peluang usaha

Sabtu, 06 Juli 2013

KIMIA SMK KELAS XI SEMESTER GENAP


KELAS XI SEMESTER GENAP


RUANG LINGKUP MATERI

1.       Standar Kompetensi : Mengkomunikasikan  Senyawa Hidrokarbon dan Kegunaannya
Kompetensi Dasar :
A.      Kekhasan Atom[1]  Karbon
B.      Alkana, alkena dan Alkuna
C.      Kegunaan Senyawa Hidrokarbon
2.       Standar Kompetensi : Menentukan Perubahan Entalpi Berdasarkan konsep Termokimia
Kompetensi Dasar
A.      Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
B.      Perhitungan Perubahan Entalpi Reaksi
C.      Kalor Pembakaran Berbagai Bahan Bakar
3.       Standar Kompetensi : Mengidentifikasi Factor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
      Kompetensi Dasar
A.      Menentukan Laju reaksi dan Orde Reaksi
B.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


KEGIATAN BELAJAR 1

Standar Kompetensi : Mengkomunikasikan  Senyawa Hidrokarbon dan Kegunaannya
Kompetensi Dasar :
A.      Kekhasan Atom Karbon
B.      Alkana, alkena dan Alkuna
C.      Gugus Fungsi Senyawa Hidrokarbon
D.      Kegunaan Senyawa Hidrokarbon

Tujuan Kegiatan Belajar
Setelah kegiatan belajar peserta didik dapat:
1.   membedakan senyawa karbon organic dan senyawa karbon anorganik
2.   menuliskan rumus struktur senyawa-senyawa hidrokarbon
3.   membedakan senyawa alkana, alkena dan alkuna
4.   menuliskan nama-nama senyawa alkana
5.   menuliskan nama-nama senyawa alkena
6.   menuliskan nama-nama senyawa alkuna
7.   mendefinisikan istilah gugus fungsi
8.   membedakan beberapa jenis gugus fungsi
9.   memberikan contoh kegunaan senyawa alkana
10. memberikan contoh kegunaan senyawa alkena
11. memberikan contoh kegunaan senyawa alkuna
12. menyebutkan fraksi-fraksi minyak bumi


A.        Kekhasan Atom karbon

Atom  karbon (C)  dengan  nomor atom 6  mempunyai  susunan  elektron K = 2, L = 4. C mempunyai 4 elektron valensi dan dapat mernbentuk empat ikatan kovalen serta dapat digambarkan dengan rumus Lewis.  Sebagai contoh, dapat dilihat molekul CH4 (metana) yang memiliki diagram yang cukup sederhana dibawah ini.





Selain itu kemampuan diatas, atom karbon juga dapat membentuk ikatan dengan atom karbon lain untuk membentuk rantai karbon yang terbuka, terbuka bercabang dan tertutup.

Klasifikasi Senyawa hidrokarbon.
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen. Senyawa-senyawa karbon lainnya dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon ini. Hidrokarbon dapat dibagi menjadi dua kelompok utama : hidrokarbon alifatik dan hidrokarbon aromatik. Termasuk di kelompok pertama adalah senyawa yang berantai lurus, berantai cabang dan rantai melingkar. Kelompok kedua, hidrokarbon aromatik, biasanya mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil.

Senyawa Karbon Organik dan Anorganik

            Senyawa karbon  terutama ditemukan dalam suatu organisme ( tumbuhan dan hewan), sisa-sisa organismeseperti batu-bara, minyak bumi dan gas alam. Sehingga terdapat istilah karbon organic .Penamaan ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada mulanya  senyawa – senyawa tersebut hanya dapat dihasilkan oleh organisme. Paham pada saat itu adalah paham vitalisme, diperlukan daya hidup untukmembentuk senyawa organik.
            Senyawa-senyawa yang tidak termasuk senyawa organic yakni senyawa yang tidak harus berasal dari mahluk hidup, melainkan dari  mineral-mineral dikulit bumi. Contoh senyawa karbon anorganik adalah oksida karbon ( CO dan CO2) serta karbonat- karbonat.
            Paham vitalisme tidak dapat diterima lagi  setelah pada tahun 1828 , Friederic Wohler, seorang ahli kimia bangsa Jerman, berhasil membuat urea ( suatu zat organic yang terdapat dalam urine mamalia ) dari ammonium sianat  ( suatu senyawa anorganik )./

Karbon Organik
Karbon Anorganik
   membentuk ikatan kovalen
   dapat membentuk rantai karbon
   non elektrolit
   reaksi berlangsung lambat
   titik didih dan titik lebur rendah
   larut dalam pelarut organik

   membentuk ikatan ion
   tidak dapat membentuk rantai karbon
   elektrolit
   reaksi berlangsung cepat
   titik didih dan titik lebur tinggi
   larut dalam pelarut pengion



A.                  Alkana, alkena dan Alkuna

Berdasarkan kelipatan ikatan karbon-karbonnya, hidrokarbon alifatik masih dapat dibedakan lagi menjadi dua sub-kelompok, yakni hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon, serta hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua, atau ikatan rangkap tiga.
1. Alkana (CnH2n+2)
2. Alkena (CnH2n)
3. Alkuna (CnH2n-2)







Alkana

Suku ke
Rumus Molekul
Nama
Titik Didih
(°C/1 atm)

Massa 1 mol
dalam g

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

CH4
C2H6
C3H8
C4H10
C5H12
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
C10H22

metana
etana propana
butana
pentana
heksana
heptana
oktana
nonana
dekana

-161
-89
-44
-0.5
36
68
98
125
151
174

16
30
44
58
72
86
140
114
128
142


Ciri-ciri alkana

      Merupakan hidrokarbon jenuh (alkana rantai lurus dan siklo/cincin alkana)
      Disebut golongan parafin : affinitas kecil (=sedikit gaya gabung)
      Sukar bereaksi
      C1 – C4 : pada Tdan P normal adalah gas
      C4 – C17 : pada T dan P normal adalah cair
      > C18 : pada T dan P normal adalah padat
      Titik didih makin tinggi : terhadap penambahan unsur C
      Jumlah atom C sama : yang bercabang mempunyai TD rendah
      Kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
      BJ naik dengan penambahan jumlah unsur C
      Sumber utama gas alam dan petroleum

Penggunaan alkana

      Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta, cat, semir, ban)
      Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases)
      Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis.


Tata nama alkana

Aturan tata nama yang diterbitkan IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry).
1.   Menentukan rantai utama (rantai induk) yaitu rantai karbon berurutan yang terpanjang dalam suatu molekul. Nama rantai utama sesuai dengan nama alkana . Misal jika rantai utama terdiri atas 6 atom karbon maka nama alkananya adalah heksana
2.   Atom karbon diluar rantai utama berperan sebagai gugus alkil. Gugus alkil merupakan cabang dari rantai utama. Gugus alkil, biasa diberi tanda -R (dari kata radikal), dan mempunyai rumus umum -CnH2n+1 . Nilai n adalah jumlah atom karbon yang ada pada senyawa tersebut. Gugus alkil merupakan alkana yang kekurangan 1 atom H. Nama gugus alkil sesuai dengan nama alkananya tetapi akhiran –ana diganti -il

Gugus alkyl  CnH2n+1

-CH3   atau      -CH3                    Metil
-C2H5   atau     -CH2-CH3           Etil
3.   Setiap atom karbon pada rantai utama menempati posisi tertentu yang dinyatakan dengan nomor. Penomoran diatur dengan prioritas agar cabang mendapatkan nomor kecil. Penomoran dapat dilakukan baik dari ujung kiri ataupun kanan dari suatu senyawa hidrokarbon.
4.   Jika senyawa memiliki cabang  lebih dari satu jenis alkyl yang sama, maka jumlah gugus alkyl ini disebutkan dalam bahasa yunani di=2, tri=3, tetra =4 dan sebagainya.
5.   Nama senyawa alkana dengan urutan : nomor posisi alkyl, nama gugus alkyl, nama alkana.

Contoh :

5            4           3          2         1
CH3      CH2       CH      CH      CH3               2,3 dimetil pentana

                            CH3    CH3





CH3




3
  2
1

CH3
CH2
CH2
CH3

                                                                                                                                                       



                                                                    
2,3 dimetil heptana
                                                                                           
CH2
CH2
CH2
CH3
                                                           
4
5
6
7

           

             CH3     CH3    CH3

CH3      CH       CH      CH       CH2      CH3        2,3,4 trimetil heksana
1            2          3          4          5            6


Alkena

Alkena tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C yang berurutan. Jadi rumus umumnya mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana karena itu rumus umumnya menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n

Tata Nama Senyawa Alkena
      Nama senyawa alkena sama dengan nama alkena tetapi akhiran ana diganti dengan akhiran ena. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyebutan nama senyawa alkena :
1.       Penomoran senyawa alkena dengan prioritas ikatan rangkap dari senyawa mendapatkan nomor kecil.
2.       Jika jumlah ikatan rangkap dari senyawa alkena lebih dari satu, maka disebutkan sebagai alkadiena , alkatriena dan seterusnya.
3.       Urutan penyebutan nama : nomor gugus alkil, nama gugus alkil, nomor posisi ikatan rangkap, nama alkena.

Contoh :
             CH3                 CH3
6             5         4          3          2          1
CH3      CH       CH      CH       CH      CH3        2.3,4,5  tetrametil 2 heptena

                          CH3                 CH3

Lima suku pertama alkena

Suku ke
rumus struktur
nama

2
3
4
5
6
CH2 = CH2
CH2 = CH - CH3
CH2 = CH - CH2 - CH3
CH2 = CH - CH2 - CH2 - CH3
CH2 = CH - CH2 - CH2 -CH2 - CH3
etena
propena
1-butena
1-pentena
1-heksena

Ciri-ciri alkena
􀁸   Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
􀁸   Alkena = olefin (pembentuk minyak)
􀁸   Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur) : 2-metil-2- butena
􀁸   Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
􀁸   Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3 – 34%)
􀁸   Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses cracking

Penggunaan etena
􀁸   Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
􀁸   Untuk memasakkan buah-buahan
􀁸   Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)

Alkuna

Alkuna merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam tiap molekulnya mengandung satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang berurutan. Untuk membentuk ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6 elektron, sehingga tinggal satu electron pada tiap-tiap atom C tersisa untuk mengikat atom H. Jumlah atom H, yang dapat diikat berkurang dua, maka rumus umumnya menjadi CnH2n+2 - 4H = CnH2n-2
Seperti halnya alkena, alkuna juga mempunyai suku pertama dengan harga n = 2, sehingga rumus molekulnya C2H2, sedang rumus strukturnya H - C = _C - H. Senyawa alkuna tersebut mempunyai nama etuna atau dengan nama lazim asetilena. Asetilena merupakan suatu gas yang dihasilkan dari reaksi senyawa karbida dengan air dan banyak digunakan oleh tukang las untuk menyambung besi. Reaksinya adalah sebagai berikut :
CaC2 (s) + 2 H20 (l) 􀃆 C2H2 (g) + Ca(OH)2 (aq)
Tata nama alkuna sama dengan alkana atau alkena, bagian pertama menunjuk pada jumlah sedang bagian kedua adalah akhiran - una, tetapi suku pertamanya juga mempunyai n = 2 seperti alkena.
Etuna merupakan suku alkuna satu-satunya yang dapat dibuat. Suku suku alkuna lain sering diberi nama atau dianggap sebagai turunan etuna. Jadi propuna disebut metil asetilena.
Seperti pada alkana, suku-suku rendah pada alkena dan alkunapun hanya mempunyai satu rumus struktur, tetapi pada suku ketiga (jangan lupa harga n-nya 4) dapat kita tuliskan lebih dari satu rumus struktur.

Tata nama senyawa alkuna :

            Nama senyawa alkuna sesuai dengan nama alkena akan tetapi akhiran ena diganti dengan una.
 Contoh :

                                CH3     CH3

CH3      C       C      CH       CH     CH3    CH3         4,5  dimetil 2  heptana
1            2       3          4        5         6         7

Ciri-ciri alkuna

􀁸   Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga
􀁸   Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif
􀁸   Pembuatan : CaC2 + H2O 􀃆 C2H2 + Ca(OH)2
􀁸   Sifat-sifat :
► Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
► Suatu gas, tak berwarna, baunya khas

􀁸   Penggunaan etuna :
► Pada pengelasan : dibakar dengan O2 memberi suhu yang tinggi (± 3000oC), dipakai untuk mengelas besi dan baja
► Untuk penerangan
► Untuk sintesis senyawa lain

Pembuatan alkuna
􀁸 Dehidrohalogenasi alkil halida
􀁸 Reaksi metal asetilida dengan alkil halida primer  


Latihan soal
1.   Apakah yang dimaksud dengan karbon organic dan karbon anorganik ? Berikan contohnya masing-masing
2.   Jelaskan perbedaan jenis ikatan karbon-karbon pada senyawa alkana, alkena dan alkuna.
      Bagaimana reaktivitas dari senyawa alkan, alkena dan alkuna ?
3.   Buatlah struktur senyawa berikut :
      a. 2,3-dimetil butana
      b. 2,2,3-trimetil pentana
      c. 3-etil-2,2,4,6-tetrametil oktana
4.   Buatlah struktur senyawa dari 3-etil-2,2,4-trimetil heptana, kemudian tentukan dan tunjukkan atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener dari senyawa tersebut.
5.   Buatlah struktur dari senyawa berikut :
      a. 2-pentena
      b. 3,4,4-trimetil-1-pentena
      c. 3-isopropil-1-pentena
6.   Tuliskan struktur dari senyawa :
      a. 3-metil-1-butuna
      b. 4,5-dimetil-2-heksuna
      c. 3-metil-1-butuna
7.   Berikan contoh penggunaan senyawa-senyawa alkana
8.   Berikan contoh-contoh penggunaan senyawa alkena
8.   Tulislah reaksi pembakaran asetilena. Berapa liter gas oksigen ( T, P ) diperlukan dan berapa liter gas karbon dioksida dihasilkan ( T, P ) pada pembakaran sempurna 5 liter gas asetilena ?


B.      Gugus Fungsi Senyawa Hidrokarbon

            Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom  yang menyebabkan karakteristik  khusus pada senyawa dengan gugus fungsi tersebut. Gugus fungsi tidak hanya berupa atom atau kelompok atom, tetapi berupa ikatan antar atom C baik ikatan rangkap dua maupun ikatan rangkap 3.
            Senyawa karbon dengan gugus fungsi tertentu mempunyai sifat tertentu pula, sehingga senyawa senyawa karbon dapat dipelajari secara sistematis dengan  mengelompokkan berdasar gugus fungsinya.


           
Daftar Gugus Fungsi Untuk berbagai Golongan Senyawa Hidrokarbon.

Golongan
Gugus Fungsi
Rumus Umum
Contoh
Nama
Alcohol/ alkanol

Eter



Aldehida




Keton



Asam Karboksilat



Ester
     OH


     O    
     
       O

      C      H


       O

       C    


        O

       C     OH

        O

       C     OR

R    OH


R     O     R

        O

R     C     H     


        O

R     C     R


      O

R    C   OH

       O

R    C    OR


CH3     OH


CH3     CH2     O      CH3

             O

CH3      C        H


             O

CH3      C       C2H5


              O

C2H5     C     OH

             O

CH3      C      OC3H7
Metanol


Etil metil eter



Etanal(asetaldehida}




Etil metil keton    
 ( butanon)



Asam propanoat



Etil Propanoat



D.        Kegunaan Senyawa Hidrokarbon

Minyak Bumi

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak  bumi.
 Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi adalah campuran dari berbagai jenis hidrokarbon.

Komposisi minyak bumi

Minyak mentah (petroleum) adalah campuran kompleks, terutama terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam.
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:
1.   Alkana. Fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah.
2.   Siklo alkana (napten) CnH2n Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
3.   Aromatik CnH2n -6 Aromatik memiliki cincin 6 (enam). Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam bensin
      - Memiliki harga anti knock yang tinggi
      - Stabilitas penyimpanan yang baik
      - Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)
Fraksi minyak bumi

Minyak mentah (crude oil) sebagian besar tersusun dari senyawa-senyawa hidrokarbon jenuh (alkana). Adapun hidrokarbon tak jenuh (alkena, alkuna dan alkadiena) sangat sedikit dkandung oleh minyak bumi, sebab mudah mengalami adisi menjadi alkana. Oleh karena minyak bumi berasl dari fosil organisme, mak minyak bumi mengandung senyawa-senyawa belerang (0,1 samapai 7%), nitrogen (0,01 sampai 0,9%), oksigen (0,6-0,4%) dan senyawa logam dalam jumlah yang sanagt kecil. Minyak mentah dipisahkan menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui proses destilasi (penyulingan).


Skema hasil penyulingan minyak bumi

Tabel Hasil destilasi bertingkat minyak bumi

Range Titik
Didih (0C)

Banyaknya
atom
karbon

Nama

Penggunaan
Dibawah 30
1-4
Fraksi gas

Bahan bakar pemanas
30-180
5-10
Bensin
Bahan bakar mobil
180-230
11-12
Minyak
tanah
Bahan bakar jet
230-305
13-17
Minyak gas
Bahan bakar diesel,
pemanas

305-405
18-25
Minyak gas
berat
Bahan bakar pemanas

Bensin

            Bensin merupakan salah  satu fraksi penting dari minyak bumi.
Bensin dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain yaitu ;
1. Penyulingan langsung dari minyak bumi (bensin straightrun), dimana kualitasnya tergantung pada susunan kimia dari bahan-bahan dasar. Bila mengandung banyak aromatik-aromatik dan napthen-naphten akan menghasilkan bensin yang tidak mengetok (anti knocking). Namun jika bensin mengandung lebih banyak senyawa hidrokarbon rantai lurus, maka menimbulkan knocking yang hebat
2.   Merengkah (cracking) dari hasil-hasil minyak bumi berat, misalnya dari minyak gas dan residu.
3.   Merengkah (retor ming) bensin berat dari kualitas yang kurang baik.
4.   Sintesis dari zat-zat berkarbon rendah.

Bensin biasanya digunakan sebagai  bahan bakar motor. Ketukan pada motor bensin disebabkan karena “self ignition”, dimana pembakaran terjadi terlalu cepat sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Makin banyak ketukan, makin berkurang efisiensi penggunaan bahan bakardan dapat merusak mesin.
Mutu bahan bakar bensin ditentukan oleh banyaknya ketukan dan dinyatakan dengan bilangan oktana. Makin baik mutu bensin makin besar bilangan oktana. Apabila perilaku dari masing-masing komponen bensin ditweliti, ternyata bahwa n- heptana memberikan ketukan paling banyak dan diberi angka oktana nol . “ Isooktana ( 2,2,4 trimetil pentane), menimbulkan ketukan paling sedikit dan diberi angka oktana 100. Premik mempunyai nilai oktana 92 yang berarti bahan bakar ini setara dengan campuran 92 % volume isooktana dan 8 % volume n- heptana.
Alkana rantai lurus menimbulkan lebih banyak ketukan dibandingkan dengan alkana bercabang. Semakin banyak cabang, semakin besar bilangan oktana. Untuk menaikkan bilangan oktana, proses cracking dilakukan terhadap bensin dimana senyawa dengan rantai lurus diubah menjadi senyawa bercabang.
Bilangan oktana dapat juga dinaikkan dengan penambahan  suatu zat anti ketuk yaitu Tetra Etil Lead ( TEL ), (C2H5)4Pb. Penambahan 2-3 ml zat ini dalam 1 galon bensin dapat menaikkan bilangan oktana sebesar 15 satuan . Akan tetapi penggunaan TEL dalam bensin menmbulkan pencemaran udara, karena asap- kendaraan yang mengandung partikel timbal sangat beracun. Dibeberapa negara penggunaan TEL dilarang.
Kebutuha akan bensin lebih banyak dibandingkan dengan fraksi-fraksi lainnya. Untuk menambah produksi bensin dapat dilakukan dengan mengubah fraksi dengan titik didih lebih tinggi  menjadi bensin dengan proses cracking.



Latihan Soal

1.   Mengapa senyawa organik sering disebut sebagai senyawakarbon?
2.   Apakah perbedaan yang paling mendasar antara senyawa organik dengan senyawa anorganik?
3.   Bagaimana cara pemurnian minyak bumi ?
4.   Apa yang dimaksud dengan ketukan? Dan bagaimana hubunganantara mutu bahan bakar bensin dengan jumlah ketukan dan nilai oktana?
5.   Mengapa penggunaan zat aditif TEL dalam kendaraan bermotor akan segera ditinggalkan?
6.   Bagaimana cara mendapatkan bensin dalam minyak bumi?
7.   Fraksi hidrokarbon apakah yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar LPG dan bagaimana cara memperolehnya?
8.   Sebutkan kegunaan minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari?
9.   Bagaimana cara menghemat minyak bumi?
10. Apakah ada alternatif sebagai pengganti minyak bumi?Sebutkan dan Jelaskan!

KEGIATAN BELAJAR 2

2.   Standar Kompetensi : Menentukan Perubahan Entalpi Berdasarkan konsep Termokimia
Kompetensi Dasar
A.            Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
B.            Perhitungan Perubahan Entalpi Reaksi
C.            Kalor Pembakaran Berbagai Bahan Bakar

Tujuan Kegiatan Belajar
Setelah kegiatan belajar, peserta didik dapat
1.       menjelaskan azas kekekalan energi
2.       memberikan contoh reaksi-reaksi eksoterm
3.       memberikan contoh reaksi-reaksi endoterm
4.       mendefinisikan istilah entalpi reaksi ( Δ H)
5.       membedakan  Δ H pembentukan,  Δ H  peruraian dan Δ H pembakaran
6.       menghitung  Δ  H reaksi sesuai dengan Hukum Hess
7.       menghitung  Δ  H reaksi berdasarkan harga   Δ  H standar
8.       menghitung  Δ  H reaksi berdasarkan  energi ikatan
9.       membedakan reaksi pembakaran sempurna dan pembakaran tidak sempurna
10.    menuliskan reaksi pembakaran sempurna bahan bakar
11.    menuliskan reaksi pembakaran tidak sempurna bahan bakar


A.      REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM

Azas Kekekalan Energi
            Energi merupakan kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerjayang dimiliki oleh suatu zat. Suatu proses dapat terjadi karena adanya energi yang dimiliki zat tersebut. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi dapat mengalami perubahan dari bentuk energi tertentu menjadi energi lainnya.
            Setiap zat mempunyai energi kinetic dan energi potensial. Jumlah energi kinetic dan energi potensial dari suatu zat disebut dengan energi dalam ( U ). Energi dalam tidak dapat diukur. Yang dapat diukur adalah perubahan energi dalam ( ΔU). Perubahan energi dalam sama dengan jumlah kalor (q) dan kerja (w). Kalor (q) yang dimiliki oleh zat pada tekanan tetap disebutu juga dengan entalpi ( H).
            Perubahan entalpi ( ΔH) terjadi selama proses penambahan atau pelepasan kalor. Besarnya perubahan entalpi adalah selisih jumlah entalpi hasil reaksi dengan jumlah entalpi pereaksi.
             Δ  H  =   H produk – H reaktan
           
Termokimia
            Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang mempelajari dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan mengamati panas/termal nya . Berdasarkan perubahan panas atau suhu yang mengikutinya, reaksi dibedakan menjadi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm

Reaksi eksoterm dan endoterm
Gambar Peristiwa endoterm (kanan) dan eksoterm (kiri)

a.   Reaksi Eksoterm
Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau pada reaksi tersebut dikeluarkan panas. Pada reaksi eksoterm harga ΔH = negatif ( - )
Contoh :
C(s) + O2(g) 􀃆 CO2(g) + 393.5 kJ ; ΔH = -393.5 kJ

b. Reaksi endoterm

Pada reaksi terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi tersebut dibutuhkan panas.
Pada reaksi endoterm harga ΔH = positif ( + )
Contoh :
CaCO3(s)  →   CaO(s) + CO2(g)- 178.5 kJ ; ΔH = +178.5 kJ



Gambar Proses eksoterm dan proses endoterm


B.      PERHITUNGAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI

      Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dari semua bentuk energi yang dimiliki zat tersebut yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan entalpi (ΔH) dapat ditentukan dari jumlah kalor yang dilepaskan atau diserap oleh reaksi kimia.
Istilah yang digunakan pada perubahan entalpi :
1.   Entalpi Pembentukan Standar ( ΔHf ):
      Simbol f dari kata formation yang berarti pembentukan. ΔHf yaitu ΔH untuk membentuk 1 mol persenyawaan langsung dari unsure unsurnya yang diukur pada  keadaan standar  yaitu suhu 25 C (298 K)  dan tekanan 1 atm.
      Contoh :
      H2(g) + 1/2 O2(g)              H2O (l)            ΔHf = -285.85 kJ
      Penjelasan : 1 mol air ( H2O) terbentuk dari 1 mol unsur hidrogen ( H2) dan ½ mol unsur oksigen ( O2). Unsur hidrogen dan unsur oksigen pada kondisi standar berbentuk gas. Pada reaksi tersebut dibebaskan energi sebesar 285,85 kJ

      Pada pembentukan 1 mol gas asetilena C2H2 dari grafit ( C) dan gas hidrogen diperlukan energi sebesar 226,7 kJ. Persamaan termokimianya adalah :
      2 C(grafit)  + H2(g)            C2H2(g)          Δ Hf = + 226,7 kJ
      Penjelasan : C pada kondisi standar berbentuk grafit.

2.   Entalpi Penguraian (  Δ Hd, dari kata decompotition  atau peruraian).
      Δ Hd yaitu  ΔH    dari    penguraian 1 mol    persenyawaan    langsung   menjadi     unsur-unsurnya   (= Kebalikan dari ΔH pembentukan).
      Contoh : H2O(l)             H2(g) + 1/2 O2(g) ; ΔH = +285.85 kJ.
3.   Entalpi Pembakaran Standar ( ΔHc ).
      Subskrip c berasal dari kata combustion atau pembakaran. ΔHc yaitu ΔH untuk membakar 1 mol persenyawaan dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atm.
      Contoh: CH4(g) + 2O2(g)              CO2(g) + 2H2O(l) ; ΔHc = -802 kJ.

4.   Entalpi Reaksi:
      ΔH dari suatu persamaan reaksi di mana zat-zat yang terdapat dalam persamaan reaksi dinyatakan dalam satuan mol dan koefisien-koefisien persamaan reaksi bulat sederhana.
      Contoh: 2Al + 3H2SO4          Al2(SO4)3 + 3H2 ; ΔH = -1468 kJ

Contoh Soal

1.   Diketahui    Δ Hd C2H4(g)     = + 52,5 kJ/mol
      a.  Tuliskan persamaan termokimia peruraian C2H4
      b.  Tuliskan persamaan termokimia pembentukan C2H4
      c.  Tentukan    Δ H untuk pembentukan 4 mol C2H4
      Jawab :
a.       Persamaan termokimia peruraian  C2H4
      C2H4          2C(grafit)   + 2H2(g)       Δ H =  + 52,5kJ
b.                               Persamaan termokimia pembentukan C2H4
      2C(grafit) +  2H2(g)           C2H4        Δ H = - 52,5 kJ
      c.   Δ H pembentukan 4 mol C2H4 = 4 mol x ( - 52,5 kJ/mol ) = - 210 kJ
                         
2.   Diketahui    Δ Hf H2O(l) = + 286 kJ/mol
      a.   Tentukan persamaan termokimia untuk peruraian H2O
      b.   Tentukan   Δ H untuk pembentukan 9 gram H2O  ( Mr H2O = 18)

3.   Diketahui  Δ Hc C3H8(g) = - 1220 kJ/mol
      a.   Tuliskan persamaan termokimianya
      b.   Tentukan  Δ H untuk pembakaran 4,4 gram C3H8 ( Mr = 44)


Perhitungan ΔH Reaksi

1.       Berdasarkan Hukum Hess
            Kalor reaksi yang dilepaskan atau diserap oleh suatu reaksi tidak tergantung pada jalannya reaksi , tetapi tergantung pada keadaan zat-zat yang bereaksi dan zat-zat hasil reaksi.
            Jadi hukum Hess dapat digunakan untuk menghitung besarnya perubahan entalpi pada suatu reaksi  tertentu dengan menentukan keadaan awal dan keadaan akhir reaksi.
            Diketahui diagram siklus sebagai berikut :



Maka reaksinya bisa digambarkan sebagai berikut :

Jadi ΔH3 = ΔH1 + ΔH2  


Contoh soal :
Tentukan perubahan entalpi (   Δ H)  dari reaksi :
      S(g)    +  3/2 O2(g)         SO3(g)
Bila diketahui :
      S(g)   + O2(g)         SO2(g)        Δ H = - 297 kJ/ mol………….(i)
      SO3(g)              SO2(g)     + ½ O2(g)                     Δ  H = -99 kJ/mol …..(ii)
Jawab
Reaksi :
      S(g)    +  3/2 O2(g)         SO3(g)
Tahap reaksi (i) dan (ii) harus disusun sedemikian  rupa sehingga kalau dijumlahkan akan sama dengan persamaan reaksi yang diharapkan. Agar SO3 berada disebelah kanan, maka reaksi tahap (ii) harus dibalik. Sedang reaksi tahap (i) tidak perlu di ubah.
Hasil pengaturan reaksi adalah sebagai berikut :
      S(g)   +       O2(g)            SO2(g)            Δ H = - 297 kJ/ mol………….(i)
      SO2(g) + ½ O2(g)            SO3(g)            Δ H =   +99 kJ/mol ………….(ii) +

      S(g)    +  3/2 O2(g)         SO3(g)                     Δ H = - 198 kJ/ mol


2. Perhitungan Entalpi ReaksiBerdasarkan Harga ΔHf (Entalpi Pembentukan Standar )
            Perubahan entalpi reaksi ditentukan berdasarkan selisih dari perubahan entalpi  pembentukan produk dan perubahan entalpi pembentukan pereaksi.

      ΔH = ΣΔHf (Produk) - ΣΔHf (Pereaksi)

Contoh :
Tentukan perubahan entalpi standar untuk reaksi pembakaran 1 mol etana menurut reaksi
      C2H6(g)   +  7/2 O2(g)           2 CO2(g)  + 3 H2O(g)
Bila diketahui :
      Δ Hf CO2(g)  = - 394 kJ/mol                       ΔHC2H6(g) = - 85 kJ/mol
      Δ Hf H2O(g)  = - 286 kJ/mol                       ΔHO2(g) =  0 kJ/mol
Jawab :
      ΔH = ΣΔHf (Produk) - ΣΔHf (Pereaksi)
            = ( 2x Δ Hf CO2(g) + 3x Δ Hf H2O(g) ) – (ΔHC2H6(g)  +  7/2 ΔHO2(g) )
            = ( 2x ( - 394) + 3x ( - 286)) –(( - 85) + 0))
            = ( - 788 – 958 ) + 85
            = - 1561 kJ/ mol

3. Perhitungan Entalpi Reaksi Berdasarkan Energi Ikatan
      Reaksi kimia pada dasarnya terjadi karena adanya pemutusan dan pembentukan kembali ikatan – ikatan kimia dalam suatu zat. Zat-zat pereaksi dapat bereaksi antara satu dengan lainnya setelah zat tersebut mengalami pemutusan ikatan-ikatannya. Sedangkan pada zat hasil ( produk) terjadi pembentukan ikatan kembali.

      ΔH = Σ EIkatan yang putusΣ E ikatan yang terbentuk

Contoh :
Diketahui energi ikatan  :
C = C   : 145 kkal/mol             C    C   :  83 kkal/ mol
H    H   : 104 kkal / mol          C    H   : 99 kkal/ mol
Tentukan   Δ H dari reaksi :
       H     H                                               H      H

       C     C     +    H     H                   H    C      C     H 

       H     H                                                H      H

Jawab :
Pada pereaksi terjadi pemutusan ikatan :
      1 x  C = C  ; energi ikatan = 145 kkal/mol
      4 x  C    H  ; energi ikatan =  4 x 99 kkal/ mol
      1 x  H    H  ; energi ikatan = 1 x  104 kkal/ mol
Jumlah energi pada pemutusan ikatan ; ( 145 + 396 + 104 ) = 645 kkal/ mol

Pada produk terjadi pembentukan ikatan :
      1 x  C     C ; energi ikatan = 83 kkal/ mol
      6 x  C     H ; energi ikatan = 594 kkal/ mol
Jumlah energi pada pembentukan ikatan : ( 83 + 594 ) kkal/ mol = 677 kkal/ mol

Δ H  = energi pemutusan ikatan – energi pembentukan ikatan
         = ( 645 – 677) kkal/ mol
         = - 32 kkal/ mol

SOAL LATIHAN

1.             Tuliskan persamaan termokimia dari peristiwa berikut :
a.             Reaksi antara gas hydrogen dan gas oksigen membentuk  1 mol air dengan membebaskan panas sebesar 68,3 kkal.
b.             Sebanyak 2 mol gas ammonia ( NH3) terurai menjadi gas nitrogen dan gas hydrogen dengan menyerap kalor sebesar 11,04 kal
c.              Pembakaran  1 mol gas asetilena (C2H2) membentuk gas karbon dioksida dan air membebaskan panas 337 kkal

2       a.      Diketahui  ∆ Hf   H2O (g)  =   - 57,8 kkal / mol
                  Hitung kalor pembentukan  36 gram H2O (g) jika Mr H2O = 18

         b.     C6H12O6 (s)  +  6 O2 (g)                 6 CO2 (g)  +  6 H2O (l),   ∆H = -2820 kJ
                  Hitung kalor pembakaran 90 gram C6H12O6 ( Mr = 180 )

3.      CaO (s)   +  CO2 (g)          CaCO3 (s),      ∆H  = + 1018 kJ
         a.     Jelaskan reaksi  reaksi diatas berlangsung eksoterm atau endoterm.
         b.     Hitung    ∆ H  reaksi untuk membentuk  10 gram CaCO3  ( Mr = 100 )
       
4.    Bila kalor  reaksi ZnS  +  2 O2        ZnSO4   adalah 188,8 kkal. Jika kalor pembentukan ZnSO4 adalah 230,1 kkal,  tentukan kalor pembentukan ZnS

1.             1500 gram urea CO(NH2)2,  dibuat atas dasar reaksi :
CO2 (g) +  2 NH3 (g)       CO(NH2)2 (s)  +   H2O (g).
         Dari data kalor pembentukan berikut :
         CO2 (g)               :     ∆ Hf   =  - 94,05 kkal / mol
         NH3  (g)             :     ∆ Hf   =  - 11,04 kkal / mol
         H2O  (g)             :     ∆ Hf   =  - 57,80 kkal/ mol
         CO(NH2)2   (s)   :     ∆ Hf   =  - 79,63 kkal / mol
Hitung  ∆ H dari proses pembuatan urea tersebut ( Mr = 60 )

6.      Diketahui data energi ikatan rata- rata  dari : 
C         C    =    343 kJ/ mol
C         H  =    410 kJ/ mol
C        Cl    =    328 kJ/ mol
H        Cl  =    431 kJ/ mol
         C = C  =  607 kJ / mol

         Tentukan perubahan entalpi dari reaksi :
H2C = CH2   +   H- Cl          CH3 – CH2 – Cl

7.   Jika diketahui :
      C(s)  + 2 S(s)          CS2(s)          Δ H = + 82,35 kJ
      S(s)   + O2(g)           SO2(g)         Δ H = - 297,62 kJ
      C(s)   + O2(g)         CO2(g)          Δ H = - 408,80 kJ
      Hitung perubahan entalpi pembakaran CS2 menurut reaksi
      CS2(g)    +    O2(g)           CO2(g)  + SO2(g)

1.       Diketahui :
C(s)  + 2 H2(g)          CH4(g)            Δ H = - 74,9 kJ
C(s)   + O2(g)           CO2(g)           Δ H = - 393,7 kJ
H2(s)  + ½ O2 (g)          H2O(l)         Δ   H = - 285,9 kJ
Hitung perubahan entalpi  untuk reaksi :
CH4(g) + 2 O2(g)              CO2(g)  + 2H2O(l) 

2.       Diketahui:
H2(g)  +  F2(g)         2 HF        Δ H = -537 kJ
C(s)   +  2 H2(g)          CF4(g)      Δ H = -680 kJ
2C(s)   +  2 H2(g)          C2H4(g)       Δ H = 52.3 kJ
Tentukan  Δ H reaksi
C2H4(g)  + 6 F2(g)          2CF4(g)    + 4 HF(g)  


C.      KALOR PEMBAKARAN BERBAGAI BAHAN BAKAR
Pada reaksi pembakaran setiap bahan bakar menghasilkan sejumlah kalor tertentu. Nilai kalor dari berbagai bahan bakar adalah sebagai berikut :

Jenis Bahan Bakar
Komposisi (%)


Nilai Kalor (kJ/g)

C
H
O

Gas alam
Batu bara (antrasit)
Batu Bara (Bituminos)
Minyak Tanah
Bensin
Arang
Kayu
Hidrogen
70
82
77
85
85
100
50
0
23
1
5
12
15
0
6
100
0
2
7
0
0
0
44
0
49
31
32
45
48
34
18
142

            Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak selalu terbakar sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon menghasilkan karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan karbon monooksida dan uap air.


Soal Latihan
1.             Tuliskan persamaan reaksi pembakaran sempurna isooktana ( C8H18)
2.             Tuliskan persamaan reaksi pembakaran tidak sempurna isooktana.
3.             Sebutkan kerugian – kerugian  yang diakibatkan oleh pembakaran tidak sempurna kendaraan bermotor.








KEGIATAN BELAJAR 3

2.       Standar Kompetensi : Mengidentifikasi Factor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
      Kompetensi Dasar
b.       Menentukan Laju reaksi dan Orde Reaksi
c.        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Tujuan Kegiatan Belajar
Setelah kegiatan belajar, peserta didik diharapkan dapat
1.       mendefinisikan istilah laju reaksi
2.       mendefinisikan istilah orde reaksi
3.       menentukan laju rata-rata dari suatu reaksi
4.       menentukan orde reaksi dari data percobaan
5.       menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
6.       mendefinisikan istilah energi aktivasi
7.       mendefinisikan istilah katalisator

A.          Laju Reaksi Dan Orde Reaksi

Pengertian Laju Reaksi

Misal untuk reaksi : A + B    →   C + D,
Maka pada waktu reaksi berlangsung konsentrasi  A dan B akan semakin berkurang, sedangkan konsentrasi C dan D semakin bertambah.
Dengan demikian VA = - d [ A ]
                                            dt

                              VB = - d [ B ]
                                            dt

                              VC = + d [ C ]
                                             dt

                              VD = + d[ D ]
                                             dt

laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi perubahan konsentrasi reaktan atau produk dengan interval waktu terjadinya reaksi :

Laju reaksi rerata  = perubahan konsentrasi
                                 Perubahan waktu

Persamaan Umum Laju Reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi, bukan konsentrasi hasil reaksi. Jadi untuk reaksi A + B     →   C + D, persamaan umum laju reaksi adalah

V =  k[ A]m [ B]n

Keterangan

V   =  Laju reaksi
[A] =  konsentrasi zat A
[B]       =  konsentrasi zat B
m  =  orde reaksi terhadap A
n    =  orde reaksi terhadap B
k    =  tetapan laju ( konstanta )
Orde Reaksi

Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi)  dalam persamaan laju. Orde reaksi juga menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan (pereaksi) terhadap laju reaksi . Jika laju suatu reaksi berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu pereaksi
Laju = k [A]

Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Penguraian N2O5 merupakan suatu contoh reaksi orde pertama. Jika laju reaksi itu berbanding lurus dengan pangkat dua suatu pereaksi,
Laju = k[A]2
Atau berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi,

Laju = k [A][B]

Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dapat juga disebut orde terhadap masing-masing pereaksi. Misalnya dalam persamaan terakhir itu adalah orde pertama dalam A dan orde dalam B, atau orde kedua secara keseluruhan. Suatu reaksi dapat berorde ketiga atau mungkin lebih tinggi lagi, tetapi hal-hal semacam itu sangat jarang. Dalam reaksi yang rumit, laju itu mungkin berorde pecahan.


Menentukan Orde reaksi

a. Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang berjalan lambat.
Contoh :
Reaksi 2 NO + 2 H2            N2 + 2H2O berlangsung dalam 2 tahap :
I.  2 NO   +  H2      N2O   + H2O      ( lambat )
II.  N2O  +  H2      N2  + H2O  ( cepat )
Tentukan orde reaksi dan persamaan laju reaksinya

Jawab
Orde reaksi diambil dari koefisien tahap yang paling lambat yaitu pada tahap I
I.  2 NO   +  H2      N2O   + H2O      ( lambat )
 Maka orde reaksi terhadap NO  =  2
Orde reaksi terhadap H2  = 1
Orde reaksi total =  2 + 1 = 3
Maka persamaan laju reaksi adalah V = k  [NO]2  [H2 ]1

b. Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalui eksperimen, konsentrasi salah satu zat tetap dan konsentrasi zat lain berubah.
Contoh :
Reaksi :  P +  Q  + R           X  + Y  diperoleh data percobaan sebagai berikut :


[P]

[Q]
[R]
Waktu

1
2
3
4
5

0,1
0,1
0,2
0,1
0,1

0,1
0,1
0,1
0,2
0,3

0,2
0,3
0,2
0,2
0,3
6 menit
6 menit
3 menit
3 menit
2 menit
orde reaksi terhadap P, dicari dengan melihat konsentrasi [Q] dan [R] yang tetap. Dari data (1) dan (3) dari konsentrasi [Q] dan [R] tetap, [P] dinaikkan dua kali.
Jadi reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat. 2m = 2  maka  m = 1

 Orde reaksi terhadap Q, lihat konsentrasi [P] dan [R] yang tetap yakni sebagai berikut.
Data (4) dan (5)  berarti 1,5 kali lebih cepat
Data (1) dan (4)  berarti 2 kali lebih cepat
Data (1) dan (5)  berarti 3 kali lebih cepat


B.      Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain konsentrasi, sifat zat yang bereaksi, suhu dan katalisator.

Teori Tumbukan
            Teori tentang tumbukan didasarkan atas teori kinetik gas yang mengamati tentang bagaimana suatu reaksi kimia dapat terjadi. Menurut teori tersebut kecepatan reaksi antara dua jenis molekul A dan B sama dengan jumlah tumbukan yang terjadi per satuan waktu antara kedua jenis molekul tersebut. Jumlah tumbukan yang terjadi persatuan waktu sebanding dengan konsentrasi A dan konsentrasi B. Jadi makin besar konsentrasi A dan konsentrasi B akan semakin besar pula jumlah tumbukan yang terjadi.
 Tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi sebab ada energi tertentu yang harus dilewati (disebut energi aktivasi = energi pengaktifan) untak dapat menghasilkan reaksi. Reaksi hanya akan terjadi bila energi tumbukannya lebih besar atau sama dengan energi pengaktifan (Ea).
Energi pengaktifan (= energi aktivasi) adalah jumlah energi minimum yang dibutuhkan oleh molekul-molekul pereaksi agar dapat melangsungkan reaksi.
Berdasarkan teori tumbukan , factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dapat dijelaskan sebagai berikut :

Konsentrasi
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.

Luas Permukaan sentuh
Zat-zat dengan luas permukaan lebih besar lebih sering mengalami tumbukan. Dengan demikian bentuk serbuk dengan massa  yang sama  bereaksi lebih cepat dibanding bentuk keping atau lempengan.

Suhu
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar.

Katalisator
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi yang mempunyai tujuan memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.


Latihan soal

1.       Sebutkan  factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
2.       Jelaskan istilah :
a.       Energi aktivasi
b.       Katalisator
3.       Mengapa reaksi berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi
4.       Mengapa batu pualam dalam bentuk serbuk bereaksi lebih cepat dengan HCl 3 M dibandingkan bentuk keping dengan konsentrasi HCl yang sama ?
5.       Untuk reaksi  A  +  B          hasil
Diperoleh data sebagai berikut :

No
[A] M
[B] M
V ( M/dt)
1
2
3

0,1
0,1
0,2

0,1
0,2
0,2

0,01
0,02
0,08

Tentukan
a.       orde reaksi terhadap A
b.       orde reaksi terhadap B
c.        tetapan laju reaksi
d.       persamaan laju reaksi



EVALUASI AKHIR SEMESTER

Standar Kompetensi  : Senyawa Karbon dan Kegunaannya, Perubahan Entalpi Reaksi berdasarkan Konsep Termokimia, Faktor factor yang mempengaruhi Laju Reaksi.


1.        CH3 − CH2 – CH – CH3      Nama dari senyawa hidrokarbon di samping adalah ... .
              |                              a.   n heptrana                                               d.  2 metil pentana
           CH3                           b.   2 metil butana                                        e.  3 metil pentana
                                             c.   3 metil butana
2.        Senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap 3 disebut dengan ... .
a.       Alkana                                                            d.    Sikloalkana
b.       Alkena                                                            e.    Senyawa anomatis
c.        Alkuna
3.                                      CH3
                                |
CH3 − CH = CH – C – CH3
                                |
                             CH3
Nama senyawa dengan rumus struktur di atas adalah ... .
a.       n heptana                                                        d.    4, 4 dimetil 2 pentana
b.       n heptena                                                        e.    2, 2 dimetil 3 pentena
c.        3 trimetil butena
4.        Senyawa dengan nama “2, 2, 3 trimetil heksana” merupakan isomer dari ... .
a.       n heksana                                                        d.    2 nonana
b.       n heptana                                                        e.    n dekana
c.        n oktana
5.        Pembakaran senyawa hidrokarbon berikut biasa digunakan untuk pengelasan ... .
a.       C2H2                                                                d.    KClO3
b.       C3H8                                                                e.    n heptana
c.        CaCO3
6.        Reaksi pembakaran berikut menunjukkan pembakaran gas propana ... .
a.       CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
b.       2 C2H2 + 5 O2 → 4 CO2 + 2 H2O
c.        C3H8 + 5 O2 → 3 CO2 + 4 H2O
d.       C2H6 +  O2 → 2 CO2 + 3 H2O                  CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
e.        C3H6 +  O2 → 3 CO2 + 3 H2O            CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O

7.        Propana dan butana merupakan kandungan utama dari ... .
a.       Gas Elpiji (LPG)                                             d.    Minyak disel
b.       Bensin                                                             e.    Aspal
c.        Minyak tanah
8.        Senyawa penyusun utama bensin adalah ... .
a.       n pentana                                                        d.    n oktana
b.       n heksana                                                        e.    n nonana
c.        n heptana
9.        Bilangan Oktana adalah istilah yang berkaitan dengan ... .
a.       Jenis-jenis ikatan                                             d.    Jumlah atom C dalam rantai karbon
b.       Jenis-jenis bahan bakar                                   e.    Jumlah cabang dalam rantai karbon
c.        Mutu bensin

10.    Senyawa berikut ditambahkan pada bensin untuk mengurangi knocking ... .
a.       Belerang                                                          d.    TEL (Tetra Etil Timbal)
b.       Karbon dioksida                                             e.    Metanol
c.        Solar
11.    Pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi didasarkan pada perbedaan ... .
a.       Titik didih                                                       d.    Rektivitas
b.       Tekanan                                                          e.    Wujud zat
c.        Kelarutan

12.  Reaksi C3H8(g)   + 5 O2(g)             3CO2(g) + 4 H2O(l)      H = x kkal. Maka x dapat disebut sebagai ......
      a.   Kalor pembentukan CO2                                 d.   Kalor netralisasi C3H8
      b.   Kalor pembentukan H2O                                e.   Kalor pembakran C3H8
      c.   Kalor pembentukan CO2 dan H2O

13. Entalpi pembentukan NH4Cl(s) pada keadaan standard adalah – 314,4 kJ/mol, persamaan termokimianya adalah ......
      a.   NH3(g)  +  HCl(g)          NH4Cl(g)                        Δ H  =  - 314,4 kJ
      b.   NH4+ (g) + Cl- (g)              NH4Cl(g)                   Δ H  = - 314,4 kJ
      c.   N2(g) + 4 H2(g) + Cl2(g)             2 NH4Cl            Δ H  = - 628,8 kJ
      d.   NH3(g) + ½ H2(g)  + ½ Cl2(g)          2 NH4Cl      Δ H  = - 314,4 kJ
      e.   N2(g) + 3 H2(g) + 2 HCl (g)             2 NH4Cl       Δ H  = - 628,8 kJ

13. Pada reaksi : H2  (g)  +  Cl2 (g)               2HCl (g)    H = - 184 Kj
            H pembentukan gas HCl adalah :
            a.    - 92 Kj/mol, eksoterm
a.       - 92 Kj/mol, endoterm
b.       + 92 Kj/mol, eksoterm
c.        - 184 Kj/mol, eksoterm
d.       + 184 Kj/mol, endoterm

14. Diketahui reaksi : H2O (l)                H2O (g)      H = +40 Kj
      Kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1,8 gram H2O (ArH = ArO = 16) adalah
      a.    2 Kj                                                           d.   8 Kj
a.       4 Kj                                                           e.    10 Kj
b.       6 Kj

15. Diketahui : Hf0 CS2 = + 88 kj/mol
Hf0 SO2 = - 297 kj/mol
Hf0 CO2 = - 394 kj/mol
      Maka H pembakaran standard CS2 dengan reaksi CS2 + 3O2            CO2 + 2SO2 adalah :
            a.    - 1083 Kj/mol                                           d.   - 2076 Kj/mol
a.       - 1376 Kj/mol                                            e.    - 3376 Kj/mol
b.       - 1076 Kj/mol

15. Laju reaksi dipengaruhi oleh factor-faktor berikut, kecuali :
a.    Konsentrasi                                               d.   Suhu
a.       Luas permukaan                                       e.    Katalis
b.       Tekanan

16. Diantara reaksi dibawah ini yang berlangsung paling cepat adalah :
a.    Serbuk seng + 0,1 M HCl                         d.   Butiran seng + 0,5 M HCl
a.       Lempeng seng + 0,1 M HCl                     e.    Lempeng seng + 0,5 M HCl
b.       Serbuk seng + 0,5 M HCl

17. Diketahui data percobaan untuk reaksi : A (g)  + B (g)            AB (g)
        Percobaan
{A} M
{B} M
V{M/dt}
1
2
3
0,1
0,2
0,1
0,1
0,1
0,2
20
40
80
      Orde reaksi terhadap zat A adalah :
       a.   0                                                          d.   3
       b.   1                                                          e.    4
       c.   2

18. Reaksi  2 NO  +  2 H2               N2  + 2 H2O berlangsung dalam 2 tahap :
I.   2 NO + H2                N2O  +   H2O ( lambat)
II   2 N2O +  H2              N2 + H2O  ( cepat )
Orde reaksi totalnya adalah ….
a.  0                                                                 d.  3
b.  1                                                                 e.  4
c.  2

19. Pada kenaikan suhu 10  C kecepatan reaksi menjadi 2 kali lebih cepat. Jika reaksi berlangsung pada suhu awal 30 C, maka kecepatan reaksinya pada suhu 60 C menjadi…
a.  4 kali                                                           d.  16 kali
b.  8 kali                                                          e.  32 kali
c.  10 kali

20. Kenaikan suhu akan memperbesar laju reaksi karena   pertambahan ...
a.   Energi aktivasi
b.   Konsentrasi zat pereaksi
c.   Energi kinetik molekul pereaksi
d.   Tekanan
e.   Luas permukaan zat pereaksi


22. Energi katalis adalah ...
a.   Energi tabrakan yang menghasilkan reaksi
b.   Energi minimum yang diperlukan untuk bereaksi
c.   Energi kinetik molekul-molekul yang bereaksi
d.   Energi yang dihasilkan dari suatu reaksi
e.   Energi tambahan supaya zat bisa bereaksi

23. Faktor berikut akan menambah laju reaksi, kecuali
a.   Pada suhu tetap ditambah katalis
b.   Pada suhu tetap, tekanan diperbesar
c.   Pada suhu tetap, volume diperbesar
d.   Pada volume tetap ditambah zat pereaksi


24. Pada percobaan laju reaksi sebagai berikut :
1).  5 g keping seng, 2M, 300C
2).  5 g butiran seng, 2M, 300C
3).  5 g serbuk seng, 4M, 300C
4).  5 g serbuk seng, 4M, 400C
5).  5 g keping seng, 4M, 400C
Manakah yang mempunyai laju reaksi yang paling cepat :
a.   1
b.   2
c.   3
d.   4
e.   5

25. Diketahui reaksi 2A + B2           2AB. Pengaruh perubahan konsentrasi awal pereaksi A dan B2 adalah seperti grafik berikut :


        v                                                               v




                             [ A ]                                                           [ B2 ]

Reaksi tersebut tergolong orde ke ……
a.       0                                        d.   2
b.       1                                        e.   3
c.        1,5




























Anonymous:
tq bro, klo bisa tambh lagi ya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar