TUGAS
MATA PELAJARAN
AGAMA ISLAM
NAMA :
JERY PRANATA
KELAS :
X. TSM 2
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2
PALEMBANG
2013
/ 2014
I. PENDAHULUAN
Manusia
diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala bukan untuk main-main saja. Namun
lebih dari itu yakni untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Allah
tidaklah menciptakan melainkan bertanggung jawab terhadap ciptaannya dengan
mengutus seorang Rasul di tengah kaum yang jahil.
Allah subhanahu wata’ala mengutus Rasul-Nya untuk menyeru kepada kaumnya agar
mentauhidkan Allah subhanahu wata’ala saja. Dan Allah subhanahu wata’ala
meridhai Islam sebagai Diin yang menjadi rahmat bagi semesta alam melalui
utusan-Nya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Telah dijadikan-Nya pada
diri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam uswatun hasanah.
Pada makalah ini, pemakalah akan memaparkan tentang sejarah Nabi Muhammad agar
kita bisa mengambil hikmah dari kisah beliau. In sya Allah.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Sejarah dan Nabi ?
2. Bagaimana Dalil pentingnya mempelajari
Sejarah dari Al-Qur’an ?
3. Bagaimana Sejarah Nabi Muhammad?
III. PEMBAHASAN
1. Pengertian Sejarah dan Nabi
Sejarah adalah
sebuah asal-usul (keturunan) silsilah atau kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau[1].
Sedangkan Nabi adalah seorang yang diberi wahyu
oleh Allah subhanahu wata’ala untuk melanjutkan syari’at yang diemban oleh
Rasul sebelumnya[2].
2. Dalil Pentingnya Mempelajari Sejarah dari
Al-Qur’an dan Al-Hadits
a. Dalil dari Al-Qur’an
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ
فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ
مُشْرِكِينَ
Artinya : Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al-Hasyr:
18)
Ayat di atas menunjukkan pentingnya sejarah yang telah lalu untuk ditelaah
kembali sebagai i’tibar, seperti yang dikatakan Umar bin Khattab Radhiyallahu
‘anhu : Hisablah dirimu sendiri sebelum engkau dihisab.
قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ
عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Artinya : Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah
orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". (Ar-Ruum: 42)
Ayat
di atas merupakan perintah agar memperhatikan sejarah orang-orang terdahulu
yang kebanyakan ditimpa adzab oleh Allah dikarenakan kemusyrikan mereka. Allah
memerintahkan hal tersebut agar manusia mau mengambil pelajaran darinya dan
agar takut kepada Allah.
3. Sejarah Nabi Muhammad
a. Nasab Kelahiran Nabi Muhammad
Nasabnya ialah
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib ( namanya Syaibatu al- Hamid) bin
Hisyam bin Abdi Manaf ( namanya al-Mughirah) bin Quraisy ( namanya Zaid) bin
Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin
Mudhar bin Nazar bin Mu’iddu bin Adnan.
Itulah nasab
Rasulullah saw yang telah disepakati. Selebihnya dari yang telah
disebutkan di
atas masih diperselisihkan. Tetapi hal yang sudah tidak diperselisihkan lagi
ialah, bahwa Adnan termasuk anak Isma’il bin Ibrahim. Dan bahwa Allah telah
memilihnya ( Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam) dari kabilah yang paling
bersih, keturunan yang paling suci dan utama. Tak sedikitpun dar karat-karat
jahiliyah yang menyusup ke dalam nasabnya.
Muslim
meriwayatkan dengan sanadnya dari Rasulullah saw, beliau bersabda :
“Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari anak Isma’il dan memilih Quraisy
dari Kinanah, kemudian memilih Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari Bani
Hasyim.“[3]
b. Masa
Kelahiran dan Pertumbuhan Nabi Muhammad
Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan pada hari Senin pagi, 9 Rabi’ul Awwal,
tahun gajah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April 571 M.
Beliau
dilahirkan dari Suku Quraisy, yaitu Suku yang paling terhormat di Jazirah Arab.
Dari suku Quraisy itu, beliau berasal dari Bani Hasyim, anak Suku yang juga
paling terhormat di dalam Suku Quraisy.
Rasulullah dilahirkan dalam keadaan yatim. Ayah beliau meninggal ketika beliau
masih berada di dalam kandungan dalam usia 2 bulan.
Setelah
melahirkan, Ibu beliau segera membawanya kepada kakeknya Abdul Muttholib, lalu
kakeknya membawanya ke Ka’bah. Dia berdo’a kepada Allah dan bersyukur
kepada-Nya. Lalu beliau diberi nama “Muhammad”, nama yang belum dikenal pada
masyarakat Arab Masa itu. Lalu pada hari ketujuh pasca kelahirannya Muhammad
dikhitan.
Setelah itu beliau disusukan kepada Halimah binti Abi Dzu’aib dari Suku Sa’ad
bin Bakr yang kemudian dikenal dengan nama Halimah Assa’diyyah.
Muhammad
disusui oleh Halimah selama 5 tahun di perkampungan Bani Sa’ad.
Pada usia itu pula, beliau mengalami peristiwa pembelahan dada (Syaqqus Shadr).
Suatu hari ketika beliau tengah bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba
Malaikat Jibril menghampiri dan menyergap beliau. Lalu beliau dibaringkan,
kemudian dadanya dibelah , lalu hatinya dimbil selanjutnya dikeluarkan segumpal
darah darinya, seraya berkata : “Inilah bagian setan yang ada padamu”.
Kemudian hati
tersebut dicuci di bejana emas dengan air zam-zam, setelah itu dikembalikan ke
tempat semula.
Sementara itu
teman-temannya melaporkan kejadian itu kepada Halimah seraya berkata : “
Muhammad dibunuh... Muhammad dibunuh”. Maka mereka bergegas menghampiri
tempat Muhammad, mereka mendapatinya dalam keadaan pucat pasi.
Setelah itu
Halimah sangat khawatir dan kemudian mengembalikan beliau kepada ibunya.
Pada usianya yang ke-6 Muhammad diajak ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya,
namun di tengah perjalannya tepat di kampung Abwa’ ibu beliau meninggal karena
sakit. Kemudian setelah meninggalnya Ibu beliau, Muhammad diasuh oleh
kakeknya Abdul Muththalib. Namun dalam usia beliau yang ke-8, kakeknya
meninggal. Sebelum kakeknya wafat, kakeknya sempat berpesan agar Muhammad
diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Beliau diasuh oleh pamannya hingga dewasa.
Dan beliau juga sering diajak untuk berdagang oleh pamannya, hingga beliaupun
mengenal Siti Khadijah. Kepribadian Muhammad yang mulia menjadikan Khadijah
kagum dan akhirnya Khadijah menginginkan dirinya dinikahi oleh Muhammad. Dan
Khadijah menceritakan keinginannya itu kepada sahabatnya Nafisah binti Mani’ah
dan segera Nafisah menyampaikan keinginan tersebut kepada Muhammad, memohon
agar beliau menikahi Khadijah. Akhirnya Muhammad setuju, segera diberitahukan
paman-pamannya dan akhirnya pamannya datang kepada paman Khadijah untuk
melamarnya untuk Muhammad.
c. Pengangkatan
Muhammad Menjadi Rasul
Ketika usia
Muhammad mendekati sekitar 40 tahun, beliau lebih suka menyendiri dan menjauh
dari kesyirikan-kesyirikan yang ada di Mekkah. Beliau suka menyendiri di Gua
Hira’ sekitar 2 mil dari Mekkah.
Pada hari
Senin, 21 Ramadhan, tepat saat beliau berusia 40 tahun dalam hitungan hijriah
datanglah Malaikat Jibril. Beliau dipeluk 3 kali, setiap kali memeluk Muhammad,
dia berkata “bacalah”, setiap kali itu pula Muhammad menjawab : ”aku
tidak bisa membaca”.
Saat itu
Muhammad sangat takut dan panik.
Setelah itu
Jibril membacakan QS. Al-Alaq : 1-5
اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَ خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَم
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَم عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Kemudian
Jibril meninggalkan beliau. Sejak saat itulah Muhammad diangkat menjadi seorang
Nabi.
Lantas
Nabi Muhammad pulang ke rumah dalam keadaan gemetar dan ketakutan. Lalu
menceritakan kejadian tersebut kepada Khadijah dan berkata :”selimuti aku....
selimuti aku”
Pada
saat itulah wahyu yang kedua diturunka yakni QS. Al-Muddatsir : 1-7
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ
فَكَبِّرْ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ وَلا تَمْنُنْ
تَسْتَكْثِرُ وَلِرَبِّكَ فَاصْبِر
Artinya
:” Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan!
dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa
(menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud)
memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu,
bersabarlah.
Dengan
turunnya ayat ini, jelaslah bahwa Rasulullaah diutus untuk menyeru kepada
kaumnya untuk mengagungkan Rabbnya dengan tunduk patuh kepada-Nya.
d.
Perjuangan Dakwah
1.
Dakwah di Mekkah
Pada awal-awal dakwah beliau
memulainya dengan dakwah sirriyah atau sembunyi-sembunyi, dan mad’u beliau yang
pertama adalah keluarga dan sahabat beliau. Usaha dakwah itu membuahkan hasil,
terkumpul sejumlah orang yang menyatakan diri masuk Islam. Dan kelompok itu
biasa sisebut dengan As-sabiiqunal Awwaluun (Generasi pertama yang menerima
Islam).
Yang pertama adalah isteri beliau, Khadijah binti Khuwailid lalu budak
beliau Zaid bin Haritsah lalu sepupunya Ali bin Abi Thalib kemudian
sahabat dekatnya Abu Bakar Ash-Siddiq.
Namun
lama kelamaan masyarakat mulai mengetahi dakwah Rasulullah, mulai saat itulah
mereka lebih mengawasi gerak-gerik beliau.
Kemudian
turunlah wahyu Allah yakni QS. Asy-Syu’ara : 214
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأقْرَبِينَ
Artinya
: “dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.”
Sejak
saat itulah beliau mengumpulkan kerabat-kerabatnya dari Bani Hasyim namun tidak
ada respon positif dari mereka kecuali dari pamannya Abu Thalib. Abu Thalib
bersedia melindunginya namun tidak mau meninggalkan agama nenek moyangnya.
Semakin
hari permusuhan masyarakat tampak nyata terhadap Rasulullah. Berbagai hinaan ,
serta penyiksaan fisik dilakukan kepada beliau. Hingga akhirnya diputuskanlah
untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia).
Pada
bulan Rajab tahun ke-5 kenabian, hijrahlah rombongan pertama dari kalangan para
sahabat ke Habasyah. Mereka terdiri dari 12 orang laki-laki dan 4 orang wanita
yang dipim[in oleh Utsman bin ‘Affan dan didampingi oleh isterinya Ruqayyah
binti Rasulullah. Kemudian disusul oleh rombongan kedua yakni 83 orang
laki-laki dan 19 orang wanita menuju Habasyah. Disana orang-orang muslim
mendapatkan perlindungan dari raja Najasyi.
Namun
kafir Quraisy gusar mengetahui bahwa orang-orang muslim dilindungi oleh raja Najasyi,
kemudian mereka mengutus dua pemuda yang cerdas untuk membujuk raja Najasyi
agar memulangkan orang-orang muslim kembali ke kampung halamnnya. Mereka itu
adalah ‘Amr bin ‘Ash dan Abdullah bin Rabi’ah (Sebelum masuk islam). Namun
usaha kafirin gagal total berkat kepiawaian dari Ja’far bin Abi Thalib dan
kebijaksanaan raja Najasyi (bi idznillah).
Pada tahun ke-10 kenabian Rasulullah mengalami tahun yang berat, yakni Abu
Thalib meninggal dan yang lebih menyedihkan adalah bahwa Abu Thalib meninggal
dalam keadaan kafir. Kematian Abu Thalib dilanjutkan dengan wafatnya isterinya
Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid. Dua orang yang senantiasa
melindunginya kini telah tiada. Rasulullah mencoba hijrah ke Thaif berharap
disana Islam diterima dengan baik, namun ternyata justru sebaliknya disana
ditolak dengan mentah-mentah. Pada tahun yang sama di bulan Syawal, Rasulullah
menikahi Saudah bin Zumah. Awalnya Saudah adalah isteri dari Sakran bin Amr
yang dahulu ikut hijrah ke Habasyah, namun suaminya meninggal disana.
Pada musim haji tahun ke-11 kenabian, Rasulullah mendakwahkan Islam kepada
rombongan-rombongan haji. Meskipun tidak ada respon yang signifikan, namun
Rasulullah berhasil mendakwahkan Islam kepada 6 pemuda dari Madinah yang
berasal dari suku Khazraj. Mereka adalah :
1.
Asad bin Zurarah
2.
Auf bin Al-Harits bin Rifaah, Ibnu ‘Afra
3.
Rafi’ bin Malik bin ‘Ajlan
4.Quthbah
bin ‘Amir bin Hadidah
5.
‘Uqbah bin ‘Amir bin Naby
6.
Jabir bin Abdullah bin Ri’ab
Dan
itulah Baiat Aqobah yang pertama.
Pada
tahun yang sama di bulan Syawal, Rasulullah menikahi ‘Aisyah bi Abu Bakar saat
ia berusia 6 tahun, namun baru dicampuri di Madinah pada bulan Syawal tahun
ke-1 Hijriah ketika Aisyah berusia 9 tahun.
Pada musim haji tahun ke-13 kenabian, rombongan orang yang berhaji dari Madinah
yang berjumlah 73 orang laki-laki, dan 2 orang perempuan melakukan Bai’at
Aqobah yang kedua.
2.
Dakwah di Madinah
Setelah ba’at Aqobah yang kedua, muslimin hijrah ke Madinah
dengan sembunyi-sembunyi. Hingga selang 2 bulan tidak ada muslimin yang tersisa
kecuali Rasulullah, Abu Bakr as-shiddiq dan Ali bin Abi Thalib serta muslimin
yang ditahan musyrikin.
Rasulullah keluar dari rumahnya pada malam 27 Shafar tahun
ke-14 kenabian, kemudian beliau mendatangi Abu Bakar Ash-Shiddiq dan mereka
lekas pergi menuju Madinah. Mereka berdua berjalan menuju Gua Tsur dan menetap
disana selama 3 malam untuk menghindari pengejaran kafir Quraisy.
Pada hari Senin tanggal 8 Rabi’ul Awwal tahun ke-14 kenabian
atau pada tahun 1 Hijriah, Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wasallam singgah di
Quba’. Disana beliau singgah 4 hari dan membangun masjid Quba’.
Pada hari Jum’at Rasulullah melanjutkan perjalanannya menuju
Madinah dan sesampainya disana beliau mengganti nama awalnya (Yatsrib) menjadi
Madinatur Rasul dan lebih dikenal dengan nama Madinah. Disana, beliau disambut
dengan suka cita penduduk Madinah. Mereka berebut untuk menjamu Rasulullah,
namun beliau mengisyaratkan agar unta tunggangan beliau yang memilih tempat
untuk disinggahi. Lalu unta tersebut berhenti di dekat rumah Abu Ayub, maka
Rasulullah tinggal disana.
Komposisi penduduk Madinah adalah kaum muslimin, kaum
musyrikin dan kaum Yahudi.
Langkah pertama Rasulullah di Madinah adalah membangun
masjid Nabawi di tempat berhentinya Unta Rasulullah. Langkah selanjutnya adalah
mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan Kaum Anshor.
Perjuangan Islam setelah itu dipenuhi dengan ujian, mulai
dari perang ataupun yang lainnya. Dan ujian terberat bagi kaum muslim saat itu
adalah wafatnya Rasulullah. Beliau wafat pada hari Senin 12 Rabi’ul Awwal 11
Hijriah, tepat pad a usia 63 tahun lebih 4 hari.
IV.
PENUTUP
Demikian makalah yang saya buat,
semoga dapat diambil manfaatnya. Tentu saja makalah ini jauh dari sempurna
karena kealpaan adalah mutlak sifat manusia. Apabila ada kesalahan dalam
penulisan ataupun penyampaian materi, saya sebagai penulis mohon maaf
sebesar-besarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar