Peristiwa pecahnya batu Hajar Aswad terjadi pada masa Qaramithah, yaitu sekte dari Syiah Ismailiyah Al-Bathiniyah. Gugusan yang terbesar seukuran satu bua kurma, dan tertanam di batu besar lain yang dikelilingi oleh ikatan perak. Inilah batuk yang dianjurkan bagi jamaah haji untuk mencium dan menyalaminya, bukan batu yang disekitarnya dan bukan pula yang diliputi perak.
Mengenai warna Hajar Aswad, Rasulullah saw bersabda,
“Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak Adamlah yang menjadikannya hitam” (Al-Hadis)
Namun, ada sebuah riwayat yang mengatakan bahwa bagian yang tertanam di dinding Kakbah berwarna putih. Diriwayatkan oleh Mujahid bahwa ia berkata,
Hajar Aswad dan Keutamaannya
“Ketika Ibnu Zubair memugar Kakbah, saya melihat ke ujung Hajar Aswad berada, dan ternyata semua bagiannya yang ada di dalam Kakbah berwarna putih”
Dari sini dapat disimpulkan bahwa warna hitam yang disebabkan oleh dosa-dosa manusia ialah bagian Hajar Aswad yang tampak di permukaan. Oleh karena itu dinamakan Hajar Aswad (Batu hitam). Dalam hal ini, Ibnu Zhahirah mengingatkan bahwa dosa-dosa manusia saja dapat menghitamkan batu, apalagi pengaruhya bagi hati manusia.
Mencium Hajar Aswad hukumnya sunah dan bukan merupakan rukun haji atau wajib haji. Akan tetapi, hal tersebut disunnahkan bagi yang mampu dan bagi yang mampu dan yang tidak berat untuk melaksanakannya.
Saat ini, dikarenakan padatnya jemaah haji, terkadang untuk mencium Hajar Aswad sangat sulit dan memberatkan. Oleh karena itu, jika seseorang meninggalkannya maka hajinya tetap dianggap sah. Selain menciumnya Hajar Aswad jika tidak mampu, maka cukup dengan melambaikan tangannya dari jauh sambil membaca takbir.
Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw tidak melambaikan tangan (menyalami) kecuali pada Hajar Aswad dan Rukun Yamani, sedangkan dari Umar r.a diriwayatkan bahwa ia mendatangi Hajar Aswad dan menciumnya sambil berkata,
“Sungguh aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak mendatangkan mudharat dan tidak pula mendatangkan manfaat. Seandainya saya tidak melihat Rasulullah menciummu, maka sekali-kali aku tidak akan menciummu” (HR Bukhari)
Keutamaan Hajar Aswad
Rasulullah, para sahabat, para tabi'in dan umat islam sedunia yang melaksanakan haji atau umrah menghormati Hajar Aswad dengan cara:
Menciumnya saat berada di rukun Hajar aswad, dan berisyarat dengan tangannya saat berada di rukun Hajar Aswad.
Hajar Aswad adalah tempat start sekaligus finish bagi mereka yang melaksanakan tawaf, baik tawaf wajib maupun sunah
Sebagian ulama berpendapat bahwa berdoa di area Hajar Aswad termasuk tempat yang mustajab
Hajar Aswad akan memberikan kesaksian pada hari kiamat bagi siapapun yang telah menghormatinya.
Sumber : http://www.islamnyamuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar