Macam-macam Fungsi Hamzah Didalam Bahasa ‘Arab
(Bagian Pertama)
Hamzah [ ء ] merupakan huruf pertama dalam pengucapan abjadiyah ‘arab, yang memiliki beberapa fungsi dalam bahasa ‘Arab, diantaranya :
هَمْزَةُ التَّسْوِيَةِ Hamzah Taswiyah
- هَمْزَةُ التَّسْوِيَةِ Hamzah Taswiyah : Hamzah yang terletak setelah kata سََوَاءٌ(yang artinya : “sama saja”, yaitu : dalam rangka menyamakan dua hal), dan dalam susunan seperti ini Hamzah tersebut harus disertai sebuat kata yang dinamai : أَمْ الْمُعَادَلَةِ (Am Mu’adalah, yang diartikan : “ataupun”), contohnya dalam Firman Allah –ta’ala- ketika Allah menceritakan tentang mustakbirin (orang-orang sombong) dimana pada hari kiamat kelak mereka akan berkata :
- Artinya : “sama saja bagi kita apakah kita mengeluh ataupun kita bersabarmaka tidaklah ada untuk kita tempat melarikan diri” QS.Ibrahim:21.
Macam-macam Fungsi Hamzah Didalam Bahasa ‘Arab
(Bagian Pertama)
Hamzah [ ء ] merupakan huruf pertama dalam pengucapan abjadiyah ‘arab, yang memiliki beberapa fungsi dalam bahasa ‘Arab, diantaranya :
هَمْزَةُ التَّسْوِيَةِ Hamzah Taswiyah
- هَمْزَةُ التَّسْوِيَةِ Hamzah Taswiyah : Hamzah yang terletak setelah kata سََوَاءٌ(yang artinya : “sama saja”, yaitu : dalam rangka menyamakan dua hal), dan dalam susunan seperti ini Hamzah tersebut harus disertai sebuat kata yang dinamai : أَمْ الْمُعَادَلَةِ (Am Mu’adalah, yang diartikan : “ataupun”), contohnya dalam Firman Allah –ta’ala- ketika Allah menceritakan tentang mustakbirin (orang-orang sombong) dimana pada hari kiamat kelak mereka akan berkata :
- Artinya : “sama saja bagi kita apakah kita mengeluh ataupun kita bersabarmaka tidaklah ada untuk kita tempat melarikan diri” QS.Ibrahim:21.
Bahasa Arab, Jalan Mencari Ilmu Syar’i Yang Haq
Bahasa ‘Arab :
Jalan Mendapatkan ‘Ilmu yang Benar
‘Ilmu syar’i yang benar adalah sarana seorang hamba untuk ber’ibadah kepada Allah –ta’ala- dengan benar pula, sedangkan ‘ibadah adalah tujuan utama diciptakannya para jinn dan manusia, Allah –ta’ala berfirman- :
“Tidaklah Aku (Allah) menciptakan para jinn dan manusia melainkan agar mereka ber’ibadah kepada-Ku)) QS. AdDzariyat:56.
Bahasa ‘Arab :
Jalan Mendapatkan ‘Ilmu yang Benar
‘Ilmu syar’i yang benar adalah sarana seorang hamba untuk ber’ibadah kepada Allah –ta’ala- dengan benar pula, sedangkan ‘ibadah adalah tujuan utama diciptakannya para jinn dan manusia, Allah –ta’ala berfirman- :
“Tidaklah Aku (Allah) menciptakan para jinn dan manusia melainkan agar mereka ber’ibadah kepada-Ku)) QS. AdDzariyat:56.
Bahasa Arab Dasar 1: Nahwu Shorof
Nahwu adalah ilmu untuk mengetahui hukum akhir dari suatu kata.
Contoh:
جَاءَ رَجُلٌ ـ رَأَيْتُ رَجُلاً ـ مَرَرْتُ بِرَجُلٍ
Shorof adalah ilmu tentang perubahan suatu kata.
Contoh:
نَصَرَ ـ نَاصِرٌ ـ مَنْصُوْرٌ
Bahasa Arab Dasar 2: Al-Harfu (Huruf)
اَلْحَرْفُ
A. Huruf Mabany (Huruf Hijaiyah)
Huruf yang digunakan untuk menyusun suatu kata
Huruf mabany terbagi menjadi 2:
1. Huruf ‘Illah
Ada 3 huruf yaitu: ا و ي
2. Huruf Shohih
Seluruh huruf hijaiyah selain ا و ي
B. Huruf Ma’any
Huruf-huruf yang mempunyai makna
Huruf ma’any terbagi menjagi beberapa macam, diantaranya:
1. Huruf Jer
Huruf yang membuat kata setelahnya secara umum berharokat akhir kasroh.
Diantara huruf-huruf jer adalah:
مِنْ , إِلىَ , عَنْ , عَلىَ , فِى , رُبَّ , بِ , كَ , لِ
2. Huruf Athof
Huruf yang digunakan untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata yang lain.
Diantara huruf-huruf athof adalah:
وَ , ثُمَّ , أَوْ
Bahasa Arab Dasar 3: Kalimah
الْكَلِمَةُ
Al-Kalimah
Al-Kalimah
Al-Kalimah (kata) adalah lafaz yang mempunyai makna.
A. Isim
Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut tidak terikatdengan waktu.
Contoh:
كِتَابٌ ـ بَيْتٌ ـ دِيْنٌ ـ بَابٌ ـ أسْتَاذٌ ـ شَجَرَةٌ
B. Fi’il
Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu.
Contoh:
نَصَرَ ـ كَتَبَ ـ ضَرَبَ ـ جَلَسَ ـ قَتَلَ ـ أَكَلَ
C. Huruf
Kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain.
Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma’any.
Bahasa Arab Dasar 4: Beda Isim Fi'il
الْفَرْقُ بَيْنَ الاِسْمِ وَ الْفِعْلِ
(Perbedaan antara Isim dan Fi’il)
Ciri-ciri Isim:
عَلاَمَاتُ الاِسْم
التََّنْوِيْن
مِثْلُ :{ فَلاَ تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ} البقرة:22
الخَفْض
مِثْلُ : {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} الفاتحة:1
الْأََلِفُ وَاللاَّم
مِثْلُ :{ ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ} البقرة:2
حَرْفُ الجَرِِّ
مِثْلُ :{ وَلاَ تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ} البقرة:42
Bahasa Arab Dasar 5: Ciri-Ciri Fi'il
Ciri-ciri Fi’il:
عَلاَمَاتُ الْفِعْلِ
قَدْ
مِثْلُ :{ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ} البقرة:60
(اَلسِِّيْنُ (سَـ
مِثْلُ : { سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا} الطلاق:7
سَوْفَ
مِثْلُ : {كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ} التكاثر:4
تَاءُ التَأْنِيْث ِالسَاكِنَةُ
مِثْلُ : {قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَـنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيًّا} مريم : 18
Bahasa Arab Dasar 6: Catatan Beda Isim Fi'il
Catatan Perbedaan Isim dan Fi’il:
- Huruf tidak ada ciri khusus. Untuk mengetahuinya harus dihafal.
- Suatu kata sudah cukup dikatakan sebagai isim atau fi’il apabila telah menerima salah satu dari tanda di atas.
- Pada ciri isim, antara tanda “tanwin” dan “alif lam” tidak akan pernah bertemu.
Untuk fi’il, seringkali ciri-cirinya tidak disebutkan. Cara praktis untuk mengetahuinya adalah dengan menghafal ciri isim dan menghafal macam-macam huruf. Apabila tidak termasuk isim maupun huruf berarti dia termasuk fi’il.
Bahasa Arab Dasar 7: Idhofah
اَلإِضَافَةُ
Idhofah adalah bentuk penyandaran antara satu kata dengan kata yang lain.
Contoh:
رَسُوْلُ اللهِ
رَسُوْلُ – مُضَافٌ
اللهِ - مُضَافٌإِلَيْهِ
عَذَابُ الْقَبْرِ
عَذَابُ - مُضَافٌ
الْقَبْرِ - مُضَافٌإِلَيْهِ
Ketentuan Umum:
- Mudhof tidak boleh ditanwin
- Mudhof ilaih biasanya berharokat akhir kasroh
- Mudhof dan mudhof ilaih kedua-duanya merupakan isim
Bahasa Arab Dasar 8: Jumlah Mufidah
الجُمْلَةُ المُفِيْدَةُ / اَلْكَلاَمُ
Jumlah mufidah adalah susunan kata yang dapat memberikan faedah yang sempurna.
Contoh:
عَلِيٌّ مَِرْيضٌ
رَجَعَ عَلِيٌّ
Adapun susunan kata yang tidak memberikan faedah yang sempurna tidak dinamakan sebagai Jumlah Mufidah.
Contoh:
إِنْ رَجَعَ عَلِيٌّ
إِنْ رَجَعَ عَلِيٌّ فَأَكْرِمْهُ
Jumlah ismiyah adalah jumlah yang diawali dengan isim
Contoh:
عَلِيٌّ مَِرْيضٌ
مُحَمَّدٌ نَبِيٌّ
Jumlah fi’liyah adalah jumlah yang diawali dengan fi’il
Contoh:
ذَهَبَ زَيْدٌ
رَجَعَ عَلِيٌّ
Bahasa Arab Dasar 9: Syibhul Jumlah
شِبْهُ الْجُمْلَةِ
Syibhul jumlah adalah rangkaian kata yang mirip dengan jumlah
Zhorof adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu atau tempat
Contoh:
أمَامَ, وَرَاءَ – ظَرْفُ الْمَكَانِ
بَعْدَ , قَبْلَ – ظَرْفُ الزَّمَانِ
Isim yang terletak setelah huruf jer dan zhorof maka secara umum berharokat akhir kasroh (Isim Majrur)
Contoh:
مِنَ السُوْقِ – جَرٌّ وَ مَجْرُوْرٌ
أمَامَ المَنْزِلِ – ظَرْفٌ وَ مَجْرُوْرٌ
Bahasa Arab Dasar 10: Isim Mufrod Dan Mutsanna
أَقْسَامُ الاِسْم
تَقْسِيْمُ الاِسْمِ بِالنَّظَرِ إِلَى عَدَدِه
تَقْسِيْمُ الاِسْمِ بِالنَّظَرِ إِلَى عَدَدِه
(Pembagian Isim Ditinjau Dari Segi Jumlah Bilangannya)
1. Isim Mufrod adalah Isim yang jumlah bilangannya satu
Contoh:
(Seorang mukmin) |
مُؤْْمِنٌ
|
(Seorang kafir) |
كَافِرٌ
|
2. Isim Mutsanna adalah Isim yang jumlah bilangannya dua
Contoh:
(Dua orang mukmin) |
مُؤْْمِنَانِ / مُؤْْمِنَيْن
|
(Dua orang kafir) |
كَافِرَانِ / كَافِرَيْن
|
Cara pembentukan isim mutsanna
Dengan menambahkan huruf alif dan nun atau ya dan nun pada akhir isim mufrodnya.
مُفْرَدٌ + ان/ين اِسْمٌ
Contoh:
مُؤْْمِنَانِ/ مُؤْْمِنَيْن
| <= |
مُؤْْمِنٌ + ان/ين
|
كَافِرَانِ/كَافِرَيْنِ
| <= |
كَافِرٌ + ان/ين
|
Sumber : http://badaronline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar