Bumi yang kita pijak ini secara fisik selalu mengalami proses perubahan. Apakah proses perubahan itu terjadi terus-menerus? Kapan bumi mulai mengalami perubahan? Di manakah proses perubahan bumi terjadi?
Bencana gempa bumi yang sangat dahsyat di Yogyakarta dan Jawa Tengah 27 Mei 2006 merupakan peristiwa gempa, yang terjadi tidak dapat kita prediksi sebelumnya. Peristiwa ini menimbulkan perubahan-perubahan baik fisik permukaan bumi maupun segala sesuatu yang tinggal di atasnya. Kondisi tersebut akan jelas terlihat jika kita membuat penampang vertikal dari permukaan tanah sampai kedalaman lapisan kerak bumi. Secara perlahan-lahan permukaan bumi mengalami pergeseran. Pergeseran utama yang dapat dipantau dengan jelas adalah daerah-daerah di sekitar pertemuan lempeng. Ini membuktikan bahwa bumi secara fisik terus mengalami dinamika perubahan, dan terjadi terus-menerus setiap waktu mulai dari bumi ada sampai sekarang ini.
Kronologi Perkembangan Permukaan Bumi
Adanya desakan magma cair dari perut bumi menurut para pakar geologi dapat menimbulkan terjadinya pelebaran alur-alur dasar samudra, gerakan-gerakan benua, pola seismik dunia, dan pola kegiatan vulkanik.
Ada enam bentang besar lempeng benua di bumi ini, keseluruhannya bersifat keras walaupun relatif tipis jika dibandingkan dengan keseluruhan bola bumi. Ketebalan lempeng-lempeng benua tersebut tidak lebih dari 150 km. Lempeng-lempeng benua itu saling bergeser. Gerakan-gerakan pergeseran kerak bumi ini juga disebabkan oleh desakan hebat dari energi yang dikeluarkan oleh perut bumi.
Di Benua Asia terdapat tiga lempeng benua yang besar, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng India. Dua dari tiga lempeng tersebut relatif aktif bergerak, sedangkan yang satu statis. Lempeng Pasifik dan India terusmenerus bergerak, menggeser ke arah barat laut (Pasifik) dan utara (India), sedangkan Lempeng Eurasia relatif statis dan merupakan lempeng terbesar dari ketiganya. Gerakan bertabrakan antarlempeng memunculkan jajaran kepulauan dan pegunungan seperti pegunungan di Pulau Jawa yang relatif sejajar dalam satu barisan.
Hal-hal yang perlu diketahui tentang teori tektonik lempeng adalah sebagai berikut.
(1) Kulit bumi kita padat, dingin, dan terapung di atas lapisan mantel. Kerak bumi yang membentuk dasar samudra di sebut lempeng samudra, sedang kerak bumi yang membentuk benua disebut lempeng benua. Di bawah lapisan lempeng terdapat lapisan mantel berupa massa cair pijar yang sangat panas.
(2) Pemanasan yang terus-menerus pada lapisan inti bumi menyebabkan terjadinya arus konveksi pada lapisan mantel dan menumbuk kerak bumi yang terapung di atasnya sehingga lama-kelamaan bengkok, retak, dan menimbulkan patahan. Magma akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui celah atau retakan atau patahan, dan terbentuklah gunung api. Gejala semacam ini disebut vulkanisme.
(3) Jika tumpukan energi di daerah penunjaman sangat besar, akan menggetarkan lempeng dan menimbulkan gempa. Terjadinya peristiwa tabrakan antarlempeng di sebut gejala tektoisme. (perhatikan peta lempeng-lempeng di bumi)
(4) Gerakan dasar batuan yang meleleh yang merupakan batuan muda akan mendesak bagian kerak bumi atau batuan kerak bumi yang berumur tua, dan bagian yang tua inilah yang menyangga benuabenua. Terjadinya gempa disebabkan pertemuan dua ujung dari penyangga benua akibat aktivitas di bawahnya. Benturan dua ujung tersebut menimbulkan gempa bumi. Inilah yang terjadi di dalam laut di lepas pantai Amerika Selatan. Satu bagian bumi didorong masuk ke selubung untuk meleleh kembali, bagian lainnya didorong ke atas sehingga membentuk pematang.
(5) Teori tektonik lempeng berhubungan erat dengan fenomena persebaran gunung api di muka bumi dan lokasi serta persebaran gempa bumi.
Cermatilah teori-teori tentang gerakan benua yang disampaikan oleh beberapa ahli berikut ini!
a. Alfred Lothar Wegener
Teori Apungan dan Pergeseran Benua ditemukan oleh A.L. Wegener (1880– 1930). Ia menyampaikan teori ini pada tahun 1912 di hadapan perhimpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman. Kemudian teori ini dibukukan pada tahun 1915 dengan judul Die Enstehung der Kontinente und Ozeane yang berarti Asal Usul Benua dan Lautan. Walaupun pada awalnya buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, pada sekitar tahun 1960 “Teori Apungan Benua” Wegener semakin banyak mendapatkan dukungan dari para ahli di bidangnya.
Beberapa hal yang menjadi dasar teori A.L. Wegener adalah sebagai berikut.
(1) Garis pantai timur Benua Amerika Utara mempunyai persamaan dengan garis pantai barat Eropa.
(2) Benua Afrika mempunyai persamaan yang mencolok dengan Asia barat, yang menimbulkan persepsi bahwa kedua garis yang sama tersebut dahulunya merupakan daratan yang berimpitan. Itu juga dikuatkan dengan persamaan formasi geologi pada bagian pertemuan dari kedua daratan tersebut, terutama pada formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat sama dengan apa yang terdapat di pantai Timur Amerika. Kondisi tersebut telah dapat dibuktikan kebenarannya saat ini
Gambar 2.3 Gerakan benua-benua terjadi dari zaman dahulu sampai sekarang (sumber:Encarta Encyclopedia, 2006)
(3) Benua-benua yang ada sekarang awalnya merupakan satu benua besar yang disebut Benua Pangea. Pecahnya Benua Pangea disebabkan oleh gerakan benua besar di selatan baik ke arah barat maupun ke utara menuju khatulistiwa. Wilayah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter/tahun, demikian juga Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 meter/tahun.
Peristiwa-peristiwa di atas akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut.
(1) Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung sendirisendiri.
(2) Karena gerakan Benua Amerika yang terus berlangsung ke arah barat, Samudra Atlantik menjadi semakin luas. Terjadinya lipatan-lipatan kulit bumi yang menghasilkan jajaran pegunungan utara-selatan di sepanjang pantai Amerika Utara Selatan.
(3) Besarnya intensitas kegiatan seismik yang terjadi di sepanjang patahan San Andreas, di sekitar pantai barat Amerika Serikat.
(4) Samudra Hindia semakin mendesak ke utara, sedangkan anak Benua India akan semakin menyempit dan mendekati Benua Eurasia, sehingga menimbulkan Pegunungan Himalaya.
Semakin lebar celah yang terdapat di dasar alur-alur samudra merupakan salah satu bukti bahwa benua-benua tersebut selalu mengalami pergerakan dan pergeseran secara terus-menerus.
b. Rene Descartes
Menurut Rene Descartes (1596–1650), bumi ini berangsur-angsur mengalami penyusutan dan pengerutan karena pendinginan sehingga terjadilah gunung-gunung dan lembah-lembah. Teori ini lebih terkenal dengan sebutan teori kontraksi yang kemudian diteruskan oleh Edward Suess. Namun, teori ini tidak mendapat dukungan para ahli geologi.
c. Edward Suess
Edward Suess (1831–1914), yang meneruskan teori Wagener, menyatakan bahwa persamaan geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika karena pada awalnya daratan-daratan tersebut satu, yang disebut Benua Pangea, kemudian pecah menjadi dua, Benua Laurasia dan Benua Gondwana, dan berevolusi menjadi benua-benua seperti saat ini. Daratan yang berupa benua-benua sekarang ini merupakan sisa-sisa dari bagian daratan lain yang tenggelam ke dasar samudra.
180 tahun lalu
Benua Pangea terpisah menjadi dua benua. Di bagian utara, Gondwana, mulai terpecah menjadi India dan Antartika-Australia mulai terpisah. Retakan mulai muncul antara Amerika Selatan dan Afrika. Di bagian timur, Afrika tertutup oleh Laut Tethys.
130 tahun lalu
Benua Gondwana dan Laurasia mulai mengapung ke utara, tetapi Atlantik Utara dan Samudra Hindia mulai melebar. Retakan Atlantik Selatan memanjang, tegak lurusnya muncul retakan yang nantinya akan memisahkan Greenland dari Amerika Utara. India mulai bergerak ke Asia.
65 tahun lalu
Amerika Selatan terpisah seutuhnya dari Afrika, berpindah ke utara dan barat. Madagaskar terpecah dari Afrika, tetapi belum ada tanda retakan Laut Merah akan memisahkan Afrika dari semenanjung Arab. Laut Mediterania mulai tampak. Di selatan, Australia masih bergabung dengan Antartika.
Saat ini
India bergerak ke utara dan bertemu dengan Asia, menggumpalkan sedimen yang membentuk gugusan pegunungan Himalaya. Amerika Selatan berputar dan bergerak ke barat bergabung dengan Amerika Utara. Australia terpisah dengan Antartika.
d. Tim Ahli Amerika
Tim peneliti yang berjumlah 17 orang ahli berkebangsaan Amerika Serikat mengadakan penelitian di Kutub Selatan antara tahun 1969–1970. Mereka berhasil membuktikan bahwa daerah itu terletak di daerah dekat khatulistiwa pada 200 juta tahun yang lalu, dan seharusnya pada zaman tersebut di daerah itu terdapat binatang dan tumbuh-tumbuhan. Pada tahun 1969, ditemukan fosil tulang rahang binatang amfibi air tawar purba, yang disebut labyrintodont. Binatang itu seperti Salamander, kepalanya gepeng dan badannya besar dan berat. Fosil seperti itu ditemui pula di Amerika Selatan dan Afrika, yang secara geologi struktur lapisan batuannya juga sama.
Kata Kunci: Gempa bumi, Galaksi, Jagad raya, Tata surya, Planet, Asteroid, Protoplanet, Lempeng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar