasitas efektifnya akan bertahan selama 1 jam. Jadi untuk mendapatkan kapasitas baterai yang bisa menyalakan peralatan berdaya 300 Watt selama satu jam digunakan perhitungan berikut :- Dapatkan ukuran Ampere, yaitu 25 A (Ampere (I) = Daya / Voltase = P / V = 300 / 12 = 25)- Kapasitas efektif dari baterai yang dicari adalah 41,67 Ah (Ampere / 60% = 25 x 100 / 60).
Pengisian baterai/Cas aki /Accu charging
Pengisian arus dialirkan berlawanan dengan waktu pengeluaran isi yang berarti juga bahwa beban aktif dan elektrolit diubah supaya energi kimia bateari mencapai maksimum.
Ada tiga metode pengisian bateari :
1. Pengisian perawatan (maintenance charging) digunakan untuk mengimbangi kehilangan isi (self discharge), dilakukan dengan arus rendah sebesar 1/1000 dari kapasitas baterai. Ini biasa dilakukan pada baterai tak terpakai untuk melawan proses penyulfatan. Bila baterai memiliki kapasitas 45 Ah maka besarnya arus pengisian perawatan adalah 45 mA (miliAmpere).
2. Pengisian lambat (slow charging) adalah suatu pengisian yang lebih normal. Arus pengisian harus sebesar 1/10 dari kapasitas baterai. Bila baterai memiliki kapasitas 45 Ah maka besarnya arus pengisian lambat adalah 4,5 A. Waktu pengisian ini bergantung pada kapasitas baterai, keadaan baterai pada permulaan pengisian, dan besarnya arus pengisian. Pengisian harus sampai gasnya mulai menguap dan berat jenis elektrolit tidak bertambah walaupun pengisian terus dilakukan sampai 2 - 3 jam kemudian.
3. Pengisian cepat (fast charging) dilakukan pada arus yang besar yaitu mencapai 60 - 100 A pada waktu yang singkat kira-kira 1 jam dimana baterai akan terisi sebesar tiga per empatnya. Fungsi pengisian cepat adalah memberikan baterai suatu pengisian yang memungkinkannya dapat menstarter motor yang selajutnya generator memberikan pengisian ke baterai.
Hal-hal lain tentang baterai
Baterai yang terawat dengan baik dapat berfungsi sampai beberapa tahun, sebaliknya jika tak terawat, baterai bisa diganti kurang dari satu tahun! Pemegang baterai yang longgar bisa menyebabkan baterai tak tahan lama, kabel starter yang rusak dapat mengakibatkan hubungan singkat sehingga baterai cepat rusak, dan baterai yang kotor dapat menyebabkan arus hilang terutama pada kondisi cuaca yang lembab.
Gas-gas yang menguap pada waktu pengisian baterai dapat meledak sehingga menggunakan api pada ruangan dimana baterai diisi terlarang keras! Selain itu ruangan baterai harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik untuk mencegah timbulnya karat karena adanya gas asam sulfur. Campuran timah pada baterai selalu beracun karena itu diperlukan kebersihan dan kehati-hatian ekstra.
Memeriksa kondisi batere tidak bisa hanya dengan mengukur tinggi tegangan/voltase yang dihasilkan tapi juga harus dengan memberikan beban pada baterai tersebut.
Bila mengunakan baterai lebih dari satu dimana kondisinya secara keseluruhan sudah lemah maka seluruh baterai harus diganti jadi tidak bisa hanya sekedar mengganti baterai yang sudah lemah saja! Karena jika sebagian diganti dan sebagian lain masih menggunakan baterai yang lama maka peralatan listrik akan menggunakan karakteristik dari baterai terlemah yaitu baterai lama yang masih dipakai dan berakibat penggantian baterai yang lebih cepat; dalam jangka panjang biayanya justru lebih tinggi daripada mengganti seluruh baterai sedari awal.
Selain itu alat pengisi baterai (charger) akan melihat keseluruhan baterai sebagai satu kesatuan baterai sehingga baterai lama ada kemungkinan bisa mengalami overcharging dan baterai baru mengalami undercharging yang pada akhirnya mengakibatkan kerusakan baterai secara total terlebih lagi hasil dari baterai gabungan tersebut menyebabkan peralatan listrik tidak bekerja/berjalan secara memadai.
Aki kering maupun basah memiliki prinsip kerja yang sama termasuk pengisian arusnya. Jadi substitusi dimungkinkan terjadi namun perlu diperhatikan karakteristik dari peralatan yang menggunakannya dan sistem yang ada.
.
Antara satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh dinding penyekat yang terdapat dalam bak baterai, artinya tiap ruang pada sel tidak berhubungan karena itu cairan elektrolit pada tiap sel juga tidak berhubungan (dinding pemisah antar sel tidak boleh ada yang bocor/merembes).
Di dalam satu sel terdapat susunan pelat pelat yaitu beberapa pelat untuk kutub positif (antar pelat dipisahkan oleh kayu, ebonit atau plastik, tergantung teknologi yang digunakan) dan beberapa pelat untuk kutub negatif. Bahan aktif dari plat positif terbuat dari oksida timah coklat (PbO2) sedangkan bahan aktif dari plat negatif ialah timah (Pb) berpori (seperti bunga karang).
Pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam sulfat (H2SO4).
Saat baterai mengeluarkan arus
1. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya bergabung/berubah menjadi air (H20).
2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif maupun pelat negatif sehigga menempel dikedua pelat tersebut.
Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam keadaan discharge.
Pada saat battery dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat rendah dan hampir melulu hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi
battery bisa diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki (bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki ). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini bisa membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.
Air memiliki berat jenis 1 kg/dm3 (1 kg per 1000 cm3 atau 1 liter) dan asam sulfat memiliki berat jenis 1,285 kg/dm3 pada suhu 20 derajat Celcius.kg = kilogramdm3 = decimeter kubik = litercm3 = centimeter kubik / cc (centimeter cubic)1 dm = 1 liter = 1000 cm3 = 1000 cc
Saat baterai menerima arus
Battery yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas alias sedang diisi dengan cara dialirkan listrik
DC , dimana kutup positif battery dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan 6 V DC, dan dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V DC (baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari masing-maing tegangan baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal ini bisa ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang duhubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat arus (ampere) yang harus dialiri bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut (penjelasan tentang ini bisa ditemukan di bagian bawah).
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu :1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2).2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).
Cairan elektrolit
Pelat-pelat baterai harus selalu terendam cairan elektrolit, sebaiknya tinggi cairan elektrolit 4 - 10 mm diatas bagian tertinggi dari pelat. Bila sebagian pelat tidak terendam cairan elektrolit maka bagian pada pelat yang tidak terendam tersebut akan langsung berhubungan dengan udara akibatnya bagian tersebut akan rusak dan tak dapat dipergunakan dalam suatu reaksi kimia yang diharapkan, contoh, sulfat tidak bisa lagi menempel pada bagian dari pelat yang rusak, sebab itu bisa ditemukan konsentrasi sulfat yang sangat tinggi dari ruang sel yang sebagian pelatnya sudah rusak akibat sulfat yang sudah tidak bisa lagi bereaksi dengan bagian yang rusak dari pelat. Oleh karena itu kita harus memeriksa tinggi cairan elektrolit dalam baterai kendaraan bermotor setidaknya 1 bulan sekali (kalau perlu tiap 2 minggu sekali agar lebih aman) karena senyawa dari cairan elektrolit bisa menguap terutama akibat panas yang terjadi pada proses pengisian (charging), misalnya pengisian yang diberikan oleh alternator.
Bagaimana jika cairan terlalu tinggi? Ini juga tidak baik karena cairan elektrolit bisa tumpah melalui lubang-lubang sel (misalnya pada saat terjadi pengisian) dan dapat merusak benda-benda yang ada disekitar baterai akibat korosi, misalnya sepatu kabel, penyangga/dudukan baterai, dan bodi kendaraan akan terkorosi, selain itu proses pendinginan dari panasnya cairan elektrolit baterai oleh udara yang ada dalam sel tidak efisien akibat kurangnya udara yang terdapat di dalam sel, dan juga asam sulfat akan berkurang karena tumpah keluar; bila asam sulfat berkurang dari volume yang seharusnya maka kapasitas baterai tidak akan maksimal karena proses kimia yang terjadi tidak dalam keadaan optimal sehingga tenaga/kapasitas yang bisa diberikan akan berkurang, yang sebelumnya bisa menyuplai -katakanlah- 7 ampere dalam satu jam menjadi kurang dari 7 ampere dalam satu jam, yang sebelumnya bisa memberikan pasokan tenaga sampai -katakanlah- 1 jam kini kurang dari 1 jam isi/tenaga baterai sudah habis.
Penyulfatan
Battery , digunakan ataupun tidak, akan mengeluarkan isinya (maksudnya tenaga baterai keluar/berkurang bukan cairan elektrolit). Bila sedang tidak digunakan maka pengeluaran tersebut terjadi secara perlahan yang biasa disebut pengeluaran isi sendiri (self discharge). Cepat atau lambatnya pengeluaran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu elektrolit. Sebuah baterai tak terpakai yang berisi penuh akan habis isinya dalam jangka waktu 3 bulan jika elektrolit memiliki suhu 40 derajat Celcius, sedangkan makin dingin suhunya maka makin lambat isi berkurang, contoh, elektrolit yang bersuhu 20 derajat Celcius isinya hanya akan hilang setengah bagian (50%) dalam 3 bulan, dan yang bersuhu 15 derajat Celcius isinya hanya akan berkurang sebesar 7-8% dalam 3 bulan.
Baterai yang sedang mengeluarkan isinya sendiri secara perlahan akan menyulfat. Maksud penyulfatan adalah sulfat timah (PbSO4) yang terbentuk selama pengeluaran membuat bahan aktif menjadi keras dan mati.
Penyulfatan kadang-kadang bisa dihilangkan dengan pengisian lambat (slow charge) sehingga bagian-bagian dari timah sulfat (PbSO4) mencapai harga yang normal. Penyulfatan yang sudah terlalu banyak pada satu baterai tidak mungkin dihilangkan, baterai ini harus diganti. Penggantian cairan elektrolit (biasa dikenal dengan pengurasan) tidak akan membantu atau tidak akan banyak membantu karena yang sudah rusak disini adalah pelat-pelatnya, kalaupun berhasil memiliki kapasitas setelah dikuras, dalam waktu yang sangat singkat (tergantung pada tingkat kerusakan pelat-pelatnya) baterai akan lemah (drop) kembali.
Mengatasi penyulfatan
1. Baterai yang tak terpakai disimpan pada ruangan yang bersuhu rendah (suhu yang lebih dingin).
2. Baterai yang tak terpakai diisi dengan arus pengisian yang sangat rendah yaitu dengan pengisian perawatan (maintenance charge) sampai penuh, ATAU, baterai diisi secara teratur tiap bulan.Pada nomor 2, metode yang paling baik adalah dengan pengisian perawatan (maintenance charge), artinya Anda harus memiliki alat pengisi (charger) (lebih baik lagi kalau kuat arus dari alat tersebut bisa Anda atur kuat lemahnya) yang secara otomatis menghentikan proses pengisian jika baterai sudah terisi penuh dan kembali menghidupkan proses pengisian jika isi baterai mulai berkurang (memiliki fitur deteksi). Jika tidak ada fitur otomatisasi maka terpaksa yang Anda lakukan adalah mengisi baterai secara penuh menggunakan pengisian lambat (slow charge) tiap bulan. Terpaksa disini disebabkan karena baterai yang sudah terisi penuh tidak akan bertambah lagi isinya walaupun tetap terus diisi, selain itu baterai yang terisi penuh akan kian bertambah panas bila terus diisi/disetrum (overcharging) sehingga beresiko merusaknya, ditambah lagi dengan terjadinya penguapan gas, dan terutama bahaya kemungkinan meledak yang pada akhirnya merusak baterai secara total (sama sekali tidak bisa dipergunakan) dan bahkan berbahaya bagi orang yang ada disekelilingnya jika cairan asam dari baterai muncrat dan mengenai orang tersebut! Ingat, cairan asam bisa mengorosi/merusak plat besi, apalagi daging manusia! Termasuk juga cairan accu zur (cairan yang disikan pada baterai baru yaitu saat pertama kali diisi) cukup korosif! Jadi berhati-hatilah jika berhubungan dengan cairan accu zur terlebih lagi cairan yang telah ada dalam baterai!
Battery Capacity
Kapasitas baterai adalah jumlah ampere jam (Ah = kuat arus/Ampere x waktu/hour), artinya baterai dapat memberikan/menyuplai sejumlah isinya secara rata-rata sebelum tiap selnya menyentuh tegangan/voltase turun (drop voltage) yaitu sebesar 1,75 V (ingat, tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V; jika dipakai maka tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif dikatakan sudah terpakai semuanya bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V). Misal, baterai 12 V 75 Ah. Baterai ini bisa memberikan kuat arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam artinya memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt (Watt = V x I = Voltase x Ampere = 12 V x 75 A). Secara hitungan kasar dapat menyuplai alat berdaya 900 Watt selama satu jam atau alat berdaya 90 Watt selama 10 jam, walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu (dijelaskan di bawah ini). Kembali ke kapasitas baterai, pada kendaraan bermotor kapasitas ini bisa dianalogikan sebagai volume maksimal tangki bahan bakar namun yang membuat berbeda adalah kapasitas pada baterai bisa berubah-ubah dari nilai patokannya, jadi mirip tangki bahan bakar mobil yang bahannya terbuat dari karet. Sebagai ilustrasi saya beri contoh balon karet, isinya bisa besar jika terus dimasukkan udara atau bisa juga kecil jika udara yang ditiup sedikit saja. Nah, kapasitas baterai juga tidak tetap, mirip contoh balon karet tadi, dimana ada tiga faktor yang menentukan besar kecilnya kapasitas baterai yaitu :
Jumlah bahan aktif
Makin besar ukuran pelat yang bersentuhan dengan cairan elektrolit maka makin besar kapasitasnya; makin banyak pelat yang bersentuhan dengan cairan elektrolit maka makin besar kapasitasnya. Jadi untuk mendapatkan kapasitas yang besar luas pelat dan banyaknya pelat haruslah ditingkatkan, dengan catatan bahwa pelat haruslah terendam oleh cairan elektrolit. Dari sini Anda kembali bisa menyadari betapa pentingnya bagi pelat-pelat agar terendam oleh cairan elektrolit karena bagian dari pelat yang tidak terendam sama sekali tidak akan berfungsi bagi peningkatan kapasitas!
Temperatur
Makin rendah temperatur (makin dingin) maka makin kecil kapasitas baterai saat digunakan karena reaksi kimia pada suhu yang rendah makin lambat tidak peduli apakah arus yang digunakan tinggi atapun rendah. Kapasitas baterai biasanya diukur pada suhu tertentu, biasanya 25 derajat Celcius.
Waktu dan arus pengeluaran
Pengeluaran lambat (berupa pengeluaran arus yang rendah) mengakibatkan waktu pengeluaran juga diperpanjang alias kapasitas lebih tinggi. Kapasitas yang dinyatakan untuk baterai yang umum pemakaiannya pada pengeluaran tertentu, biasanya 20 jam. Contoh: Baterai 12 V 75 Ah bisa dipakai selama 20 jam jika kuat arus rata-rata yang digunakan dalam 1 jam adalah 3,75 Ampere (75 Ah / 20 h), sedangkan bila digunakan sebesar 5 Ampere maka waktu pemakaian bukannya 15 jam (75 Ah / 5 A) tapi lebih kecil yaitu 14 jam, sedangkan pada penggunaan Ampere yang jauh lebih besar, yaitu 7,5 Ampere maka waktu pemakaian bukan 10 jam (75 A / 7,5 A) tapi hanya 7 jam!Hal ini bisa menjadi jawaban bagi mereka yang menggunakan UPS, misal 500 VA atau 500 Watt.hour, yang mana baterai UPS hanya bertahan lebih kurang 5 - 15 menit untuk komputer yang memerlukan daya 250 Watt, padahal kalau berdasarkan hitungan kasar seharusnya bisa bertahan selama 2 jam (500 Watt.hour / 250 Watt).Saya beri satu contoh nyata, sebuah aki kering 12 V dan 18 Ah mencantumkan nilai spesifikasi sebagai berikut :20 hr @ 0,9 A = 18 A5 hr @ 3,06 A = 15,3 A1 hr @ 10,8 A = 10,8 A1/2 hr @ 18 A = 9 AJika dilihat dari spesifikasi maka aki ini memiliki kapasitas efektif sebesar 18 Ah namun suplai dari aki sebenarnya hanya bisa dilakukan selama :- 20 jam jika kuat arus yang dipakai hanya sebesar 0,9 A untuk tiap jam artinya hanya memakai daya sebesar 10,8 Watt/jam (12 V x 0,9 A) -->Kapasitas = 18 Ah (0,9 A x 20 hour)- 5 jam jika kuat arus yang dipakai 3,06 A atau berdaya 36,72 Watt/jam (12 V x 3,06 A) -->Kapasitas = 15,3 Ah (3,06 A x 5 hour)- 1 jam jika kuat arus yang dipakai 10,8 A atau berdaya 129,6 Watt/jam (12 V x 10,8 A) -->Kapasitas = 10,8 Ah (10,8 A x 1 hour)- 1/2 jam jika kuat arus yang dipakai sama dengan kapasitas efektifnya yang 18 Ah atau berdaya 216 Watt/jam (12 V x 18 A) -->Kapasitas = 9 Ah (18 A x 0,5 hour)Dari sini Anda sudah bisa menyimpulkan bahwa makin rendah arus yang dikeluarkan/dipergunakan maka baterai mampu menyuplai dalam waktu yang lebih panjang artinya kapasitas baterai bisa sama persis dengan kapasitas efektif sebesar 18 Ah bila menggunakan kuat arus seperduapuluh dari kapasitas efektifnya (1/20 x 18 A) dan sebaliknya semakin besar pemakaian arus makin kecil pula kapasitas baterai yang bahkan bisa cuma mencapai 9 Ah.Saya pribadi tidak tahu persis apa rumus yang bisa menghitung hubungan flukutasi arus dengan kapasitas yang dihasilkannya tapi secara kasar -berdasarkan data diatas- pemakain arus sebesar 60% dari kapasitas efektifnya akan bertahan selama 1 jam. Jadi untuk mendapatkan kapasitas baterai yang bisa menyalakan peralatan berdaya 300 Watt selama satu jam digunakan perhitungan berikut :- Dapatkan ukuran Ampere, yaitu 25 A (Ampere (I) = Daya / Voltase = P / V = 300 / 12 = 25)- Kapasitas efektif dari baterai yang dicari adalah 41,67 Ah (Ampere / 60% = 25 x 100 / 60).
Pengisian baterai/Cas aki /Accu charging
Pengisian arus dialirkan berlawanan dengan waktu pengeluaran isi yang berarti juga bahwa beban aktif dan elektrolit diubah supaya energi kimia bateari mencapai maksimum.
Ada tiga metode pengisian bateari :
1. Pengisian perawatan (maintenance charging) digunakan untuk mengimbangi kehilangan isi (self discharge), dilakukan dengan arus rendah sebesar 1/1000 dari kapasitas baterai. Ini biasa dilakukan pada baterai tak terpakai untuk melawan proses penyulfatan. Bila baterai memiliki kapasitas 45 Ah maka besarnya arus pengisian perawatan adalah 45 mA (miliAmpere).
2. Pengisian lambat (slow charging) adalah suatu pengisian yang lebih normal. Arus pengisian harus sebesar 1/10 dari kapasitas baterai. Bila baterai memiliki kapasitas 45 Ah maka besarnya arus pengisian lambat adalah 4,5 A. Waktu pengisian ini bergantung pada kapasitas baterai, keadaan baterai pada permulaan pengisian, dan besarnya arus pengisian. Pengisian harus sampai gasnya mulai menguap dan berat jenis elektrolit tidak bertambah walaupun pengisian terus dilakukan sampai 2 - 3 jam kemudian.
3. Pengisian cepat (fast charging) dilakukan pada arus yang besar yaitu mencapai 60 - 100 A pada waktu yang singkat kira-kira 1 jam dimana baterai akan terisi sebesar tiga per empatnya. Fungsi pengisian cepat adalah memberikan baterai suatu pengisian yang memungkinkannya dapat menstarter motor yang selajutnya generator memberikan pengisian ke baterai.
Hal-hal lain tentang baterai
Baterai yang terawat dengan baik dapat berfungsi sampai beberapa tahun, sebaliknya jika tak terawat, baterai bisa diganti kurang dari satu tahun! Pemegang baterai yang longgar bisa menyebabkan baterai tak tahan lama, kabel starter yang rusak dapat mengakibatkan hubungan singkat sehingga baterai cepat rusak, dan baterai yang kotor dapat menyebabkan arus hilang terutama pada kondisi cuaca yang lembab.
Gas-gas yang menguap pada waktu pengisian baterai dapat meledak sehingga menggunakan api pada ruangan dimana baterai diisi terlarang keras! Selain itu ruangan baterai harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik untuk mencegah timbulnya karat karena adanya gas asam sulfur. Campuran timah pada baterai selalu beracun karena itu diperlukan kebersihan dan kehati-hatian ekstra.
Memeriksa kondisi batere tidak bisa hanya dengan mengukur tinggi tegangan/voltase yang dihasilkan tapi juga harus dengan memberikan beban pada baterai tersebut.
Bila mengunakan baterai lebih dari satu dimana kondisinya secara keseluruhan sudah lemah maka seluruh baterai harus diganti jadi tidak bisa hanya sekedar mengganti baterai yang sudah lemah saja! Karena jika sebagian diganti dan sebagian lain masih menggunakan baterai yang lama maka peralatan listrik akan menggunakan karakteristik dari baterai terlemah yaitu baterai lama yang masih dipakai dan berakibat penggantian baterai yang lebih cepat; dalam jangka panjang biayanya justru lebih tinggi daripada mengganti seluruh baterai sedari awal.
Selain itu alat pengisi baterai (charger) akan melihat keseluruhan baterai sebagai satu kesatuan baterai sehingga baterai lama ada kemungkinan bisa mengalami overcharging dan baterai baru mengalami undercharging yang pada akhirnya mengakibatkan kerusakan baterai secara total terlebih lagi hasil dari baterai gabungan tersebut menyebabkan peralatan listrik tidak bekerja/berjalan secara memadai.
Aki kering maupun basah memiliki prinsip kerja yang sama termasuk pengisian arusnya. Jadi substitusi dimungkinkan terjadi namun perlu diperhatikan karakteristik dari peralatan yang menggunakannya dan sistem yang ada.
Pengertian aki
Definisi Aki. Aki atau Storage Battery adalah sebuah sel
atau elemen sekunder dan merupakansumber arus listrik searah yang dapat
mengubah energy kimia menjadi energy listrik. Aki termasuk elemen elektrokimia
yang dapat mempengaruhi zat pereaksinya, sehingga disebut elemen sekunder. Kutub
positif aki menggunakan lempeng oksida dan kutub negatifnya menggunakan lempeng
timbale sedangkan larutan elektrolitnya adalah larutan asam sulfat.
Ketika aki dipakai, terjadi reaksi kimia yang mengakibatkan endapat pada anode (reduksi) dan katode (oksidasi). Akibatnya,dalam waktu tertentu antara anode dan katode tidak ada bedapotensial, artinya aki menjadi kosong.
Supaya aki dapat dipakai lagi, harus diisi dengan cara mengalirkan arus listrik kea rah yang berlawanan dengan arus listrik yang dikeluarkan aki itu. Ketika aki diisi akan terjadi pengumpulan muatan listrik.
Pengumpulan jumlah muatan listrik dinyatakan dalam ampere jam disebut tenaga aki. Pada kenyataannya, pemakaian aki tidak dapat mengeluarkan seluruh energy yang tersimpan aki itu. Oleh karenanya, aki mempunyai rendemen atau efisiensi.
Ketika aki dipakai, terjadi reaksi kimia yang mengakibatkan endapat pada anode (reduksi) dan katode (oksidasi). Akibatnya,dalam waktu tertentu antara anode dan katode tidak ada bedapotensial, artinya aki menjadi kosong.
Supaya aki dapat dipakai lagi, harus diisi dengan cara mengalirkan arus listrik kea rah yang berlawanan dengan arus listrik yang dikeluarkan aki itu. Ketika aki diisi akan terjadi pengumpulan muatan listrik.
Pengumpulan jumlah muatan listrik dinyatakan dalam ampere jam disebut tenaga aki. Pada kenyataannya, pemakaian aki tidak dapat mengeluarkan seluruh energy yang tersimpan aki itu. Oleh karenanya, aki mempunyai rendemen atau efisiensi.
Sebagian besar masyarakat
otomotif/para pemilik kendaraan beranggapan bahwa aki kering yang dimilikinya
benar-benar kering tidak ada unsur cairan elektrolit didalam aki. pendapat
tersebut perlu diluruskan. aki tipe ini tetap memakai cairan elektrolit,
tipe aki ini disebut VRLA battery (valve-regulated lead–acid
battery) juga dikenal sebutan sealed battery
(Aki disegel) variannya :
(Aki disegel) variannya :
- Absorbed glass mat (AGM) battery
- Gel battery ("gel cell")
Ciri-ciri aki kering/VRLA yang Dapat di servis atau
diperpanjang umurnya diatas 1 tahun :
- Pagi hari tidak kuat stater setelah kendaraan
jalan aki kembali kuat untuk stater.
- Test charging : aki motor masih dapat menerima
input arus listrik sebesar 2,5 s/d 7 amper dan khusus
aki mobil 7 s/d 12 ampere.
- umur aki masih dibawah 1,5 tahun
alat yang dibutuhkan untuk servis
aki kering khusus motor :
- Obeng minus
- lakban or lem
- Charger accu Type Uncle Zak
- Suntikan 20 ml bekas tinta printer
- air suling, sumur, hujan, air minum mineral atau air
teh semua bisa pakai.
Seperti apa yang saya utarakan pada
bagian dasar-dasar teori aki, salah satu kunci panjang pendeknya umur
pakai aki terletak pada air elektolit yaitu H2SO4, tipe aki kering varian
VRLA tetap menggunakan cairan elektrolit.dalam kasus aki soak tipe VRLA cukup
ditambahkan air suling sebanyak 10-15 mili kemudian dicas ulang selama 2 - 3
jam aki akan segar kembali
Langkah Langkah pasti servis aki kering motor
Langkah 1 : Tutup koper aki dibuka pakai obeng minus lakukan dengan hati-hati jangan sampai tangan terluka
Langkah 1 : Tutup koper aki dibuka pakai obeng minus lakukan dengan hati-hati jangan sampai tangan terluka
Langkah 2 : Buka tutup karet simpan jangan sampai hilang.
Langkah 3 : Ambil air suling sedot pakai suntikan sebanyak 10 - 15 mili, kemudian masukan kedalam lubang-lubang aki sebanyak enam lubang. lakukan dengan hati-hati, utamakan keselamatan.
Langka 4 : lakukan pengecasan selama
2 s/d 3 jam ciri aki kering super bagus : penerimaan input arus listrik 5
s/ 7 amper : kondisi sedang 2,5 s/d 5 amper
Langkah 5 : Pengecasan selesai jika arus ampere pada area 1,5 s/d 2,5 amper voltase aki mencapai 16,5 volt setelah pengecasan selama 3 jam, aki siap untuk digunakan kembali.
langkah 6 : setelah pengecasan selesai pasang kembali 6 buah tutup karet, kemudian koper casing plastiknya tutup sisi-sisinya dengan lakban, ventelasinya jangan ditutup.
Langkah 7 : selesai, rapihkan seluruh peralatan dan cuci dengan
sabun.
Langkah langkah Servis aki kering mobil
peralatan yang dibutuhkan :
- bor
- sumbat karet 6 buah
- charger tipe uncle zak
- air suling
- corong air
Langkah 1 : Bor casing aki sebanyak enam lubang pakai bor ukuran 1/4 inci
Langkah 2 : lihat setiap lubang sel
aki jika airnya ada yang kurang, tambahkan air suling
Langkah 3 : Lakukan pengecasan selama 12 s/d 24 jam
Langkah 4 : setelah pengecasan tutup lubang bor dengan sumbat karet.
Langkah 5 : selesai
Karakteristik aki kering mobil kondisi bagus :
Langkah 3 : Lakukan pengecasan selama 12 s/d 24 jam
Langkah 4 : setelah pengecasan tutup lubang bor dengan sumbat karet.
Langkah 5 : selesai
Karakteristik aki kering mobil kondisi bagus :
- input penerimaan arus amper 10 s/d 12 amper pakai
charger tipe uncle zak
- setelah 12 - 24 jam pengecasan amper menunjukan 3 - 5
amper semakin kecil semakin bagus
- voltase aki saat pengecasan 15 s/d 16,5 volt.pertanda
aki super bagus, aki dapat hidup untuk jangka waktu yang lama, dapat
hidup diatas 1,5 tahun
- suhu badan casing tidak terlalu panas sekitar 40
derajat celsius atau suhu orang sakit demam panas
Setelah kita dapat membuat charger
aki, kini tibalah saatnya untuk mengecas aki mobil kita berikut ini
langkah-langkah yang harus dilakukan :
Tip Cas aki Basah
Tip Cas aki Basah
- Tutup aki sedikit dikendorkan setengahnya agar gas/uap
dapat keluar ketika aki dicas
- stop kontak dihubungkan ke stop kontak PLN
- hubungkan kabel positip charger ke kutub positip aki
dan kabel negatip ke kutup negatip aki
- arus listrik/amper aki bagus akan mengalir
sebesar 7 s/d 10 amper
- setelah dua belas jam untuk aki yang super bagus
indikator arus amper akan menunjukan 3 s/d 5 amper, dan Voltase aki ketika
dicas 15, 6 Volt s/d 15,9 volt pertanda aki sudah kembali
seperti baru, pelat aki sudah bersih kembali dari sulfation.
karakteristik
aki bagus seperti nampak pada dua buah grafik dibawah ini nilai 2,6 dalam
grafik menunjukan voltage per cell aki karena aki motor/mobil ada 6 sel total
voltage pengecasan adalah 15,6 volt s/d 15,9 volt
Tip
pengecasan aki tipe jenis MF ( maintenance free)
- usahakan sebelum mengecas bersihkan tutup pentelasi
bersih, gunakan jarum atau klip untuk mengeluarkan kotoran yang melekat
pada saluran ventelasi.
- voltmeter digital harus selalu terhubung ke terminal
positip dan negatip untuk memonitor tegangan aki,
- jika tegangan sudah mencapai 15,6 s/d 15,9 Volt
hentikan pengecasan.pertanda aki sudah full
- prinsip yang lainnya sama dengan diatas
ciri-ciri aki bagus :
- setelah pengecasan voltage aki akan bertahan lama pada
tegangan 13 s/d 13,3 Volt dan keesokan harinya voltase menunjukan voltase
diatas >12,5 volt
- jika casing aki dipegang panasnya tidak terlalu panas
anget-anget kuku atau sebatas air kita minum pertanda seleruh pelat aki
tidak ada resistensi/hambatan.
ciri-ciri aki buruk :
- ketika dicas arus amper tetap pada area 7 amper
meskipun pengecasan sudah berlangsung selama 10 jam
- tegangan aki ketika dicas tidak dapat mencapai
tegangan diatas 14,5 Volt
- ketika cas off voltase aki dengan cepat jatuh ke
tegangan dibawah 12,6 volt
semoga dapat membatu
Ø
Cara mudah tes kondisi aki
Banyak untungnya jika kita tahu cara
melihat kondisi performa aki, pengalaman buruk dialami kawan uncle zak, ketika
mobilnya tidak kuat stater maka langsung saja menuduh bahwa aki sudah soak,
maka dibelilah langsung aki baru NS-70, ternyata setelah dipasang,
tetap saja ketika distater tidak kuat. akhir kata, kawan uncle zak pagi itu rugi Rp. 650 ribu. pagi yang buruk buat kawan uncle zak.
tetap saja ketika distater tidak kuat. akhir kata, kawan uncle zak pagi itu rugi Rp. 650 ribu. pagi yang buruk buat kawan uncle zak.
Banyak faktor penyebab stater tidak
kuat misalnya kabel-kabelnya sudah tua /berkarat menyebabkan arus listrik yang
dipasok aki ke dinamo stater berkurang karena ada resistensi/hambatan karat,
dinamo staternya dalam masalah, atau relay stater dalam kondisi buruk.
Agar jangan sampai salah mengambil keputusan maka ada baiknya para pemilik kendaraan memahami cara mengukur performa aki, untuk itu diperlukan sebuah alat yang paling mahal sampai yang paling murah :
alat untuk mengukur performa aki yang paling bisa dihandalakan dalam bahasa uncle sam adalah load tester battery yang berwujud
Cara kerja load tester adalah
simulasi pembebanan dengan mengggunakan sebuah resistor atau variabel resistor
tergantung kebutuhan,. contoh simulasi 1000 amper maka sebuah resisitor
senilai 0,012 ohm
angka nilai resistor didapat dari 12 volt dibagi 1000 amper = 0,012
ohm.
sedangkan rangkaian intinya seperti pada gambar dibawah ini
sedangkan rangkaian intinya seperti pada gambar dibawah ini
cara kerja alat load tester sangat
sederhana, setelah seluruh kabel terhubung ke terminal positip dan negatip aki,
- switch alat di tekan dalam hitungan 2-3 detik: jika
voltase aki terbaca pada area 9,3 s/d 11,5 volt pertanda aki dalam keadaan
bagus ( 11-11,5 volt sangat bagus, 10-10,9 volt bagus, 9,3-9,9
volt sedang )
- jika voltase aki meluncur ke bawah pada area 5
s/d 9,2 volt pertanda aki kondisi sudah sangat buruk.
sedangkan contoh diatas load tester
tanpa volt meter cara kerjanya sebagai berikut : misalkan akan menguji aki 65
ampere maka jarum load tester harus menunjukan pada skala hijau area aki 65
amper jika ,jarum jatuh pada area hijau pertanda aki bagus, jika jarum
menunjukan pada area merah atau kuning pertanda aki buruk
Metode
Test kondisi performa aki Model Uncle zak
terima kasih untuk info postingan blognya, ini sangat bermanfaat sekali untuk kami, apabila berminat untuk memulai usaha membuka bengkel / membutuhkan peralatan teknik, perkakas bengkel, las, safety Dll bisa hubungi kami di www.tokootomif.com .
BalasHapus